Batu Bara

Harga Batu Bara Turun, Potensi Koreksi Minggu Ini

Harga Batu Bara Turun, Potensi Koreksi Minggu Ini
Harga Batu Bara Turun, Potensi Koreksi Minggu Ini

JAKARTA - Harga batu bara mengalami penurunan pada perdagangan akhir pekan lalu, meskipun secara keseluruhan tren harga batu bara sepanjang minggu tetap menunjukkan kenaikan. Pada Jumat, 20 Juni 2025, harga batu bara untuk kontrak pengiriman bulan mendatang di pasar ICE Newcastle tercatat menurun sebesar 0,37%, ditutup di level US$ 106,6 per ton. Penurunan ini terjadi setelah harga batu bara pada Kamis, 19 Juni 2025 sempat mencatatkan titik tertinggi dalam empat bulan terakhir, yaitu di harga US$ 107 per ton.

Meski ada penurunan pada akhir pekan, harga batu bara secara mingguan berhasil membukukan kenaikan sebesar 1,28%. Bahkan, jika dilihat dari pergerakan harga dalam sebulan terakhir, harga batu bara telah naik signifikan hingga 6,12%. Namun, dengan lonjakan harga yang sudah cukup tajam, beberapa pihak memperingatkan bahwa potensi koreksi harga batu bara minggu ini bisa saja terjadi.

Kondisi Pasar Batu Bara: Prospek Jangka Pendek

Dilihat dari perspektif teknikal, indikator-indikator pasar menunjukkan bahwa batu bara masih berada dalam zona bearish meski belum sepenuhnya terjun. Salah satu indikator yang menunjukkan kondisi ini adalah Relative Strength Index (RSI) yang berada di angka 48, sedikit di bawah angka 50, yang menandakan bahwa harga batu bara masih berada di posisi netral.

“Dengan RSI di bawah 50, pasar batu bara cenderung berada dalam zona bearish. Namun, karena angka RSI-nya hanya sedikit di bawah 50, pasar masih menunjukkan potensi untuk kembali bergerak naik,” kata Eko Prasetyo, analis pasar energi dari PT Global Energy.

Namun, ada juga sinyal jenuh beli yang muncul pada indikator Stochastic RSI, yang sudah menyentuh level 100, menunjukkan bahwa batu bara saat ini berada dalam kondisi "overbought" atau jenuh beli. Kondisi ini sering kali diikuti oleh koreksi harga.

Potensi Koreksi Harga Batu Bara

Dengan tekanan pasar yang cukup besar, terutama setelah kenaikan harga yang tajam dalam beberapa minggu terakhir, harga batu bara berisiko mengalami koreksi. Menurut prediksi teknikal, level support terdekat yang harus diperhatikan adalah US$ 104 per ton, yang merupakan Moving Average (MA) 5. Jika harga batu bara menembus angka ini, level MA-10 di US$ 100 per ton menjadi target berikutnya.

Di sisi lain, untuk mempertahankan momentum kenaikan, harga batu bara harus menembus level resisten di angka US$ 108 per ton. Jika berhasil melewati titik ini, ada potensi harga batu bara melaju menuju level lebih tinggi, yakni US$ 112 per ton.

Faktor yang Mempengaruhi Harga Batu Bara

Selain faktor teknikal, faktor fundamental juga memainkan peran besar dalam pergerakan harga batu bara. Salah satu faktor utama yang mempengaruhi pasar batu bara adalah tingginya pasokan yang masih melimpah. Harga batu bara di pasar internasional dipengaruhi oleh produksi yang terus meningkat, sementara permintaan dari beberapa negara utama juga mengalami fluktuasi.

Namun, ada faktor tambahan yang turut memberikan dampak negatif bagi industri batu bara, yakni meningkatnya kesadaran akan isu kelestarian lingkungan. Negara-negara maju semakin berkomitmen untuk mengurangi ketergantungan mereka pada energi fosil, termasuk batu bara, sebagai bagian dari upaya transisi energi ke sumber energi yang lebih bersih dan ramah lingkungan.

Sebagai contoh, Republik Irlandia baru saja menutup Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang menggunakan batu bara setelah beroperasi selama lebih dari empat dekade. Penutupan PLTU di County Clare ini menandai langkah Irlandia menuju masa depan energi yang lebih bersih. Faddy Hayes, CEO ESB (Electricity Supply Board), dalam keterangan tertulisnya menegaskan, “Ini adalah akhir dari era batu bara di Irlandia. Kami akan beralih ke tenaga angin yang kini sudah menyuplai lebih dari sepertiga listrik di negara ini."

Kondisi Pasar Global dan Potensi Masa Depan Batu Bara

Meskipun tren pasar batu bara tahun ini masih terbilang negatif, dengan penurunan harga hampir 15% sepanjang tahun 2025, ada beberapa analisis yang meyakini batu bara masih memiliki peran penting dalam perekonomian global. Beberapa negara seperti China, India, dan negara-negara berkembang lainnya masih bergantung pada batu bara untuk memenuhi kebutuhan energi mereka.

Namun, dengan semakin banyaknya negara yang beralih ke energi terbarukan dan mengurangi ketergantungan pada batu bara, masa depan industri batu bara semakin terancam. Meskipun ada lonjakan permintaan batu bara dari beberapa negara besar, potensi terjadinya penurunan lebih lanjut tetap ada, terlebih dengan kebijakan lingkungan yang semakin ketat.

Harga batu bara yang menurun pada akhir pekan lalu membawa peringatan bagi para pelaku pasar. Walaupun ada potensi kenaikan jika harga menembus level resisten, pasar batu bara masih berisiko mengalami koreksi. Selain faktor teknikal, kondisi pasokan yang melimpah dan kesadaran global akan energi bersih turut memberi tekanan pada harga batu bara. Sebagai investor atau pelaku industri, penting untuk terus memantau perkembangan pasar dan siap dengan kemungkinan fluktuasi harga yang terjadi dalam waktu dekat.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index