PTPP

PTPP Fokus Perkuat Tata Kelola dan Targetkan Laba Bersih Rp157 Miliar

PTPP Fokus Perkuat Tata Kelola dan Targetkan Laba Bersih Rp157 Miliar
PTPP Fokus Perkuat Tata Kelola dan Targetkan Laba Bersih Rp157 Miliar

JAKARTA - PT PP (Persero) Tbk (PTPP) mencatat penurunan laba bersih lebih dari 50% pada semester I/2025. Di tengah tekanan tersebut, perseroan tetap menegaskan fokus pada proyek bernilai tambah dan penguatan tata kelola keuangan.

Corporate Secretary PTPP, Joko Raharjo, menyebut bahwa transformasi tata kelola menjadi prioritas utama perusahaan. “Tata kelola yang kuat adalah kunci keberlanjutan bisnis. Kami ingin memastikan setiap rupiah yang dikelola perusahaan mencerminkan profesionalisme dan integritas tinggi,” ujarnya, Minggu, 19 Oktober 2025.

Strategi Tata Kelola dan Sistem Internal

PTPP memperkuat sistem audit, manajemen risiko, dan pelaporan digital. Langkah ini bertujuan meningkatkan kredibilitas perusahaan di mata investor dan mitra kerja.

Selain itu, perusahaan memperluas penerapan budaya kepatuhan melalui pelatihan integritas dan sistem pelaporan pelanggaran (whistleblowing system). Evaluasi rutin terhadap kebijakan kepatuhan di seluruh anak perusahaan juga dilakukan untuk menjaga konsistensi.

Pengelolaan arus kas yang disiplin menjadi bagian dari strategi PTPP. Pendekatan pengendalian proyek berbasis portofolio profitabilitas juga diterapkan untuk menjaga fundamental keuangan perusahaan.

Langkah-langkah ini diambil untuk menghadapi dinamika industri konstruksi nasional yang semakin kompleks. PTPP menekankan bahwa tata kelola yang kuat menjadi fondasi keberlanjutan bisnis.

Fokus Proyek Bernilai Tambah

Menurut Joko, perusahaan tidak hanya berorientasi pada penyelesaian proyek besar. “Ke depan, fokus kami tidak hanya menyelesaikan proyek besar, tetapi memastikan setiap proyek memberi nilai tambah finansial dan reputasional bagi perusahaan,” tegasnya.

Sepanjang Januari hingga Agustus 2025, PTPP mencatatkan nilai kontrak baru sebesar Rp15,28 triliun. Nilai ini setara 53,6% dari target kontrak tahun 2025 yang sebesar Rp28,5 triliun.

Mayoritas kontrak baru bersumber dari BUMN sebesar 51,2%, diikuti pihak swasta 31%, dan pemerintah 17,8%. Strategi diversifikasi ini menunjukkan kemampuan PTPP menghadapi perubahan pasar dan kebutuhan pembangunan nasional.

Dari sisi segmen, kontribusi terbesar kontrak baru berasal dari sektor pertambangan 19,5%. Sektor lainnya meliputi gedung 17,81%, power plant 17,56%, jalan dan jembatan 15,81%, serta pelabuhan 15,26%.

Segmen minyak dan gas menyumbang 5,39%, irigasi 4,63%, bendungan 1,78%, bandara 1,40%, dan industri 0,85%. Komposisi ini menunjukkan portofolio proyek PTPP yang luas dan beragam.

Kinerja Keuangan Semester I/2025

Menilik rapor keuangan semester I/2025, PTPP membukukan laba bersih sebesar Rp65,25 miliar. Angka ini terpangkas 55,61% dibandingkan laba bersih semester I/2024 yang sebesar Rp147 miliar.

Penurunan laba bersih ini sejalan dengan pendapatan usaha PTPP yang menurun 23,71%. Pendapatan tercatat Rp6,70 triliun, turun dari Rp8,79 triliun pada periode sama tahun sebelumnya.

Meski menghadapi tekanan, perusahaan tetap memproyeksikan pendapatan tahun 2025 sebesar Rp18,25 triliun. Laba bersih ditargetkan mencapai Rp157 miliar, menegaskan optimisme PTPP menghadapi sisa tahun.

Langkah Ke Depan dan Penguatan Reputasi

PTPP terus memperkuat fundamental keuangan melalui pengendalian internal dan proyek yang menguntungkan. Pendekatan ini diharapkan meningkatkan nilai tambah finansial sekaligus menjaga reputasi perusahaan.

Budaya kepatuhan, integritas, dan tata kelola profesional menjadi pilar dalam setiap aktivitas PTPP. Penekanan pada transparansi juga memperkuat hubungan dengan investor, mitra kerja, dan pemangku kepentingan lainnya.

Transformasi internal ini sejalan dengan strategi PTPP untuk memperkuat posisi di proyek strategis nasional (PSN). Dengan pengelolaan yang disiplin, perusahaan optimistis dapat menghadapi tantangan industri konstruksi yang kompetitif.

Diversifikasi kontrak dari BUMN, swasta, dan pemerintah menjadi strategi mitigasi risiko yang efektif. Perusahaan tetap memprioritaskan proyek-proyek bernilai tambah yang memberikan keuntungan finansial dan reputasi.

PTPP menekankan pentingnya integrasi antara manajemen risiko dan pengendalian proyek. Hal ini memastikan setiap proyek dijalankan dengan efisiensi maksimal dan sesuai standar kualitas yang ditetapkan.

Dengan fokus pada tata kelola dan proyek bernilai tambah, PTPP optimistis dapat mencapai target laba bersih Rp157 miliar. Strategi ini menjadi bukti keseriusan perusahaan dalam menjaga keberlanjutan bisnis di tengah tekanan industri.

Portofolio kontrak yang luas, mulai dari pertambangan hingga infrastruktur, menunjukkan kapabilitas PTPP menangani berbagai proyek. Diversifikasi ini sekaligus meminimalkan risiko dan memperkuat posisi perusahaan dalam ekosistem konstruksi nasional.

Kombinasi antara penguatan internal, tata kelola, dan proyek strategis menjadi kunci bagi PTPP untuk tetap kompetitif. Keberhasilan strategi ini akan terlihat dari kinerja keuangan dan reputasi perusahaan di akhir tahun.

Dengan fokus yang jelas, pengelolaan proyek berbasis profitabilitas, serta penguatan integritas, PTPP menegaskan diri sebagai perusahaan konstruksi pelat merah yang adaptif. Semua langkah ini menjadi fondasi untuk menghadapi tantangan industri hingga akhir 2025.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index