Minyak

Harga Minyak Mentah Melonjak 7 Persen Akibat Konflik Israel Iran, Komoditas Energi Lain Juga Alami Kenaikan

Harga Minyak Mentah Melonjak 7 Persen Akibat Konflik Israel Iran, Komoditas Energi Lain Juga Alami Kenaikan
Harga Minyak Mentah Melonjak 7 Persen Akibat Konflik Israel Iran, Komoditas Energi Lain Juga Alami Kenaikan

JAKARTA - Harga minyak mentah dunia melonjak tajam pada penutupan perdagangan Jumat, 13 Juni 2025, seiring meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah. Konflik militer terbaru antara Israel dan Iran memicu kekhawatiran pasar akan terganggunya pasokan minyak global dari kawasan tersebut.

Dalam sepekan, harga minyak mentah tercatat naik hingga 7 persen, mencatatkan lonjakan tertinggi sejak awal tahun ini. Lonjakan tersebut terjadi usai serangan udara Israel ke Iran yang disebut menargetkan fasilitas nuklir, pabrik rudal balistik, serta sejumlah komandan militer penting.

Mengutip data perdagangan dari Reuters pada Sabtu, 14 Juni 2025, minyak mentah Brent menetap di harga USD 74,23 per barel, naik USD 4,87 atau 7,02 persen. Brent sempat menyentuh level tertinggi intraday di angka USD 78,50 per barel, tertinggi sejak 27 Januari.

Sementara itu, harga West Texas Intermediate (WTI) ditutup di level USD 72,98 per barel, naik USD 4,94 atau 7,62 persen. Dalam sesi perdagangan, WTI sempat melonjak lebih dari 14 persen ke posisi USD 77,62, level tertinggi sejak 21 Januari.

Kenaikan tajam ini mencerminkan kekhawatiran serius pasar terhadap kemungkinan terganggunya distribusi minyak dari Timur Tengah wilayah yang selama ini menjadi salah satu pemasok utama minyak global.

“Ini adalah lonjakan harian terbesar sejak 2022, ketika invasi Rusia ke Ukraina pertama kali mengguncang pasar energi dunia,” terang laporan tersebut.

Ketegangan Geopolitik Jadi Pemicu Utama

Israel mengonfirmasi telah melancarkan serangan militer yang ditujukan pada beberapa fasilitas penting di Iran, sebagai bagian dari operasi militer jangka panjang yang diklaim bertujuan mencegah Teheran mengembangkan senjata nuklir.

Pemerintah Israel menyatakan bahwa tindakan ini merupakan langkah pre-emptive terhadap ancaman strategis dari Iran. Sebaliknya, pihak Iran berjanji akan memberikan respons keras terhadap serangan tersebut.

Tak lama setelah pasar ditutup pada Jumat malam, laporan media internasional menyebut rudal-rudal Iran menghantam beberapa bangunan di Tel Aviv, sementara ledakan juga terdengar di wilayah selatan Israel. Situasi ini memicu kekhawatiran akan terjadinya eskalasi konflik lebih lanjut.

Mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, juga ikut bersuara. Ia mendesak Iran untuk segera membuat kesepakatan terkait program nuklirnya guna menghindari “serangan berikutnya yang sudah direncanakan.”

Harga Komoditas Energi dan Logam Ikut Berfluktuasi

Lonjakan harga minyak bukan satu-satunya dampak dari ketegangan di Timur Tengah. Sejumlah komoditas energi lainnya juga mengalami pergerakan harga yang signifikan selama sepekan terakhir.

Crude Palm Oil (CPO)

Harga minyak kelapa sawit atau CPO tercatat naik pada penutupan perdagangan Jumat, 13 Juni 2025. Berdasarkan data dari situs Barchart, harga kontrak CPO untuk Juli 2025 naik 2,13 persen menjadi MYR 3.925 per ton.

Namun, jika dibandingkan dengan harga penutupan Jumat, 6 Juni 2025, yaitu MYR 3.930 per ton, maka secara mingguan harga CPO justru mencatatkan penurunan tipis.

Batu Bara

Harga batu bara juga menunjukkan tren penguatan. Untuk kontrak Juli 2025, harga batu bara naik 1,35 persen ke level USD 108,95 per ton, naik dari posisi sebelumnya pada 6 Juni yang berada di USD 108,30 per ton.

Kenaikan ini dipicu oleh kekhawatiran terhadap stabilitas energi global, serta peningkatan permintaan dari sektor industri di beberapa negara Asia.

Nikel dan Timah

Sementara itu, harga nikel justru mengalami penurunan tipis sebesar 0,09 persen, menjadi USD 15.128 per ton berdasarkan data dari London Metal Exchange (LME). Posisi ini lebih rendah dibandingkan harga pekan sebelumnya, yaitu USD 15.487 per ton pada 6 Juni 2025.

Berbeda dengan nikel, harga timah justru mengalami kenaikan ringan sebesar 0,15 persen, naik ke USD 32.649 per ton, dari posisi sebelumnya USD 32.343 per ton.

Kenaikan harga minyak mentah dunia dalam sepekan terakhir mencerminkan betapa sensitifnya pasar energi terhadap dinamika geopolitik, khususnya di kawasan Timur Tengah yang menjadi jantung distribusi minyak global.

Ketegangan antara Israel dan Iran memicu ketidakpastian pasokan yang secara langsung berdampak pada harga minyak dan energi lainnya, serta mendorong fluktuasi harga pada berbagai komoditas penting lainnya seperti CPO, batu bara, nikel, dan timah.

Masyarakat dan pelaku industri diimbau untuk terus memantau perkembangan geopolitik global serta kebijakan energi internasional agar dapat mengantisipasi dampak terhadap harga bahan baku dan biaya produksi.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index