JAKARTA - PT Pos Indonesia (Persero) menyatakan optimisme tinggi terkait rencana konsolidasi BUMN logistik yang tengah digagas oleh pemerintah. Langkah ini dinilai strategis untuk memperkuat sektor logistik nasional, meningkatkan efisiensi operasional, serta memperkuat daya saing di tengah persaingan pasar yang semakin ketat.
Direktur Utama PT Pos Indonesia, Faizal Rochmad Djoemadi, mengungkapkan bahwa konsolidasi ini diharapkan mampu menyatukan berbagai kekuatan BUMN logistik menjadi entitas yang lebih besar dan tangguh. “Kami percaya, penggabungan sumber daya, jaringan, dan teknologi dari beberapa BUMN logistik akan memberikan sinergi yang besar untuk melayani kebutuhan logistik nasional secara lebih efisien,” kata Faizal dalam wawancara eksklusif dengan RMOL, Jumat, 20 Juni 2025.
Pos Indonesia selama ini sudah memegang peranan penting dalam distribusi surat dan paket, khususnya di wilayah pelosok Indonesia. Namun, tantangan utama yang dihadapi adalah kebutuhan peningkatan kapasitas dan modernisasi infrastruktur untuk memenuhi permintaan pasar yang terus berkembang. Dengan adanya konsolidasi, perusahaan berharap dapat memanfaatkan aset gabungan untuk meningkatkan kecepatan layanan dan memperluas jangkauan distribusi.
Menurut Faizal, salah satu fokus utama dari konsolidasi adalah pengembangan teknologi digital yang dapat mempercepat proses tracking, pengiriman, serta layanan pelanggan secara keseluruhan. “Di era digital seperti sekarang, inovasi teknologi menjadi kunci utama untuk memenangkan pasar. Dengan konsolidasi, kami dapat lebih cepat mengimplementasikan sistem IT terintegrasi yang mendukung operasional logistik modern,” ujarnya.
Lebih jauh, Faizal menambahkan bahwa kolaborasi antar BUMN logistik ini juga akan memperkuat posisi Indonesia di pasar logistik regional dan global. Pasalnya, permintaan logistik yang semakin meningkat akibat pertumbuhan e-commerce dan perdagangan internasional membutuhkan jaringan yang kuat dan andal.
Konsolidasi ini sendiri merupakan bagian dari upaya pemerintah dalam memperkuat ekosistem logistik nasional, sebagaimana tertuang dalam kebijakan Making Indonesia 4.0. Kementerian BUMN terus mendorong sinergi antar perusahaan pelat merah guna meningkatkan efisiensi biaya, mengurangi tumpang tindih layanan, serta memperkuat daya saing di kancah global.
Sementara itu, pengamat ekonomi dan logistik, Dr. Andri Setiawan, menilai bahwa langkah konsolidasi BUMN logistik merupakan inisiatif yang tepat dan mendesak. “Pasar logistik Indonesia masih fragmented dan kurang terintegrasi, sehingga konsolidasi dapat menjadi solusi untuk meningkatkan efisiensi dan kapabilitas layanan,” ujarnya. Namun, ia mengingatkan bahwa proses integrasi harus dilakukan secara hati-hati agar tidak menimbulkan masalah baru, seperti monopoli atau berkurangnya inovasi.
Sejalan dengan itu, Faizal meyakini bahwa Pos Indonesia dan mitra BUMN lainnya sudah siap menjalankan proses konsolidasi dengan perencanaan matang. “Kami terus berkomunikasi intensif dengan Kementerian BUMN dan perusahaan lain untuk memastikan bahwa transisi ini berjalan lancar dan memberikan manfaat maksimal bagi semua pihak,” tegasnya.
Pos Indonesia juga akan terus berfokus pada pengembangan sumber daya manusia agar mampu menghadapi tantangan bisnis logistik yang kian kompleks. “Sumber daya manusia yang kompeten dan inovatif menjadi pilar penting dalam mendukung transformasi dan penguatan bisnis logistik ke depan,” tutup Faizal.
Dengan berbagai kesiapan dan semangat optimisme tersebut, konsolidasi BUMN logistik diyakini akan menjadi tonggak baru dalam pengembangan industri logistik nasional, sekaligus mendukung percepatan pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa depan.