Batu Bara

Harga Batu Bara Naik Lagi, Dipicu Memanasnya Konflik Israel dan Iran

Harga Batu Bara Naik Lagi, Dipicu Memanasnya Konflik Israel dan Iran
Harga Batu Bara Naik Lagi, Dipicu Memanasnya Konflik Israel dan Iran

JAKARTA - Harga batu bara global kembali mengalami kenaikan pada Kamis (19/6/2025), dipicu oleh ketegangan yang kian memanas antara Israel dan Iran. Konflik bersenjata yang berlangsung selama sepekan terakhir ini menimbulkan volatilitas tinggi di pasar energi dunia, termasuk harga batu bara yang menjadi salah satu sumber energi utama.

Berdasarkan data pasar, harga batu bara Newcastle untuk pengiriman Juni 2025 naik sebesar US$ 0,3 menjadi US$ 107 per ton. Harga untuk pengiriman Juli 2025 juga menguat, bertambah US$ 0,3 menjadi US$ 112,25 per ton. Namun, untuk kontrak Agustus 2025, harga sedikit terkoreksi turun US$ 0,1 menjadi US$ 113,3 per ton.

Sementara itu, di pasar Eropa, harga batu bara Rotterdam mengalami sedikit penurunan untuk pengiriman Juni 2025, yaitu turun US$ 0,35 menjadi US$ 103,5 per ton. Namun harga untuk Juli 2025 kembali naik US$ 0,2 menjadi US$ 106,95, dan Agustus 2025 naik cukup signifikan sebesar US$ 1,1 menjadi US$ 107,5 per ton.

Konflik Israel dan Iran Picu Lonjakan Harga Energi Global

Dikutip dari Reuters, harga minyak mentah dunia juga melonjak hampir 3% pada Kamis (19/6/2025). Lonjakan ini dipicu oleh eskalasi serangan antara Israel dan Iran yang telah berlangsung selama sepekan.

Pada hari yang sama, Israel melakukan serangan udara terhadap fasilitas nuklir Iran. Iran membalas dengan meluncurkan serangan rudal dan drone ke wilayah Israel, termasuk serangan ke sebuah rumah sakit yang menimbulkan kecaman internasional.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyatakan ketegasan atas serangan tersebut dan memperingatkan bahwa:

“Tiran Teheran akan membayar harga penuh atas tindakannya,” ujar Netanyahu, menegaskan sikap keras Israel dalam konflik ini.

Di sisi lain, Iran memperingatkan akan adanya konsekuensi serius jika negara-negara ketiga, termasuk Amerika Serikat, ikut campur dalam konflik tersebut. Gedung Putih menyatakan bahwa Presiden Donald Trump akan mengambil keputusan dalam dua pekan ke depan terkait kemungkinan keterlibatan AS dalam eskalasi konflik ini.

Dampak Konflik terhadap Pasar Batu Bara dan Energi

Situasi yang tidak menentu akibat konflik Israel-Iran membuat pasar energi global mengalami ketidakstabilan. Batu bara sebagai komoditas energi utama turut terdampak, dimana kenaikan harga menjadi sinyal ketidakpastian pasokan dan potensi gangguan di kawasan Timur Tengah.

Analis energi dari Universitas Indonesia, Dr. Hadi Susanto, menjelaskan bahwa:

“Ketegangan geopolitik di Timur Tengah seringkali memicu lonjakan harga energi, termasuk batu bara, karena kekhawatiran pasar terhadap gangguan pasokan minyak dan gas,” jelas Dr. Hadi.

Ia menambahkan, meskipun batu bara tidak berasal langsung dari wilayah konflik, harga batu bara tetap bergerak mengikuti tren pasar energi global yang sangat dipengaruhi oleh minyak dan gas bumi.

Prospek Harga Batu Bara ke Depan

Meski terjadi kenaikan harga dalam jangka pendek, pasar masih berpotensi mengalami fluktuasi yang cukup signifikan. Hal ini dipengaruhi oleh perkembangan konflik, keputusan politik, serta kondisi ekonomi global secara keseluruhan.

Peningkatan harga batu bara juga dipengaruhi oleh permintaan energi yang terus meningkat dari negara-negara berkembang, khususnya Asia. Namun, ketidakpastian geopolitik tetap menjadi faktor risiko utama yang membuat harga batu bara sulit diprediksi secara pasti.

Kenaikan harga batu bara pada Kamis, 19 Juni 2025, menjadi cerminan ketidakpastian pasar energi akibat memanasnya konflik Israel dan Iran. Eskalasi serangan udara dan balasan rudal yang berlangsung telah memicu lonjakan harga minyak dan batu bara di pasar global. Pernyataan tegas dari pemimpin kedua negara dan potensi keterlibatan negara ketiga menambah tekanan pada kestabilan harga energi dunia.

Pasar diperkirakan akan terus bergerak dinamis seiring perkembangan konflik dan respons dunia internasional, sehingga pelaku industri dan konsumen harus mencermati kondisi ini dengan seksama.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index