Pertambangan

Investasi Pertambangan di Sulawesi Utara Capai Rp982 Miliar, BI Optimistis Percepat Pertumbuhan Ekonomi Daerah

Investasi Pertambangan di Sulawesi Utara Capai Rp982 Miliar, BI Optimistis Percepat Pertumbuhan Ekonomi Daerah
Investasi Pertambangan di Sulawesi Utara Capai Rp982 Miliar, BI Optimistis Percepat Pertumbuhan Ekonomi Daerah

JAKARTA - Sektor pertambangan menjadi motor utama investasi di Sulawesi Utara (Sulut) sepanjang tahun 2024. Berdasarkan data yang dipaparkan Bank Indonesia Perwakilan Sulut, investasi asing melalui skema Penanaman Modal Asing (PMA) di sektor ini mencapai Rp982 miliar, tersebar dalam 19 proyek aktif.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sulut, Andry Prasmuko, menyebut dominasi investasi tidak hanya berasal dari luar negeri. Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) di sektor pertambangan juga mencatatkan kontribusi signifikan dengan nilai mencapai Rp2,225 miliar dari 109 proyek. Hal ini menunjukkan bahwa sektor ini menjadi tumpuan utama dalam peta investasi daerah.

“Kita harus berusaha keras untuk bisa menarik investor ke Sulut,” ujar Prasmuko dalam agenda Outlook Ekonomi Terkini Sulut yang dirangkaikan dengan Halalbihalal pekan lalu.

Menurutnya, meskipun sektor lain seperti industri, transportasi, perhotelan, jasa, hingga kelistrikan juga mengalami pertumbuhan, namun skalanya masih jauh di bawah sektor pertambangan. Oleh karena itu, penguatan fondasi ekonomi daerah menjadi fokus Bank Indonesia guna mendorong investasi lintas sektor yang lebih merata.

Ia menjelaskan, BI Sulut terus mendorong stabilitas ekonomi daerah dengan memperkuat koordinasi bersama pemerintah provinsi, serta memaksimalkan dukungan kebijakan fiskal dan moneter untuk menciptakan iklim investasi yang sehat.

“Dampak berganda dari investasi ini diharapkan bisa mendorong penciptaan lapangan kerja baru dan mempercepat pertumbuhan ekonomi Sulawesi Utara,” tambahnya optimistis.

Senada dengan itu, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Sulut, Elvira Umihanni, menyatakan bahwa pemerintah provinsi telah menetapkan tiga sektor prioritas sebagai pilar utama pembangunan ekonomi berkelanjutan, yakni pertambangan, pertanian, dan pariwisata. Ketiga sektor ini dinilai mampu menciptakan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berdaya saing tinggi.

“Kami terus mendorong sektor-sektor utama ini untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif,” tegas Elvira.

Pemerintah Provinsi Sulut di bawah kepemimpinan Gubernur Olly Dondokambey dan Wakil Gubernur Steven Kandouw (YSK-Victor) juga terus memperluas kerja sama strategis dengan pelaku usaha dan calon investor. Pendekatan ini diharapkan dapat memperkuat daya tarik Sulut sebagai destinasi investasi unggulan di kawasan timur Indonesia.

Dengan tren pertumbuhan positif ini, Sulut menargetkan peningkatan kontribusi investasi terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) serta penyerapan tenaga kerja dalam skala luas, sejalan dengan visi pembangunan jangka menengah daerah.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index