JAKARTA - Harga batu bara menunjukkan kenaikan pada Rabu, 8 Juli 2025, seiring dengan meningkatnya impor batu bara kokas oleh India pada kuartal pertama tahun ini. Lonjakan permintaan dari India menjadi faktor utama penguatan harga batu bara Newcastle dan Rotterdam, yang terus mengalami kenaikan di pasar internasional.
Lonjakan Impor Batu Bara India Jadi Penopang Harga
Berdasarkan data BigMint, impor batu bara kokas India mencapai 16,5 juta ton pada kuartal I tahun fiskal 2025-2026 (April–Juni), meningkat 6% dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar 15,5 juta ton. Kenaikan ini didorong oleh pengiriman batu bara dari Australia dan Rusia yang semakin meningkat, serta strategi pabrik baja India yang menambah stok jelang musim hujan.
Australia tetap menjadi eksportir utama batu bara ke India dengan volume 8,6 juta ton yang relatif stabil dari tahun lalu. Sementara pengiriman dari Rusia melonjak 43% menjadi 3 juta ton, mencerminkan diversifikasi sumber pasokan demi harga yang lebih kompetitif.
Negara lain seperti Amerika Serikat (2,3 juta ton, naik 9,5%), Mozambik (1,2 juta ton), Indonesia (0,9 juta ton, naik 29%), dan Kanada (0,5 juta ton) juga turut menyuplai kebutuhan batu bara kokas India.
Harga Batu Bara di Pasar Global
Harga batu bara Newcastle untuk Juli 2025 naik US$ 0,1 menjadi US$ 109,6 per ton. Harga untuk Agustus dan September juga menguat signifikan, masing-masing menjadi US$ 111,6 dan US$ 112,75 per ton. Sementara itu, batu bara Rotterdam juga menguat dengan harga Juli mencapai US$ 107,15 per ton dan Agustus hingga September bergerak di kisaran US$ 107-an.
Pada bulan Juni, impor batu bara India mencapai 6 juta ton, naik 11% dari Mei, dengan pengiriman dari Australia naik 44% secara bulanan menjadi 3,6 juta ton. JSW Steel menjadi importir terbesar dengan total 3,7 juta ton, naik 19% dari tahun lalu.
Sentimen positif pasar juga didukung oleh kebijakan pemerintah India yang memperpanjang kuota impor batu bara kokas LAM hingga Desember 2025, demi melindungi produsen lokal.