Saham

IHSG Anjlok 1 Persen, Saham BREN Alami Penurunan Signifikan pada Perdagangan 10 Februari 2025

IHSG Anjlok 1 Persen, Saham BREN Alami Penurunan Signifikan pada Perdagangan 10 Februari 2025
IHSG Anjlok 1 Persen, Saham BREN Alami Penurunan Signifikan pada Perdagangan 10 Februari 2025

JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) memulai pekan perdagangan dengan tren negatif pada Senin, 10 Februari 2025. Penurunan ini merupakan imbas dari tekanan yang dialami bursa saham Asia Pasifik serta sektor saham yang menunjukkan performa beragam.

Menurut data RTI, IHSG dibuka pada posisi stagnan di 6.742,57. Namun, hanya dalam hitungan menit, pada pukul 09.16 WIB, indeks ini sudah turun 0,72 persen ke posisi 6.694. Koreksi berlanjut semakin dalam hingga IHSG kehilangan 1,22 persen dari nilainya, terpuruk ke level 6.660 pada pukul 09.42 WIB. Di sisi lain, Indeks LQ45 juga terdampak dengan penurunan 0,43 persen ke posisi 781. Sebagian besar indeks saham acuan menunjukkan tren penurunan, mencerminkan kondisi pasar yang kurang kondusif.

Di tengah dinamika pasar, data menunjukkan adanya 240 saham yang mengalami pelemahan, mendominasi IHSG meskipun ada 211 saham yang menguat serta 174 saham yang tidak berubah. Aktivitas perdagangan juga aktif dengan total frekuensi mencapai 201.364 kali, melibatkan volume sebesar 2,3 miliar saham dengan nilai transaksi harian mencapai Rp 2 triliun. Di sisi lain, nilai tukar dolar Amerika Serikat terhadap rupiah berada di sekitar level 16.339.

Mayoritas sektor saham memperlihatkan wajah suram. Sektor energi tercatat memimpin penurunan dengan koreksi 1,5 persen. Sektor lain seperti industri, kesehatan, keuangan, properti, dan infrastruktur juga menunjukkan kinerja yang negatif, masing-masing turun 0,23 persen, 0,83 persen, 0,64 persen, 0,80 persen, dan 1,16 persen.

Saham GOTO dan BREN Alami Penurunan Signifikan

Di tengah tekanan pasar, beberapa saham mengalami penurunan harga yang signifikan. Saham GOTO misalnya, terkoreksi 1,2 persen ke posisi Rp 82 per saham dari harga pembukaan yang stagnan di Rp 83. Perdagangan saham ini aktif dengan volume 6.803.880 saham dan nilai transaksi Rp 54,1 miliar.

Lebih menyedihkan lagi, saham BREN (Barito Renewables) anjlok 12,46 persen ke posisi Rp 6.125 dari harga pembukaan di Rp 6.500 per saham. Perdagangan saham ini cukup aktif dengan frekuensi 19.179 kali dan mengumpulkan volume 657.125 saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 421,1 miliar. Kejatuhan harga saham BREN menjadi sorotan utama, mengingat tekanan yang dialaminya pasca pengumuman MSCI yang tidak memasukkan saham ini dalam tinjauan indeks pada Februari 2025 karena isu investasi yang diangkat oleh pelaku pasar.

Menurut Alex Liandi, analis dari Ashmore Asset Management Indonesia, "Keputusan MSCI yang tidak memprioritaskan saham-saham grup Barito, termasuk BREN, memberikan dampak besar terhadap pergerakan harga saham ini. Investor tampaknya merespons negatif atas potensi masalah investasi yang terjadi."

Faktor eksternal lain yang ikut mempengaruhi IHSG adalah penurunan saham kapitalisasi besar seperti saham grup Barito lainnya, termasuk TPIA dan BRPT. Namun, terdapat sedikit harapan dari pemulihan saham BBCA dan BBRI yang kembali menguat setelah imbal hasil Surat Berharga Ritel Indonesia (SRBI) turun 18 basis poin.

Sementara itu, cadangan devisa Indonesia berhasil mencatat rekor tertinggi baru mencapai USD 156 miliar, didorong oleh penjualan obligasi global pemerintah yang memberikan pasokan dolar AS baru.

Prediksi IHSG dan Rekomendasi Saham

Menanggapi perkembangan ini, riset dari BNI Sekuritas menyatakan IHSG pada Jumat sebelumnya turun 1,93 persen, tertekan oleh aksi jual investor asing senilai Rp 650 miliar. "Kami memprediksi IHSG akan bergerak di level support 6.580 hingga 6.650 dan resistance pada kisaran 6.870 hingga 7.000," ujar Muhammad Fatih, analis dari BNI Sekuritas.

Sebagai rekomendasi, BNI Sekuritas menyarankan strategi beli terarah untuk saham BBNI, AADI, BFIN, AMMN, PSAB, dan DEWA dengan target jangka pendek, merespons kondisi pasar yang fluktuatif ini.

Dengan tren penurunan IHSG yang signifikan, investor diingatkan untuk tetap waspada dan mencermati perkembangan pasar lebih lanjut, terutama mengingat dinamika eksternal dan sentimen dari pengumuman MSCI yang mempengaruhi saham-saham tertentu.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index