JAKARTA - Flores kembali menjadi sorotan nasional melalui Festival Golo Koe Maria Assumpta Nusantara. Bukan hanya menampilkan kemegahan budaya lokal, festival ini juga menjadi pemicu geliat ekonomi dan pariwisata di Manggarai Barat. PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) hadir sebagai mitra utama, memastikan akses transportasi dan fasilitas pendukung tersedia, sehingga pengalaman pengunjung menjadi nyaman dan aman.
Dukungan ASDP tak sebatas pada penyediaan kapal feri, tetapi juga pada penyediaan fasilitas parkir strategis. Semua ini bertujuan untuk memberikan kenyamanan bagi wisatawan sekaligus memperkenalkan warisan budaya Flores ke panggung nasional dan internasional.
Fasilitas Parkir dan Akses yang Nyaman
Untuk mempermudah mobilitas selama festival, ASDP menyediakan lahan parkir seluas 2.230 meter persegi. Kapasitasnya mampu menampung lebih dari 135 unit kendaraan roda dua dan empat, berjarak sekitar 400 meter dari lokasi utama festival jika melalui jalan raya, atau hanya 250 meter lewat Promenade yang terhubung ke Hotel Meruorah.
Kolaborasi ini dilakukan bersama Dinas Perhubungan dan Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat demi menciptakan kenyamanan akses bagi pengunjung.
Corporate Secretary ASDP, Shelvy Arifin, menegaskan bahwa partisipasi perusahaan di festival ini adalah bentuk nyata dukungan terhadap pelestarian budaya dan pemberdayaan ekonomi masyarakat sekitar.
“Festival Golo Koe adalah ruang perjumpaan berbagai suku, budaya, dan agama yang menggambarkan kekayaan bangsa. Kami ingin memastikan kelancaran akses agar festival ini menjadi destinasi wisata religi yang inklusif sekaligus mampu menggerakkan perekonomian daerah,” ujarnya.
Perayaan Budaya yang Mempererat Persatuan
Festival Golo Koe digagas melalui kerja sama antara Keuskupan Labuan Bajo, Keuskupan Ruteng, pemerintah daerah, komunitas adat, pelaku pariwisata, hingga generasi muda Manggarai Barat.
Ketua Umum Festival, RD. Rikardus Manggu, menuturkan bahwa acara ini lahir dari nilai-nilai kebersamaan, penghormatan terhadap alam, dan martabat manusia.
“Dengan semangat sinodalitas, festival ini menjadi ruang dialog antarumat sekaligus pemersatu bangsa,” jelasnya.
Senada dengan itu, Ketua Pelaksana Festival, Fransiskus Sales Sodo, menyebut perayaan ini bukan hanya kegiatan keagamaan, tetapi juga strategi menempatkan Labuan Bajo sebagai destinasi wisata rohani Katolik unggulan di Indonesia.
Optimalisasi Layanan Kapal Feri
ASDP juga mengoperasikan KMP Cakalang dan KMP Cucut pada lintasan Sape–Labuan Bajo untuk mendukung kelancaran mobilitas selama festival. Sejak 10 Agustus 2025, keberangkatan dari Sape ke Labuan Bajo dilayani setiap hari pukul 21.00 WITA, sementara dari Labuan Bajo ke Sape berangkat pukul 10.00 WITA, kecuali Selasa.
Data Januari–Juli 2025 mencatat lintasan Sape–Labuan Bajo telah mengangkut 19.956 penumpang dan 4.534 kendaraan, mayoritas roda dua sebanyak 2.287 unit. Sedangkan rute sebaliknya melayani 20.430 penumpang dan 3.908 kendaraan, dengan roda dua mendominasi 2.081 unit.
Konektivitas untuk Pertumbuhan Ekonomi
Bagi ASDP, dukungan terhadap Festival Golo Koe selaras dengan misi memperkuat konektivitas maritim, mengembangkan pariwisata, dan menggerakkan ekonomi daerah.
“Konektivitas yang baik akan membuka peluang usaha baru, menciptakan lapangan kerja, dan mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan sesuai semangat kemerdekaan Indonesia,” tutup Shelvy Arifin.