JAKARTA - Pergerakan harga emas batangan produksi PT Aneka Tambang Tbk (Antam) pada Rabu, 20 Agustus 2025 kembali mencatat penurunan. Berdasarkan data resmi Logam Mulia, harga jual emas Antam hari ini berada di level Rp1,890 juta per gram, turun Rp7.000 dibandingkan perdagangan sebelumnya.
Pelemahan ini melanjutkan tren penurunan yang sudah terjadi sejak Selasa, 19 Agustus 2025, ketika harga emas Antam terkoreksi Rp3.000 menjadi Rp1,897 juta per gram. Tidak hanya harga jual, harga pembelian kembali atau buyback emas Antam juga ikut terkoreksi Rp7.000 per gram menjadi Rp1,736 juta per gram.
Fenomena penurunan harga emas ini langsung menjadi sorotan para pelaku pasar dan investor ritel. Bagi sebagian orang, turunnya harga emas justru dianggap sebagai kesempatan untuk menambah kepemilikan logam mulia dengan harga lebih terjangkau. Namun, bagi mereka yang sudah berinvestasi sebelumnya, kondisi ini menimbulkan pertanyaan tentang arah pergerakan harga emas dalam waktu dekat.
Daftar Harga Emas Antam Per 20 Agustus 2025
Penurunan harga emas Antam berlaku untuk berbagai ukuran keping emas, mulai dari pecahan kecil hingga ukuran besar. Berikut daftar harga terbaru yang berlaku pada Rabu, 20 Agustus 2025:
Emas Antam 0,5 gram: Rp995.000
Emas Antam 1 gram: Rp1.890.000
Emas Antam 2 gram: Rp3.720.000
Emas Antam 3 gram: Rp5.555.000
Emas Antam 5 gram: Rp9.225.000
Emas Antam 10 gram: Rp18.359.000
Emas Antam 25 gram: Rp45.862.000
Emas Antam 50 gram: Rp91.645.000
Emas Antam 100 gram: Rp183.212.000
Emas Antam 250 gram: Rp457.765.000
Emas Antam 500 gram: Rp915.320.000
Emas Antam 1.000 gram: Rp1.830.600.000
Dengan harga tersebut, penurunan hari ini cukup signifikan untuk semua denominasi. Perubahan Rp7.000 per gram berdampak besar pada pecahan besar, misalnya untuk emas 1.000 gram, selisih harga mencapai Rp7 juta dibandingkan posisi sebelumnya.
Apa Arti Tren Penurunan Ini Bagi Investor?
Bagi investor jangka panjang, emas dikenal sebagai aset lindung nilai (safe haven) yang stabil dalam menjaga kekayaan dari inflasi dan gejolak ekonomi. Meski harga emas bisa naik turun harian, dalam jangka panjang nilainya cenderung meningkat.
Penurunan harga seperti yang terjadi saat ini kerap dipandang sebagai peluang emas untuk masuk pasar. Investor yang menunggu harga lebih rendah biasanya memanfaatkan momentum ini untuk membeli, karena potensi kenaikan di masa depan masih terbuka.
Di sisi lain, bagi investor yang sudah membeli emas di harga lebih tinggi, tren penurunan tentu terasa kurang menguntungkan. Namun, karakter investasi emas memang berbeda dengan saham atau instrumen berisiko lainnya. Emas bukanlah instrumen untuk keuntungan jangka pendek, melainkan instrumen penyimpanan nilai jangka panjang.
Strategi Bagi Masyarakat dan Pelaku Investasi
Bagi masyarakat umum, penurunan harga emas Antam bisa menjadi waktu yang tepat untuk mulai berinvestasi. Banyak orang memilih emas sebagai sarana menabung dengan risiko rendah dan likuiditas tinggi.
Dengan harga yang lebih rendah, mereka bisa memulai investasi dari pecahan kecil seperti 0,5 gram atau 1 gram, sebelum menambah kepemilikan ke ukuran lebih besar seiring meningkatnya kemampuan finansial.
Sementara bagi pelaku usaha atau investor besar, turunnya harga buyback bisa menjadi perhatian. Jika mereka menjual emas di tengah tren penurunan, keuntungan tentu akan berkurang. Karena itu, sebagian besar memilih menahan emas hingga harga kembali naik.
Outlook Harga Emas ke Depan
Meski artikel ini tidak membahas faktor eksternal secara rinci, pergerakan harga emas global biasanya dipengaruhi oleh beberapa hal, seperti pergerakan nilai tukar, inflasi, serta kebijakan ekonomi internasional. Tren turun dalam beberapa hari terakhir bisa bersifat sementara, tergantung pada dinamika pasar global.
Namun, satu hal yang pasti adalah emas tetap dianggap aset penting dalam diversifikasi portofolio investasi. Baik harga naik maupun turun, emas tetap memiliki nilai fundamental yang kuat sebagai penyimpan kekayaan.
Turunnya harga emas Antam pada Rabu, 20 Agustus 2025 menjadi momen menarik bagi para investor maupun masyarakat yang ingin memulai investasi. Dengan harga jual turun Rp7.000 per gram menjadi Rp1,890 juta dan harga buyback ikut melemah ke Rp1,736 juta, situasi ini membuka ruang bagi masyarakat untuk membeli emas dengan harga lebih terjangkau.
Bagi sebagian orang, penurunan harga adalah risiko. Namun, bagi yang berorientasi jangka panjang, ini justru peluang untuk memperkuat kepemilikan emas. Dalam konteks investasi, emas tetap menjadi instrumen penting yang menjaga stabilitas nilai aset, bahkan ketika harga mengalami fluktuasi jangka pendek.
Kini, keputusan ada di tangan masing-masing investor: apakah memanfaatkan momen penurunan ini untuk membeli, atau menunggu perkembangan harga berikutnya.