JAKARTA - PT Asuransi Jasa Indonesia (Asuransi Jasindo) resmi menuntaskan klaim milik PT Jasa Marga (Persero) Tbk.
Klaim tersebut diajukan atas kerusakan fasilitas di Ruas Tol Dalam Kota (Dakotoma) dan Gerbang Tol (GT) Ciawi 2 yang terjadi beberapa waktu lalu.
Penyelesaian klaim ini melalui proses penilaian dan verifikasi yang ketat.
Setiap tahapan dilakukan sesuai dengan ketentuan polis asuransi yang berlaku agar hasilnya akurat dan transparan.
Sebagai bagian dari Holding BUMN sektor asuransi, penjaminan, dan investasi di bawah IFG Group, Jasindo menegaskan komitmennya terhadap pelayanan prima.
Proses klaim dilakukan cepat, akuntabel, dan berorientasi pada kebutuhan mitra strategis BUMN lainnya.
“Kami memahami pentingnya keberlangsungan operasional jalan tol bagi masyarakat dan perekonomian nasional,” ujar Direktur Utama Asuransi Jasindo, Andy Samuel.
Ia menegaskan bahwa penyelesaian klaim seperti ini menjadi prioritas utama demi mendukung kelancaran layanan publik.
Pemulihan Cepat Fasilitas Tol Usai Kerusakan
Perbaikan ruas tol Dakotoma masih berlangsung mencakup tujuh gerbang tol di jalur Cawang–Tomang–Pluit.
Kerusakan itu terjadi akibat aksi unjuk rasa pada 28 Agustus 2025 yang menyebabkan sejumlah fasilitas fisik rusak.
Sementara itu, GT Ciawi 2 mengalami kerusakan parah akibat kecelakaan truk kontainer dan tronton.
Kedua kendaraan besar itu dilaporkan mengalami rem blong hingga menabrak gardu tol dan menimbulkan kerugian besar.
Total klaim yang diajukan Jasa Marga atas dua kejadian tersebut mencapai Rp7,3 miliar.
Setelah dilakukan pemeriksaan dan verifikasi oleh Jasindo, pembayaran klaim pun telah diselesaikan sepenuhnya.
Kini sebagian besar gerbang tol telah kembali beroperasi secara normal.
Hanya tersisa beberapa bagian kecil yang masih dalam tahap perapihan akhir untuk memastikan kelayakan operasionalnya.
Direktur Utama Jasa Marga, Rivan Achmad Purwantono, menyampaikan apresiasi atas respons cepat Jasindo.
Ia menilai kerja sama lintas BUMN seperti ini menjadi contoh konkret sinergi dalam menjaga keberlanjutan infrastruktur nasional.
Perlindungan Risiko Jadi Pilar Penting Infrastruktur
Rivan menambahkan, kolaborasi Jasa Marga dan Jasindo memperlihatkan bagaimana asuransi berperan penting dalam perlindungan aset negara.
Menurutnya, dukungan cepat dari Jasindo memungkinkan pemulihan fasilitas berjalan efisien tanpa mengganggu operasional jalan tol.
“Kami berterima kasih atas respons cepat dan kerja sama yang terjalin,” kata Rivan.
“Dukungan yang profesional ini membantu kami menjaga kelancaran operasional jalan tol dan memastikan pemulihan fasilitas berjalan optimal,” lanjutnya.
Ia berharap, semakin banyak aset strategis nasional yang memperoleh perlindungan asuransi secara menyeluruh.
Dengan begitu, risiko kerugian akibat kecelakaan, bencana, atau gangguan lain dapat diminimalkan secara efektif.
Di sisi lain, peran asuransi juga memperkuat ketahanan finansial BUMN sektor infrastruktur.
Sistem jaminan risiko yang kuat membantu mempercepat pemulihan pasca-insiden dan menekan beban biaya perbaikan.
Asuransi Jasindo terus berupaya menjaga standar pelayanan yang tinggi bagi para mitra.
Hal itu sejalan dengan misi IFG Group untuk membangun ekosistem keuangan nasional yang sehat, stabil, dan berdaya tahan.
Kinerja Industri Asuransi Nasional Tetap Solid di Tengah Tantangan
Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun (PPDP) Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Ogi Prastomiyono, menyoroti pentingnya sektor asuransi dalam menjaga stabilitas ekonomi.
