Nikel

Harga Nikel Turun, Merdeka Copper Hadapi Tantangan Berat

Harga Nikel Turun, Merdeka Copper Hadapi Tantangan Berat
Harga Nikel Turun, Merdeka Copper Hadapi Tantangan Berat

JAKARTA - Penurunan harga nikel global kembali memberi tekanan signifikan terhadap kinerja PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA). Meski perusahaan menunjukkan perbaikan dari sisi kerugian bersih pada kuartal pertama 2025, penurunan pendapatan yang mencapai 7,18% menjadi US$502,17 juta tetap menjadi sorotan utama. Kondisi ini menunjukkan bahwa tekanan harga komoditas nikel belum usai dan masih menjadi hambatan serius bagi MDKA untuk mencapai performa optimal.

Fenomena penurunan harga nikel yang terus berlanjut ini tidak hanya berdampak pada kinerja finansial MDKA secara langsung, tetapi juga memengaruhi sentimen pasar terhadap saham perusahaan. Dalam konteks global, harga nikel memang sangat fluktuatif karena permintaan industri dan pasokan dari negara produsen utama berubah-ubah, sehingga menciptakan tantangan tersendiri bagi para pelaku bisnis pertambangan, khususnya yang berfokus pada produk nikel.

Dampak Penurunan Harga Nikel terhadap Kinerja MDKA

Analis Maybank Sekuritas, Hasan Barakwan, mengomentari bahwa penurunan harga nikel telah memaksa revisi target harga saham MDKA menjadi Rp2.400 dari sebelumnya Rp3.450. Penurunan ini mencerminkan ekspektasi pasar yang lebih rendah terhadap prospek keuangan perusahaan dalam jangka pendek. Hasan menjelaskan bahwa margin operasional produk high-grade nickel matte (HGNM) pada kuartal IV 2024 mengalami tekanan berat dengan margin negatif mencapai US$1.084 per ton, jauh berbeda dari margin positif sebesar US$33 per ton di periode yang sama tahun sebelumnya.

Penurunan margin secara drastis ini berkontribusi pada kinerja margin MDKA sepanjang 2024 yang hanya mencapai US$223 per ton, menurun hingga 73% dibandingkan tahun sebelumnya. Kondisi tersebut memperlihatkan betapa rentannya perusahaan terhadap fluktuasi harga komoditas, apalagi dalam pasar global yang sangat dinamis.

Walaupun MDKA masih mencatat kerugian bersih pada kuartal pertama 2025 sebesar US$3,74 juta, angka ini menunjukkan perbaikan signifikan, yakni penurunan kerugian hingga 75,44% dibandingkan tahun sebelumnya. Namun, ini belum cukup untuk sepenuhnya mengatasi dampak negatif dari turunnya harga nikel.

Selain itu, tekanan harga nikel ini juga berimbas pada biaya produksi dan operasional. Perusahaan harus mengatur strategi agar tetap bisa menjaga efisiensi dan meminimalisasi kerugian, terutama dalam menghadapi ketidakpastian pasar yang kemungkinan akan berlanjut dalam beberapa waktu ke depan.

Strategi dan Prospek Jangka Panjang Merdeka Copper

Di tengah tantangan yang dihadapi, PT Merdeka Copper Gold tidak kehilangan optimisme terhadap prospek jangka panjangnya. Fokus perusahaan saat ini adalah memperkuat portofolio proyek strategis yang bisa menjadi penopang kinerja ke depan. Salah satu proyek utama yang sedang dikembangkan adalah tambang emas Pani yang berpotensi meningkatkan pendapatan dan diversifikasi sumber daya.

Selain itu, perusahaan juga memprioritaskan ekspansi tambang tembaga TB, sebagai bagian dari upaya untuk memperluas kapasitas produksi dan menambah nilai tambah. Langkah ini diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pada satu komoditas, yakni nikel, sehingga lebih tahan terhadap volatilitas harga di pasar global.

Tidak kalah penting, anak perusahaan MDKA di sektor nikel, PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA), juga menunjukkan kinerja positif yang memberi harapan pemulihan keseluruhan bagi grup. MBMA berperan strategis dalam pengolahan bahan baku baterai yang sedang berkembang pesat seiring dengan tren elektrifikasi dan kendaraan listrik.

Sinergi antara MDKA dan MBMA dianggap sebagai kekuatan utama yang bisa mendukung ketahanan bisnis di tengah tekanan harga komoditas yang berfluktuasi. Hal ini juga menjadi salah satu alasan bagi investor untuk tetap percaya pada potensi jangka panjang perusahaan, meskipun menghadapi tantangan pasar saat ini.

Dengan kondisi pasar nikel yang penuh tekanan dan ketidakpastian, keberanian MDKA untuk terus melakukan ekspansi proyek dan fokus pada diversifikasi bisnis menjadi kunci agar tetap dapat bertahan dan tumbuh di masa depan. Keputusan strategis ini menunjukkan bahwa perusahaan tidak hanya berfokus pada pemulihan jangka pendek, tetapi juga membangun fondasi yang kokoh demi kelangsungan bisnis jangka panjang.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index