JAKARTA – Harga bahan bakar minyak (BBM) Pertamina per 30 April 2025 tercatat masih stabil, tanpa ada perubahan dari penyesuaian harga terakhir yang dilakukan pada 29 Maret 2025. Penurunan tersebut berlaku untuk seluruh jenis BBM non-subsidi dan masih tetap berlaku hingga akhir April ini.
PT Pertamina (Persero) menyatakan bahwa harga BBM non-subsidi seperti Pertamax, Pertamax Green, hingga Dexlite mengalami penurunan yang cukup signifikan pada akhir Maret. Namun, hingga 30 April, tidak ada penyesuaian harga lanjutan.
Berdasarkan data resmi Pertamina, berikut adalah harga BBM per 30 April 2025:
-Solar subsidi: Rp6.800 per liter
-Pertalite: Rp10.000 per liter
-Pertamax (RON 92): Rp12.500 per liter (turun Rp400 dari sebelumnya Rp12.900)
-Pertamax Green 95: Rp13.250 per liter (turun Rp450 dari sebelumnya Rp13.700)
-Pertamax Turbo (RON 98): Rp13.500 per liter (turun Rp500 dari sebelumnya Rp14.000)
-Dexlite (CN 51): Rp13.600 per liter (turun Rp700 dari sebelumnya Rp14.300)
-Pertamina Dex (CN 53): Rp13.900 per liter (turun Rp700 dari sebelumnya Rp14.600)
Penurunan harga tersebut menjadi angin segar bagi konsumen, terutama pengguna kendaraan pribadi yang mulai beralih dari bahan bakar bersubsidi seperti Pertalite ke BBM dengan angka oktan lebih tinggi, seperti Pertamax dan Pertamax Green.
"Penyesuaian harga BBM non-subsidi dilakukan dengan mempertimbangkan rata-rata harga minyak mentah dunia serta kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat," ujar Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fadjar Djoko Santoso.
Ia menambahkan bahwa harga BBM non-subsidi bersifat fluktuatif dan terus ditinjau secara berkala sesuai ketentuan dan mekanisme pasar. “Pertamina berkomitmen menjaga keterjangkauan harga serta menjamin ketersediaan BBM di seluruh wilayah Indonesia,” tegasnya.
Pertamina juga mengimbau masyarakat untuk terus memantau perkembangan harga BBM melalui situs resmi www.pertamina.com maupun aplikasi MyPertamina, guna memperoleh informasi terbaru dan akurat terkait harga serta lokasi SPBU terdekat.
Langkah penurunan harga ini juga menunjukkan respons Pertamina terhadap kondisi pasar global, di mana harga minyak mentah sempat mengalami tekanan akibat ketidakpastian geopolitik dan perlambatan ekonomi dunia. Selain itu, efisiensi distribusi dan upaya digitalisasi juga mendorong penyesuaian harga menjadi lebih kompetitif.
Dengan harga yang kini lebih terjangkau, banyak konsumen yang mulai mempertimbangkan untuk menggunakan BBM dengan kualitas lebih baik guna mendukung efisiensi dan performa kendaraan. Hal ini dinilai sebagai upaya positif dalam transisi menuju konsumsi energi yang lebih bersih dan ramah lingkungan.
Pertamina menegaskan akan terus memantau pergerakan harga global dan mengambil kebijakan penyesuaian harga secara transparan serta sesuai regulasi yang berlaku.