JAKARTA - Kualitas daging sapi tidak hanya ditentukan oleh jenis sapi, tetapi juga oleh cara pemeliharaan dan jenis pakan yang diberikan. Ahli Gizi Olahraga Universitas Oklahoma, Emilia Achmadi, menyebutkan bahwa kandungan protein antara sapi lokal dan impor relatif mirip, namun perbedaan mencolok terjadi pada kandungan lemaknya.
Sapi yang dirawat dengan baik akan tumbuh optimal hingga beratnya bisa mencapai 500 kilogram. Perawatan yang baik juga memastikan kualitas protein dalam daging lebih tinggi dan lebih berguna bagi tubuh.
Jenis pakan menjadi faktor kedua yang menentukan kualitas lemak dalam daging. Sapi yang diberi rumput segar (grass fed) memiliki kandungan omega-3 lebih tinggi dibanding sapi yang diberi biji-bijian (grain fed).
Selain itu, lemak jenuh seperti conjugated linoleic acid (CLA) dalam daging grass fed bermanfaat untuk energi, khususnya bagi mereka yang aktif berolahraga. Kandungan CLA ini juga mendukung metabolisme tubuh dan kesehatan secara keseluruhan.
Pengaruh Proses Pemeliharaan dan Lingkungan
Lingkungan tempat sapi dipelihara turut memengaruhi kualitas dagingnya. Sapi yang bebas bergerak di padang rumput organik cenderung lebih sehat dan dagingnya lebih empuk saat dimasak.
Sebaliknya, sapi yang diikat dalam kandang sempit, seperti yang umum di Indonesia, sering mengalami stres. Kondisi ini membuat daging menjadi lebih keras dan kurang mudah diolah menjadi hidangan berkualitas.
Proses pemeliharaan yang minim stres menjadi kunci penting untuk memperoleh daging sapi empuk dan lezat. Emilia menekankan bahwa sapi yang sehat dan tenang menghasilkan protein dan lemak yang lebih baik bagi manusia.
Cara Pemotongan Mempengaruhi Tekstur Daging
Tidak hanya pakan dan perawatan, teknik pemotongan sapi juga menentukan kualitas daging. Di Australia, sapi biasanya diberi waktu istirahat sebelum dipotong dan menggunakan teknologi stun untuk mengurangi stres.
Setelah sapi terstun, hewan digantung sejenak sebelum dikuliti dan diproses lebih lanjut. Prosedur ini membantu mempertahankan tekstur daging agar tetap lembut dan mudah dimasak menjadi steak atau hidangan lain.
Di Indonesia, pemotongan daging mengikuti prosedur agama tertentu yang bisa membuat sapi mengalami stres. Stres pada sapi menyebabkan daging lebih keras, sehingga tekstur dan rasa akhir bisa berbeda dibanding daging sapi impor.
Freedie Salim, Chef Owner Silk Bistro, menambahkan bahwa faktor stres ini sering menjadi pembeda utama kualitas daging lokal dan impor. Sapi yang stres saat dipotong cenderung menghasilkan daging yang sulit diolah dan kurang empuk.
Tips Memilih dan Mengolah Daging Berkualitas
Memilih daging sapi berkualitas harus memperhatikan asal, pakan, dan metode pemeliharaan sapi. Sapi grass fed dengan perawatan baik biasanya memiliki tekstur lebih lembut dan kandungan lemak esensial yang lebih tinggi.
Saat memasak, penting untuk menyesuaikan teknik agar protein dan lemak tetap terjaga. Mengolah daging dengan metode yang tepat, seperti slow cooking atau grilling, akan membuat daging empuk dan menambah cita rasa.
Memahami perbedaan antara sapi lokal dan impor membantu konsumen membuat pilihan sehat. Daging yang berkualitas tinggi mendukung kesehatan jantung, metabolisme, dan energi bagi tubuh, terutama bagi orang yang aktif berolahraga.
Dengan memperhatikan perawatan, pakan, dan teknik pemotongan, masyarakat dapat menikmati daging sapi yang lezat sekaligus bernutrisi. Kualitas daging tidak hanya soal rasa, tetapi juga kandungan gizi yang mendukung pola makan sehat dan gaya hidup aktif.