JAKARTA — PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO), anak usaha dari Subholding Pertamina New & Renewable Energy, tengah memacu pengembangan empat proyek strategis pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) sebagai bagian dari upaya mempercepat transisi energi di Indonesia. Masing-masing proyek memiliki kapasitas terpasang sekitar 50–55 Mega Watt (MW) dan ditargetkan memberikan kontribusi signifikan terhadap bauran energi bersih nasional.
Direktur Keuangan PGEO, Yurizki Rio, menjelaskan bahwa keempat proyek tersebut telah diidentifikasi sebagai prioritas pengembangan yang akan menjadi tulang punggung peningkatan kapasitas energi ramah lingkungan dari sektor panas bumi.
“Saat ini, kita sudah identified ada empat proyek strategis kami, ya, itu total masing-masing 50 sampai 55 Mega Watt,” kata Yurizki.
Daftar Empat Proyek Strategis Panas Bumi PGEO
Keempat proyek PLTP strategis tersebut tersebar di berbagai wilayah potensial panas bumi di Indonesia, yakni:
-PLTP Lahendong – Sulawesi Utara
-PLTP Gunung Tiga – Lampung
-PLTP Lumut Balai Unit 3 (Bunbun) – Sumatera Selatan
-PLTP Tanjung Tiga – Sumatera Selatan
Kawasan-kawasan ini merupakan lokasi dengan cadangan panas bumi yang besar dan memiliki potensi untuk dikembangkan lebih lanjut guna mendukung ketahanan energi nasional serta memenuhi target emisi nol bersih (net zero emissions/NZE) pada 2060.
Strategi Pendanaan Melalui Pinjaman Internasional
Untuk mendukung pembiayaan proyek-proyek strategis tersebut, PGEO tengah mengajukan akses ke skema concessional loan dari lembaga-lembaga pembiayaan internasional. Jenis pembiayaan ini dikenal dengan bunga rendah dan tenor jangka panjang, cocok untuk proyek energi hijau yang bersifat jangka panjang dan berisiko tinggi di awal pengembangan.
“Basically, kita bisa mendapatkan rates yang sangat-sangat kompetitif, tapi dengan tenor itu cukup panjang, 20 sampai 30 tahun,” ungkap Yurizki.
Ia menambahkan bahwa fasilitas pinjaman tersebut akan berdampak positif terhadap profil keuangan perusahaan karena akan memberikan keuntungan komersial yang lebih baik dan mendorong peningkatan return bagi pemegang saham.
“Jadi, ini akan memberikan more commercial uplift yang bisa bump our return profile,” ujarnya.
PGEO juga telah melakukan koordinasi dengan Kementerian Keuangan terkait proses akses pendanaan internasional ini, memastikan setiap langkah yang diambil selaras dengan kebijakan fiskal dan rencana nasional transisi energi.
Dua PLTP Baru Siap Beroperasi pada 2025
Tidak hanya fokus pada proyek jangka panjang, PGEO juga menargetkan pengoperasian dua unit PLTP baru dalam waktu dekat. Kedua proyek tersebut adalah:
-PLTP Lumut Balai Unit 2 (Sumatera Selatan), kapasitas 55 MW, ditargetkan mulai operasi pada Juli 2025
-PLTP Ulubelu (Lampung), kapasitas 35 MW, ditargetkan mulai beroperasi pada Mei 2025
Yurizki menyampaikan optimisme perusahaan terhadap pencapaian target produksi listrik tahun ini, yang dipatok sebesar 4.930 GWh (Gigawatt hours). Peningkatan kapasitas produksi ini diharapkan memperkuat kontribusi PGEO terhadap bauran energi nasional dari energi terbarukan.
“Sehingga, kami confident target kami untuk mencapai 4.930 GWh production itu bisa tercapai di tahun ini,” kata Yurizki menegaskan.
Target Jangka Panjang PGEO: 1,7 GW pada 2033
Saat ini, PGEO mengelola total kapasitas terpasang sebesar 1.887 MW dari energi panas bumi. Dari jumlah tersebut, 672 MW dikelola secara mandiri oleh perusahaan, sedangkan 1.205 MW dikelola melalui kemitraan dengan pihak lain.
Dalam visi jangka menengah dan panjang, PGEO menargetkan peningkatan kapasitas terpasang secara mandiri menjadi 1 GW dalam dua tahun ke depan, dan mencapai 1,7 GW pada tahun 2033. Hal ini sejalan dengan strategi nasional dalam memperbesar porsi energi terbarukan di sistem kelistrikan nasional.
Energi Panas Bumi Jadi Pilar Transisi Energi
Sebagai salah satu negara dengan cadangan panas bumi terbesar di dunia, Indonesia memegang peran penting dalam pengembangan energi hijau global. Pemerintah menempatkan panas bumi sebagai salah satu pilar utama dalam roadmap transisi energi, mengingat sifatnya yang bersih, stabil, dan berkelanjutan.
PGEO, sebagai bagian dari ekosistem Pertamina dan Subholding NRE, mengambil peran strategis dalam mendorong pengembangan sektor ini, baik melalui peningkatan kapasitas, efisiensi proyek, maupun kolaborasi internasional.
Dengan berbagai inisiatif tersebut, PGEO menunjukkan komitmen kuat dalam mewujudkan masa depan energi Indonesia yang lebih bersih, berkelanjutan, dan mandiri dari ketergantungan energi fosil.