Indonesia Menuju Ekonomi Masa Depan

Peluang Besar di Tengah Krisis Global, Indonesia Menuju Ekonomi Masa Depan

Peluang Besar di Tengah Krisis Global, Indonesia Menuju Ekonomi Masa Depan
Peluang Besar di Tengah Krisis Global, Indonesia Menuju Ekonomi Masa Depan

JAKARTA - Ketidakpastian global semakin terasa akibat kebijakan tarif baru yang diterapkan Amerika Serikat. Dampak ini menjalar ke berbagai negara, termasuk Indonesia, yang kini berhadapan dengan tantangan sekaligus peluang baru di sektor ekonomi dan perdagangan internasional.

Meski kondisi global tidak stabil, para ekonom menilai masih ada ruang bagi negara-negara berkembang untuk tumbuh. Salah satunya adalah Indonesia, yang dinilai memiliki potensi besar menjadi pusat manufaktur dan inovasi baru di kawasan Asia.

Dalam wawancara terbatas, Rabu, 29 Oktober 2025, Chief India Economist/Strategist dan ASEAN Economist HSBC, Pranjul Bhandari, mengatakan bahwa dunia sedang mencari lokasi manufaktur baru. “Saat ini saya kira dunia sedang mencari lokasi manufaktur baru,” ujarnya.

Menurut Bhandari, perubahan pola perdagangan dunia yang dipicu kebijakan tarif AS membuka peluang besar bagi negara berkembang. “Indonesia termasuk salah satu negara yang bisa menjadi tujuan utama karena memiliki sumber daya yang kuat,” tambahnya.

Manufaktur Jadi Motor Baru Ekonomi Nasional

Indonesia dinilai memiliki peluang besar di sektor manufaktur, terutama pada produk konsumsi yang diminati pasar global. “Kalau melihat ekspor Indonesia ke China, memang 100% komoditas. Tapi kalau melihat ekspor Indonesia ke Amerika Serikat, 80% adalah barang konsumsi,” jelas Bhandari.

Ia menilai, tren ini menunjukkan pergeseran arah ekspor Indonesia dari komoditas mentah ke produk bernilai tambah. Dengan demikian, sektor manufaktur bisa menjadi motor baru pertumbuhan ekonomi nasional jika dikelola dengan baik.

Menurutnya, permintaan global untuk barang konsumsi masih tinggi, sehingga potensi Indonesia untuk memperluas pangsa pasar sangat besar. “Permintaan manufaktur baru untuk barang konsumsi masih besar,” ujarnya.

Namun, Bhandari juga menegaskan bahwa peningkatan kapasitas industri dalam negeri menjadi kunci utama. “Indonesia perlu meningkatkan kapasitas sektor manufakturnya. Dan bila Indonesia bisa menarik modal asing, di titik ini manufaktur bisa naik,” kata dia.

Kondisi ini memperlihatkan bahwa investasi menjadi faktor penting dalam memperkuat daya saing industri nasional. Jika pemerintah mampu mendorong kebijakan yang mendukung investasi, sektor manufaktur dapat menjadi tulang punggung ekonomi jangka panjang.

Potensi Teknologi Digital dan AI di Indonesia

Selain manufaktur, Indonesia juga memiliki potensi besar dalam pengembangan teknologi digital dan kecerdasan buatan (AI). Managing Partner Skystar Capital, Abraham Hidayat, mengatakan bahwa Indonesia termasuk dalam jajaran negara dengan ekosistem startup yang cukup kuat.

“Kita mungkin berada di top 10–20 dunia terkait ekosistem startup,” ujarnya. Hal ini menunjukkan bahwa sektor teknologi di Indonesia memiliki fondasi yang baik untuk tumbuh lebih pesat.

Abraham menilai, sektor AI bisa menjadi salah satu pendorong ekonomi baru di masa depan. Menurutnya, dengan dukungan kebijakan pemerintah dan investasi yang tepat, Indonesia berpeluang menjadi pemain penting dalam industri teknologi global.

“Indonesia punya potensi besar soal pengembangan AI. Masih ada ruang pertumbuhan yang bisa dicapai melalui kebijakan pemerintah,” katanya.

Untuk itu, riset dan pengembangan perlu menjadi fokus utama. Abraham menyoroti masih lemahnya aspek penelitian di Indonesia dibanding negara-negara maju. “Ada alasan kenapa AS dan China berhasil melewati negara lain. Pada dasarnya pendidikan yang ditopang riset dan pengembangan merupakan tulang punggung inovasi yang terjadi di negara-negara maju ini,” ungkapnya.

Dorongan Inovasi dan Pemerataan Pengembangan Teknologi

Abraham juga menekankan pentingnya pemerataan inovasi ke berbagai daerah di Indonesia. Ia menilai, pengembangan teknologi tidak boleh hanya terpusat di kota besar seperti Jakarta atau Bandung.

“Pembangunan dan pengembangan startup AI sebaiknya dilakukan dari daerah-daerah yang berbeda,” jelasnya. Langkah ini dinilai penting untuk memastikan semua wilayah memiliki kesempatan yang sama dalam berkontribusi pada kemajuan teknologi nasional.

Menurut Abraham, penguatan bisa dilakukan melalui kolaborasi antara sektor swasta, BUMN, dan institusi pemerintah. Kolaborasi lintas sektor ini akan mempercepat terciptanya ekosistem inovasi yang lebih inklusif dan produktif.

Pemerintah juga diharapkan dapat memberikan insentif bagi industri teknologi lokal agar lebih banyak startup yang berani melakukan riset mandiri. Dengan demikian, Indonesia tidak hanya menjadi pasar pengguna teknologi, tetapi juga produsen inovasi global.

Menyongsong Masa Depan Ekonomi yang Lebih Kuat

Pergeseran rantai pasok global menjadi peluang strategis bagi Indonesia untuk memperkuat posisi di ekonomi dunia. Melalui sektor manufaktur dan teknologi digital, Indonesia berpotensi menjadi pusat produksi sekaligus inovasi di kawasan Asia Tenggara.

Namun, untuk mencapai itu, pemerintah perlu memastikan stabilitas regulasi, kemudahan investasi, serta dukungan terhadap pendidikan dan riset. Sumber daya manusia yang unggul dan infrastruktur yang memadai menjadi fondasi utama untuk mendukung transformasi ekonomi jangka panjang.

Bhandari menegaskan, peluang ini harus dimanfaatkan segera sebelum negara lain lebih dulu mengambil posisi strategis. “Saat dunia sedang mencari lokasi manufaktur baru, Indonesia harus bisa mengambil peran penting di sana,” katanya.

Sementara itu, Abraham menambahkan bahwa inovasi adalah kunci untuk menghadapi ketidakpastian global. “Kita harus memandang teknologi sebagai peluang, bukan tantangan,” ujarnya.

Dengan kerja sama lintas sektor, penguatan riset, dan dukungan kebijakan yang konsisten, Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pemain utama dalam ekonomi dunia baru. Di tengah ketidakpastian global, Indonesia justru punya kesempatan emas untuk menunjukkan ketangguhannya dan melangkah menuju masa depan ekonomi yang lebih kuat.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index