Batu Bara

Harga Batu Bara Pekan Ini Diprediksi Bergerak Tipis

Harga Batu Bara Pekan Ini Diprediksi Bergerak Tipis
Harga Batu Bara Pekan Ini Diprediksi Bergerak Tipis

JAKARTA - Harga batu bara berhasil menguat tipis pada akhir pekan lalu, di level US$ 107 per ton untuk kontrak pengiriman bulan berikutnya di pasar ICE Newcastle. Kenaikan ini sebesar 0,8% dari hari sebelumnya, menandai laju positif setelah tren pelemahan yang terjadi sepanjang tahun ini.

Sepanjang pekan lalu, harga batu bara membukukan kenaikan sebesar 0,38% secara point-to-point, menandai pergerakan yang relatif stabil dalam beberapa hari terakhir. Namun jika dilihat secara lebih luas, harga batu bara pada tahun 2025 masih mengalami penurunan signifikan, dengan penurunan sebesar 14,57% secara year-to-date dan 19,67% dalam setahun terakhir.

Penurunan harga batu bara yang cukup dalam ini sudah mulai berdampak pada sektor ekonomi beberapa negara produsen. Misalnya, Australia, salah satu eksportir batu bara terbesar di dunia, melaporkan penurunan pendapatan dari ekspor komoditas sumber daya alam dan energi.

Departemen Industri, Sains, dan Sumber Daya Alam Australia mengumumkan bahwa pendapatan negara dari ekspor sumber daya alam pada bulan Juni 2025 diperkirakan mencapai AU$ 385 miliar, turun 7% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. “Penerimaan akan turun lebih lanjut dalam dua tahun ke depan akibat hambatan dagang, pelemahan ekonomi global, dan penurunan harga komoditas,” ungkap laporan resmi dari departemen tersebut.

Analisis Teknis Harga Batu Bara

Melihat dari sisi teknikal, harga batu bara masih menunjukkan tren bullish dalam kerangka waktu mingguan. Indikator Relative Strength Index (RSI) berada pada angka 60, yang menandakan momentum positif karena RSI di atas 50 menandakan aset sedang dalam posisi bullish.

Namun, indikator Stochastic RSI mengindikasikan harga batu bara sudah hampir mencapai area jenuh beli (overbought) dengan nilai 69, sehingga ada potensi koreksi harga yang tipis dalam waktu dekat.

“Secara teknikal, risiko koreksi harga batu bara tetap ada, namun diperkirakan hanya akan terjadi secara terbatas,” kata analis pasar komoditas.

Proyeksi Harga dan Level Kunci

Untuk pekan ini, target support atau batas bawah harga batu bara diperkirakan berada di level US$ 106 per ton yang juga merupakan posisi Moving Average (MA) 5. Jika level ini gagal dipertahankan, harga batu bara berpotensi menurun ke US$ 105 per ton yang merupakan MA-20, dan lebih jauh lagi ke US$ 102 per ton sebagai MA-100, yang menjadi level support terjauh.

Di sisi lain, level resistensi terdekat diperkirakan berada di US$ 109 per ton. Jika berhasil menembus batas ini, harga batu bara dapat bergerak menuju target optimistis di US$ 120 per ton yang merupakan MA-200.

Tantangan Pasar Batu Bara

Meski ada peluang kenaikan, harga batu bara masih menghadapi sejumlah tantangan utama. Pasokan global yang melimpah, khususnya dari China yang merupakan produsen sekaligus konsumen besar batu bara, terus memberikan tekanan pada harga. Selain itu, ketidakpastian ekonomi global, termasuk hambatan dagang dan perlambatan pertumbuhan ekonomi, turut membatasi kenaikan harga.

Dalam konteks ini, para pelaku pasar perlu mewaspadai kemungkinan fluktuasi harga batu bara yang masih tinggi dan terpengaruh oleh berbagai faktor eksternal tersebut.

Harga batu bara pekan ini diprediksi bergerak dalam rentang yang relatif terbatas dengan potensi koreksi tipis, namun tren bullish masih melekat secara teknikal. Para investor dan pelaku industri disarankan untuk terus memantau indikator teknikal serta perkembangan geopolitik dan ekonomi global yang dapat memengaruhi harga komoditas energi ini.

Dengan kondisi pasar yang penuh dinamika, kesiapan menghadapi perubahan harga menjadi kunci dalam pengambilan keputusan bisnis dan investasi di sektor batu bara.

Harga batu bara yang stabil di kisaran US$ 107 per ton pada akhir Juni 2025 ini menjadi sinyal bahwa pasar masih menyesuaikan diri dengan kondisi ekonomi dan geopolitik saat ini, sebelum kemungkinan kenaikan atau koreksi lebih besar terjadi di bulan-bulan mendatang.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index