Rahasia Ilmiah

Rahasia Ilmiah di Balik Orang Tetap Kurus Meski Makan Banyak Setiap Hari

Rahasia Ilmiah di Balik Orang Tetap Kurus Meski Makan Banyak Setiap Hari
Rahasia Ilmiah di Balik Orang Tetap Kurus Meski Makan Banyak Setiap Hari

JAKARTA - Pernahkah Anda bertemu seseorang yang bisa makan dalam porsi besar tanpa takut berat badannya naik? Fenomena ini sering kali membuat banyak orang heran, bahkan iri, karena tampaknya mereka diberkahi metabolisme yang “ajaib.”

Namun, kenyataannya kondisi ini tidak semata karena keberuntungan. Ada penjelasan ilmiah yang menunjukkan bahwa tubuh setiap orang memiliki mekanisme unik dalam mengelola makanan dan energi yang masuk.

Tubuh Punya Cara Berbeda dalam Mengolah Kalori

Setiap orang memiliki laju metabolisme yang berbeda satu sama lain. Metabolisme dasar atau Basal Metabolic Rate (BMR) merupakan energi yang dibutuhkan tubuh untuk menjalankan fungsi vital seperti bernapas, mengatur suhu tubuh, dan memompa darah.

Orang yang tetap kurus meski makan banyak biasanya memiliki BMR tinggi. Tubuh mereka membakar kalori dengan cepat, bahkan saat sedang beristirahat.

Kondisi ini bisa terjadi karena beberapa faktor seperti genetik, jumlah otot yang lebih banyak, atau aktivitas harian yang tinggi. Semakin tinggi massa otot, semakin besar pula energi yang dibutuhkan tubuh untuk mempertahankan fungsinya.

Dengan kata lain, mereka yang memiliki metabolisme cepat membakar kalori lebih efisien dibanding orang lain. Itulah sebabnya, berat badan mereka tetap stabil meski asupan makanan tergolong banyak.

Faktor Genetik Jadi Kunci Penting

Genetik berperan besar dalam menentukan bagaimana tubuh menyimpan atau membakar energi. Beberapa orang memiliki gen yang membuat tubuhnya lebih mudah mengubah kalori menjadi energi dibanding menyimpannya sebagai lemak.

Gen juga mempengaruhi cara hormon pengatur nafsu makan bekerja, terutama leptin dan ghrelin. Leptin berfungsi memberikan sinyal kenyang kepada otak, sementara ghrelin memicu rasa lapar.

Orang dengan keseimbangan hormon yang baik cenderung tidak makan berlebihan karena cepat merasa kenyang. Sebaliknya, jika hormon ghrelin terlalu aktif, seseorang bisa merasa lapar terus-menerus meskipun kebutuhan kalorinya sudah terpenuhi.

Selain itu, faktor keturunan juga bisa menentukan bentuk tubuh seseorang. Ada keluarga yang cenderung memiliki metabolisme cepat, sehingga anggotanya sulit menambah berat badan meski mengonsumsi banyak kalori.

Aktivitas Sehari-hari Turut Membakar Kalori

Tanpa disadari, aktivitas kecil yang dilakukan setiap hari bisa berdampak besar terhadap pembakaran kalori. Orang yang tetap kurus biasanya memiliki kebiasaan aktif meski tidak melakukan olahraga berat.

Contohnya, mereka sering berjalan kaki, lebih suka berdiri daripada duduk, atau banyak melakukan gerakan kecil selama beraktivitas. Semua aktivitas ringan ini termasuk dalam kategori Non-Exercise Activity Thermogenesis (NEAT), yaitu pembakaran energi di luar olahraga formal.

NEAT bisa membakar ratusan kalori per hari tanpa terasa. Seseorang yang banyak bergerak secara alami akan memiliki tingkat metabolisme lebih tinggi dibanding orang yang sering duduk atau beraktivitas minimal.

Dengan begitu, gaya hidup aktif ini membuat berat badan mereka lebih stabil, meski pola makan tidak selalu dijaga ketat. Bahkan, tanpa disadari, tubuh mereka terus bekerja membakar energi sepanjang hari.

Pola Tidur dan Stres Juga Mempengaruhi Berat Badan

Selain faktor metabolisme dan genetik, pola tidur juga berpengaruh besar terhadap berat badan. Orang yang memiliki kualitas tidur baik biasanya memiliki keseimbangan hormon yang lebih stabil.

Tidur cukup membantu mengatur hormon kortisol, leptin, dan ghrelin yang berperan dalam mengatur nafsu makan dan pembakaran energi. Kurang tidur dapat meningkatkan rasa lapar dan keinginan mengonsumsi makanan tinggi gula atau lemak.

Selain itu, stres juga bisa menjadi pemicu perubahan berat badan. Stres kronis dapat mengacaukan metabolisme tubuh karena peningkatan kadar kortisol yang memicu penumpukan lemak di area perut.

Sebaliknya, orang dengan pengendalian stres yang baik cenderung memiliki metabolisme yang lebih stabil. Itulah sebabnya, meski makan banyak, berat badan mereka tetap terkendali.

Kombinasi Faktor yang Membentuk Pola Unik

Faktor genetik, aktivitas fisik, dan kebiasaan hidup saling berinteraksi dalam menentukan berat badan seseorang. Tidak ada satu penyebab tunggal yang membuat seseorang tetap kurus meski makan banyak.

Bisa jadi seseorang memiliki metabolisme cepat, hormon yang seimbang, sekaligus gaya hidup aktif. Ketiga hal ini berperan besar dalam menjaga kestabilan berat badan tanpa perlu usaha ekstra.

Namun, hal tersebut bukan berarti orang dengan tubuh kurus bebas makan sembarangan. Pola makan yang tidak sehat tetap bisa berdampak buruk bagi tubuh dalam jangka panjang.

Kesehatan organ seperti jantung, hati, dan ginjal tetap harus dijaga melalui asupan nutrisi seimbang. Meskipun berat badan tidak naik, konsumsi berlebihan gula, garam, atau lemak tetap berisiko bagi tubuh.

Tetap Kurus Bukan Berarti Pasti Sehat

Sering kali orang berpikir bahwa tubuh kurus selalu identik dengan tubuh sehat. Padahal, ukuran tubuh tidak selalu menjadi indikator kesehatan secara keseluruhan.

Ada kondisi yang disebut TOFI (Thin Outside, Fat Inside), yaitu ketika seseorang terlihat kurus dari luar tetapi memiliki penumpukan lemak di organ dalam. Kondisi ini bisa meningkatkan risiko penyakit metabolik seperti diabetes dan kolesterol tinggi.

Karena itu, penting bagi siapa pun baik bertubuh kurus maupun gemuk untuk menjaga keseimbangan antara asupan kalori dan aktivitas fisik. Pola makan seimbang, olahraga teratur, dan tidur cukup tetap menjadi kunci utama untuk hidup sehat.

Fenomena tetap kurus meski makan banyak bukan sekadar keberuntungan. Faktor genetik, kecepatan metabolisme, keseimbangan hormon, dan gaya hidup aktif menjadi alasan utama di balik kondisi ini.

Setiap tubuh bekerja dengan cara yang berbeda dalam mengolah energi dan menyimpannya sebagai lemak. Karena itu, tidak ada pendekatan tunggal untuk memahami pola berat badan seseorang.

Yang terpenting adalah menjaga pola hidup sehat, bukan sekadar mengejar bentuk tubuh tertentu. Berat badan stabil dengan tubuh yang sehat jauh lebih penting dibanding hanya tampak kurus di luar.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index