JAKARTA - PT BUMA Internasional Grup Tbk (DOID), salah satu emiten besar di sektor tambang batu bara, meluncurkan langkah strategis dengan mendirikan anak usaha baru bernama PT Biru Edu Praktik (BEP). Perusahaan baru ini didirikan melalui dua entitas anak DOID, yaitu PT Bisa Ruang Nuswantara (BIRU) dan PT Katalis Investama Mandiri (KIM).
Direktur BUMA Internasional Grup, Dian Paramita, menjelaskan pendirian BEP merupakan bagian dari strategi jangka panjang perseroan untuk memperkuat komitmen terhadap aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG). "BEP akan berfokus pada kegiatan sebagai lembaga pelatihan kerja. Ini bertujuan mendukung pengembangan sumber daya manusia sekaligus memastikan keberlanjutan operasional perusahaan," ujarnya dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa, 24 Juni 2025.
Menurut struktur kepemilikan, PT Bisa Ruang Nuswantara memegang mayoritas saham BEP sebesar 99,7 persen, sementara PT Katalis Investama Mandiri memiliki 0,3 persen. Dian Paramita menegaskan, "Pendirian BEP tidak memberikan dampak material terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan, ataupun kelangsungan usaha DOID."
Kinerja DOID Tahun 2024: Tantangan dan Peluang
Meskipun melakukan ekspansi bisnis dengan anak usaha baru, DOID mencatatkan rugi bersih sebesar US$ 61,3 juta atau sekitar Rp 990,9 miliar (kurs Rp16.157 per dolar AS) pada tahun buku 2024. Angka ini menunjukkan tantangan yang dihadapi perusahaan di tengah kondisi pasar yang berfluktuasi.
Pendapatan DOID sepanjang 2024 mencapai US$ 1,75 miliar, turun 4,2 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar US$ 1,83 miliar. Mayoritas pendapatan berasal dari layanan jasa pertambangan batu bara dan penambangan itu sendiri, yakni US$ 1,76 miliar. Pendapatan lain-lain dari investasi tercatat sebesar US$ 4,88 juta dan segmen lainnya US$ 4,39 juta.
Kontribusi terbesar datang dari pelanggan utama DOID, seperti PT Indonesia Pratama dengan pendapatan sebesar US$ 411 juta, diikuti PT Berau Coal senilai US$ 306,8 juta, PT Adaro Indonesia sebesar US$ 191,8 juta, dan BM Alliance Coal Operations Pty Ltd dengan pendapatan US$ 139,35 juta.
Secara geografis, pasar Indonesia masih menjadi pangsa terbesar DOID dengan pendapatan mencapai US$ 1,2 miliar, disusul pasar Australia sebesar US$ 523 juta dan Amerika Serikat dengan US$ 32,3 juta.
Anak Usaha Baru untuk Mendukung ESG dan Pengembangan SDM
Langkah pendirian PT Biru Edu Praktik dinilai sejalan dengan tren global yang menuntut perusahaan tambang untuk tidak hanya fokus pada aspek produksi dan keuangan, tetapi juga memperhatikan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Pelatihan tenaga kerja yang dilakukan BEP nantinya diharapkan dapat meningkatkan kualitas SDM yang andal dan mendukung kelangsungan usaha jangka panjang DOID.
Dian Paramita menambahkan, “Kami percaya investasi dalam pengembangan sumber daya manusia dan tata kelola yang baik akan membawa manfaat berkelanjutan, tidak hanya untuk perusahaan, tapi juga untuk masyarakat dan lingkungan sekitar.”
Prospek dan Tantangan Bisnis DOID
Meskipun mencatat rugi pada tahun 2024, DOID tetap optimistis terhadap prospek bisnis ke depan. Industri batu bara masih menjadi salah satu sektor vital bagi perekonomian Indonesia dan global, terutama dengan adanya permintaan energi yang stabil di pasar domestik maupun internasional.
Selain itu, diversifikasi bisnis melalui pengembangan anak usaha seperti BEP dapat menjadi pondasi baru untuk menghadapi tantangan di masa depan, terutama dalam hal peningkatan kapasitas SDM dan penerapan praktik bisnis yang berkelanjutan.
Dengan strategi yang fokus pada ESG, DOID berharap dapat menarik lebih banyak investor sekaligus memenuhi ekspektasi para pemangku kepentingan terkait tata kelola perusahaan yang bertanggung jawab.
Pendirian PT Biru Edu Praktik oleh DOID menjadi sinyal positif bahwa perusahaan tambang batu bara ini serius mengembangkan aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola, serta memperkuat kapasitas sumber daya manusia. Meski menghadapi tekanan finansial, strategi ini diharapkan membuka peluang baru bagi pertumbuhan dan keberlanjutan usaha di tengah dinamika pasar energi global.