Menurutnya, industri asuransi berperan besar dalam mengelola risiko finansial, termasuk perlindungan terhadap kerusakan properti maupun infrastruktur publik.
Hingga Agustus 2025, total klaim asuransi komersial mencapai Rp141,65 triliun.
Angka tersebut turun sekitar 5,33 persen dibandingkan periode yang sama pada 2024 yang mencatat Rp149,63 triliun.
Meski nilai klaim menurun, pendapatan premi asuransi komersial masih menunjukkan pertumbuhan positif.
Selama Januari hingga Agustus 2025, total premi yang dikumpulkan mencapai Rp219,52 triliun, tumbuh 0,44 persen secara tahunan (YoY).
Ogi menjelaskan bahwa komposisi premi terdiri atas asuransi jiwa dan asuransi umum termasuk reasuransi.
“Premi asuransi jiwa sedikit terkontraksi sebesar 1,21 persen per tahun ke tahun dengan nilai Rp117,51 triliun,” terangnya.
Sementara itu, premi asuransi umum dan reasuransi tumbuh 2,42 persen secara YoY.
Nilainya mencapai Rp102,41 triliun pada periode yang sama di 2025, menunjukkan permintaan proteksi risiko yang masih kuat.
Dari sisi permodalan, industri asuransi komersial tetap menunjukkan kondisi yang solid.
Baik sektor asuransi jiwa maupun asuransi umum dan reasuransi memiliki tingkat Risk Based Capital (RBC) jauh di atas ambang batas minimum.
Secara agregat, RBC asuransi jiwa tercatat sebesar 472,58 persen.
Sedangkan RBC asuransi umum dan reasuransi mencapai 323,36 persen, keduanya jauh di atas ketentuan threshold 120 persen.
Asuransi Sebagai Pilar Ketahanan Ekonomi dan Infrastruktur Nasional
Dengan rasio permodalan yang kuat, industri asuransi Indonesia dinilai siap menghadapi berbagai potensi risiko di masa mendatang.
Hal ini menjadi dasar bagi kepercayaan publik terhadap stabilitas sektor keuangan nasional.
Ogi menekankan bahwa peran industri asuransi akan semakin krusial di tengah percepatan pembangunan infrastruktur.
Keberadaan proteksi yang memadai memastikan setiap proyek strategis dapat berjalan dengan aman tanpa gangguan jangka panjang.
Bagi Jasindo, keberhasilan penyelesaian klaim Jasa Marga menjadi bukti komitmen terhadap tata kelola yang transparan.
Langkah ini juga memperkuat kepercayaan antar-lembaga negara bahwa kolaborasi BUMN dapat menghasilkan solusi yang cepat dan efisien.
Proses klaim yang selesai dengan baik menunjukkan bahwa mekanisme perlindungan risiko di Indonesia semakin matang.
Sinergi antara perusahaan asuransi dan pengelola infrastruktur seperti Jasa Marga juga mempercepat pemulihan aset strategis yang terdampak insiden.
Dengan dukungan regulator seperti OJK, ekosistem asuransi nasional diharapkan semakin tangguh.
Tujuannya agar seluruh proyek pembangunan, baik skala nasional maupun daerah, memiliki perlindungan finansial yang berkelanjutan.
Sinergi BUMN, Pondasi Ketahanan Infrastruktur Indonesia
Sinergi antara Asuransi Jasindo dan Jasa Marga bukan sekadar penyelesaian klaim.
Namun, juga wujud nyata kolaborasi strategis antar-BUMN dalam menjaga keberlanjutan layanan publik di sektor transportasi dan infrastruktur.
Kecepatan Jasindo dalam memproses klaim senilai Rp7,3 miliar menjadi simbol profesionalisme industri asuransi nasional.
Sementara Jasa Marga, sebagai operator tol terbesar di Indonesia, terus memperkuat sistem manajemen risikonya untuk menghadapi berbagai tantangan ke depan.
Dengan semakin banyak aset nasional yang diasuransikan, risiko finansial akibat insiden atau bencana dapat ditekan secara signifikan.
Kebijakan ini turut menjaga keberlangsungan investasi publik yang bernilai strategis bagi perekonomian nasional.
Kerja sama lintas sektor seperti ini juga menjadi contoh bagaimana BUMN berperan dalam membangun ketahanan nasional.
Kehadiran asuransi sebagai pelindung aset negara memastikan pembangunan terus berlanjut tanpa gangguan serius.