JAKARTA - Pemerintah Indonesia semakin memperkuat upaya hilirisasi nikel sebagai strategi utama dalam mengakselerasi pertumbuhan ekonomi nasional sekaligus membangun ekosistem industri baterai kendaraan listrik (EV). Langkah ini sejalan dengan target Indonesia untuk mencapai Net Zero Emission pada tahun 2060 dan mendorong transformasi menuju energi hijau yang ramah lingkungan.
Hilirisasi nikel merupakan proses pengolahan nikel dari bahan mentah menjadi produk bernilai tambah, seperti baterai kendaraan listrik, yang memiliki pasar global sangat besar dan terus berkembang. Pemerintah memandang program ini tidak hanya sebagai upaya menekan ketergantungan pada bahan bakar fosil, tetapi juga membuka peluang besar bagi Indonesia untuk menjadi negara industri maju berbasis energi bersih.
Dari Hulu ke Hilir: Strategi Pengembangan Industri Baterai EV
Program hilirisasi nikel yang mulai digulirkan sejak pemerintahan Presiden Joko Widodo dan terus didukung oleh Presiden terpilih Prabowo Subianto, dinilai memiliki potensi strategis besar. Jika dijalankan secara menyeluruh dari tahap pengolahan bahan mentah hingga produksi akhir baterai EV, program ini akan meningkatkan daya saing industri nasional dan memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasok global.
Pengamat ekonomi energi dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Fahmy Radhi, menegaskan bahwa hilirisasi dan industrialisasi nikel dapat mendorong Indonesia menjadi negara maju dengan basis industri yang kuat.
“Selama ini kan Indonesia mengandalkan konsumsi gitu ya. Kalau manufaktur yang tadi berkembang karena adanya industrialisasi, maka di dalam kemungkinan Indonesia akan menjadi negara maju, negara yang berbasis pada industri,” ujar Fahmy.
Fahmy juga menyoroti pentingnya keberlanjutan investasi yang tidak berhenti pada pembangunan smelter saja, melainkan harus berlanjut hingga produksi baterai dan kendaraan listrik secara lengkap.
“Kalau misalnya tenaga kerja kita belum memenuhi syarat tadi, maka harus ada kesepakatan tentang transfer of technology. Paling tidak lima tahun itu proses, nah lima tahun yang kedua tenaga kerja Indonesia sudah mampu sendiri untuk menghasilkan baterai listrik,” tambahnya.
Manfaat Strategis Hilirisasi Nikel
Hilirisasi nikel di Indonesia membawa sejumlah manfaat strategis yang signifikan, antara lain meningkatkan nilai tambah dalam negeri, menarik investasi asing langsung, membuka lapangan kerja baru, serta memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasok industri baterai dunia.
Indonesia memiliki cadangan nikel dan mineral penting lainnya yang melimpah, menjadikannya lokasi ideal untuk menjadi pemain utama dalam industri energi hijau global. Pemerintah berupaya memaksimalkan potensi ini agar dapat mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.
Pengamat ekonomi dari Universitas Indonesia (UI), Toto Pranoto, juga mengapresiasi kontribusi hilirisasi nikel terhadap perekonomian nasional.
“Hilirisasi nikel jelas memberikan kontribusi positif bagi pendapatan negara,” kata Toto saat dihubungi terpisah.
Namun demikian, Toto mengingatkan agar pertumbuhan industri ini harus diimbangi dengan tata kelola yang baik dan perhatian serius terhadap dampak lingkungan serta manfaat yang dirasakan oleh ekonomi lokal. Hal ini penting untuk menghindari manipulasi dan kerugian negara yang dapat terjadi akibat pengelolaan yang tidak transparan.
Mendorong Industri Hijau dan Pembangunan Berkelanjutan
Hilirisasi nikel sebagai bagian dari pengembangan industri baterai EV sejalan dengan komitmen Indonesia terhadap transisi energi bersih. Selain mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, program ini mendorong pengembangan teknologi bersih dan infrastruktur ramah lingkungan yang berkelanjutan.
Upaya ini tidak hanya akan mengokohkan posisi Indonesia dalam pasar global energi hijau, tetapi juga menjadi motor penggerak transformasi ekonomi yang berbasis inovasi dan industri maju. Dengan strategi tepat dan implementasi yang berkelanjutan, Indonesia berpotensi menjadi pusat produksi baterai kendaraan listrik terbesar di dunia.
Hilirisasi nikel adalah langkah strategis yang tidak hanya berkontribusi pada pembangunan ekonomi nasional, tetapi juga menempatkan Indonesia pada peta global sebagai negara maju yang berorientasi pada energi hijau dan industri teknologi tinggi. Dengan investasi berkelanjutan, pengembangan SDM, dan tata kelola yang baik, Indonesia dapat menjadi pemain utama dalam industri baterai EV dan energi bersih di masa depan.