JAKARTA - PT Pertamina New & Renewable Energy, melalui anak usahanya, Pertamina Geothermal, telah menerima tawaran dari Pemerintah Kenya untuk mengembangkan proyek pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) di daerah Longonot dan Suswa. Penawaran ini menunjukkan potensi kerja sama internasional yang semakin kuat dalam bidang energi terbarukan, terutama dalam pemanfaatan sumber daya panas bumi yang berlimpah di Benua Afrika.
Kolaborasi Strategis di Afrika
Direktur Keuangan PT Pertamina New & Renewable Energy, Nelwin Aldriansyah, menyatakan bahwa Pertamina Geothermal akan bekerja sama dengan dua perusahaan Kenya, yaitu Electricity Generating Company PLC (KenGen) dan Geothermal Development Company (GDC). "Kita memang ada penawaran dari pemerintah Kenya untuk mengembangkan beberapa proyek geothermal baru," kata Nelwin saat menghadiri acara "Indonesia Green Energy Investment Dialogue 2025" yang diselenggarakan oleh Katadata di St. Regis, Jakarta.
Kerja sama ini adalah langkah strategis bagi Pertamina Geothermal, mengingat Kenya adalah salah satu negara dengan kapasitas panas bumi terpasang terbesar di dunia, saat ini mencapai sekitar 1.200 MW. Pemerintah Kenya ingin terus meningkatkan kapasitas ini, khususnya di area Longonot dan Suswa.
Tujuan Pengembangan Energi Terbarukan
Pertamina berkomitmen untuk mendukung pengembangan energi terbarukan di Kenya dengan memanfaatkan keahlian dan teknologi yang telah dikembangkan selama ini. Kenya, sebagai bagian dari negara di kawasan Afrika, memiliki sumber daya panas bumi yang melimpah namun belum sepenuhnya dimanfaatkan. "Itu yang sedang kita kaji untuk bekerjasamanya dengan pemerintah Kenya. Jadi, PGE akan bersama-sama dengan BUMN Kenya," lanjut Nelwin.
Kenya tidak hanya melihat potensi ekonomis dari pengembangan PLTP ini, tetapi juga dampak positifnya terhadap lingkungan. Proyek ini diharapkan akan mengurangi emisi karbon dan menjadikan Kenya sebagai pemimpin dalam penggunaan energi terbarukan di benua tersebut.
Pembentukan Perusahaan Patungan
Sebagai langkah konkret dalam kerja sama ini, KenGen dan GDC akan membentuk perusahaan patungan dengan Pertamina Geothermal. Perusahaan tersebut diharapkan dapat memfasilitasi transfer teknologi dan keahlian antara kedua negara, sekaligus mempercepat pembangunan fasilitas pembangkit listrik tenaga panas bumi di wilayah yang telah ditentukan.
Kerja sama semacam ini tidak hanya menguntungkan dari aspek bisnis, tetapi juga memperkuat hubungan bilateral antara Indonesia dan Kenya. Pertamina, selaku perusahaan energi besar di Indonesia, akan memanfaatkan pengalaman pengembangan panas bumi di tanah air untuk mendukung ambisi Kenya dalam memperluas kapasitas energinya.
Meski demikian, tantangan dalam pengembangan panas bumi tidaklah sedikit. Mulai dari aspek regulasi, pembiayaan, hingga tantangan teknis di lapangan. Namun, dengan adanya kemitraan strategis ini, diharapkan setiap tantangan dapat diatasi melalui kolaborasi multi-pihak yang efektif.
"Kenya dan Pertamina memiliki visi yang sama dalam memperkuat bauran energi terbarukan, oleh karena itu, kami bersemangat untuk mengeksplorasi potensi kerja sama lebih lanjut," tambah Nelwin.
Dengan semakin meningkatnya permintaan akan energi bersih dan berkelanjutan di seluruh dunia, proyek inisiatif seperti yang dijalankan oleh Pertamina dan Kenya ini merupakan langkah penting menuju masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan. Proyek ini juga menunjukkan komitmen Pertamina dalam berkontribusi terhadap penyediaan energi bersih secara global.
Dalam jangka panjang, hasil dari kerja sama ini diharapkan tidak hanya memenuhi kebutuhan energi di Kenya, tetapi juga memberikan manfaat lingkungan yang signifikan, sekaligus membuka peluang lebih besar bagi Pertamina untuk menggarap proyek serupa di negara lain.