Minyak

Indonesia Eksplorasi Peluang Impor Minyak dari Rusia untuk Diversifikasi Pasokan Energi

Indonesia Eksplorasi Peluang Impor Minyak dari Rusia untuk Diversifikasi Pasokan Energi
Indonesia Eksplorasi Peluang Impor Minyak dari Rusia untuk Diversifikasi Pasokan Energi

JAKARTA - Indonesia tengah menjajaki peluang impor minyak mentah dari Rusia sebagai bagian dari upaya untuk mendiversifikasi sumber pasokan energi. Langkah ini diungkapkan oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Dadan Kusdiana dalam acara Joint Commission Indonesia-Rusia di Jakarta, pada Selasa, 15 April 2025.

"Ya kita semua potensi kerja sama kita eksplor, ini kan bukan perjanjian kerja sama kontrak segala macam, ini kan antar-pemerintah dan pemerintah kita eksplor," ujar Dadan Kusdiana saat ditemui oleh awak media. Rencana ini masih dalam tahap penjajakan dan belum ada tindak lanjut yang lebih konkret.

Selain membahas potensi impor minyak dari Rusia, pertemuan ini juga membicarakan peluang kerja sama lebih luas antara Indonesia dan Rusia, terutama di sektor energi. Dadan menambahkan bahwa sektor yang menjadi fokus utama adalah energi baru terbarukan (EBT), listrik, dan pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). "Ini ada dua migas dan EBT listrik, ya terutama nuklir kan kalau di sana nuklir sama Rusia," ungkap Dadan.

Meskipun rencana kerja sama dengan Rusia melibatkan berbagai sektor, pengembangan proyek PLTN diperkirakan memakan waktu yang cukup panjang. Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk memastikan penerapan teknologi nuklir ini dilakukan secara komprehensif, dengan mempertimbangkan berbagai aspek regulasi yang berlaku di dalam negeri.

Dalam pertemuan tersebut, juga dibahas kelanjutan proyek Grass Root Refinery Tuban (GRR Tuban) yang bekerja sama dengan perusahaan Rusia, Rosneft. Proyek ini akan dilakukan dengan skema joint venture (JV), dan pada Februari 2025, pemerintah Indonesia bersama dengan Rusia berkomitmen untuk terus mencari cara agar pendanaan proyek tersebut dapat tercapai.

Edi Prio Pambudi, Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional Kemenko Perekonomian, menyatakan bahwa rencana impor minyak mentah dari Rusia masih berada pada tahap penjajakan. "Belum, belum. Kita baru menjajakin. Secara detail itu nanti masih dalam proses pembahasan lagi," ujar Edi.

Sebelumnya, sinyal mengenai impor minyak mentah dari Rusia disampaikan oleh Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Pandjaitan. Luhut mengatakan Indonesia bisa mengimpor minyak mentah dari Rusia setelah negara ini menjadi anggota penuh forum ekonomi BRICS. Menurutnya, ada banyak sisi positif yang bisa diterima Indonesia dengan bergabung di BRICS, termasuk potensi impor komoditas energi dari Rusia. "Ke mana saja (impor minyak mentah) kalau kita menguntungkan Republik dan sepanjang itu tadi menguntungkan Republik dan itu bisa kita bicarakan kepada beberapa negara yang lain kenapa tidak," ucap Luhut.

Impor minyak dari Rusia dipertimbangkan karena harga yang cenderung lebih murah dibandingkan dengan negara-negara penghasil minyak lainnya. Namun, Luhut juga mengingatkan pentingnya kehati-hatian terhadap situasi geopolitik yang sedang berlangsung, terutama terkait dengan konflik Rusia-Ukraina.

Dengan adanya penjajakan ini, Indonesia berharap dapat memperkuat ketahanan energi nasional melalui diversifikasi pasokan dan peningkatan kerja sama dengan Rusia dalam sektor energi.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index