JAKARTA - Pergerakan harga emas kembali menjadi perhatian pelaku pasar global. Pada Selasa, 19 Agustus 2025 pagi, logam mulia tersebut menunjukkan tren penguatan tipis di tengah suasana pasar yang cenderung hati-hati. Para investor memilih menunggu kejelasan arah kebijakan bank sentral Amerika Serikat (Federal Reserve/The Fed) sekaligus memantau dinamika geopolitik yang masih berkembang.
Pukul 07.42 WIB, harga emas spot tercatat di level US$3.336,77 per troy ounce, naik 0,12% atau setara US$4,05 dibandingkan harga pembukaan. Sementara itu, kontrak emas Comex AS untuk pengiriman Desember menguat 0,14% menjadi US$3.382,60 per troy ounce. Kenaikan ini menandai konsistensi emas berada di zona hijau meskipun gejolak eksternal masih kuat memengaruhi pasar.
Investor Tunggu Hasil Pertemuan Politik dan Ekonomi
Salah satu faktor yang membuat pergerakan emas terbatas adalah sikap menunggu dari para pelaku pasar. Investor tengah menanti hasil serangkaian pertemuan politik internasional, terutama yang melibatkan Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, dan para pemimpin Eropa.
Trump sebelumnya menggelar pertemuan mendadak dengan Zelensky di Gedung Putih. Dalam kesempatan itu, Trump menegaskan bahwa Amerika Serikat akan “membantu” Eropa dalam menjaga keamanan Ukraina. Hal ini disebut sebagai bagian dari kesepakatan perdamaian yang diupayakan guna mengakhiri perang Rusia–Ukraina.
Agenda politik Trump masih berlanjut. Pada hari yang sama, ia dijadwalkan bertemu dengan sejumlah pemimpin Eropa di East Room Gedung Putih pada pukul 15.00 EDT (19.00 GMT). Pertemuan tersebut diyakini akan membahas lebih lanjut arah penyelesaian konflik kawasan.
Sebelumnya, Trump juga telah bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin pada Jumat lalu. Dalam pertemuan tersebut, kedua pemimpin sepakat untuk mendorong terciptanya kesepakatan damai, meskipun tanpa mencantumkan klausul gencatan senjata.
“Tidak ada reaksi signifikan pada emas terkait pertemuan Putin-Trump. Saya pikir harga akan tetap berada di kisaran ini. Titik perubahan berikutnya adalah konferensi Federal Reserve,” ujar analis Marex, Edward Meir.
The Fed Jadi Sorotan Utama Pasar
Fokus pelaku pasar kini beralih pada simposium tahunan The Fed di Jackson Hole, Wyoming, yang digelar 21–23 Agustus. Ketua The Fed Jerome Powell dijadwalkan menyampaikan pidato penting yang akan menjadi acuan arah kebijakan moneter selanjutnya.
Sebelum itu, risalah rapat kebijakan The Fed bulan Juli akan dipublikasikan pada Rabu, 20 Agustus 2025. Investor menaruh perhatian besar pada dokumen ini karena bisa memberikan gambaran mengenai kemungkinan pemangkasan suku bunga.
Pasar saat ini memperkirakan adanya pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin pada September mendatang. Namun, Edward Meir menambahkan, masih terbuka peluang langka bahwa The Fed bisa melakukan pemangkasan lebih agresif, yakni 50 basis poin, yang dapat menjadi pemicu kenaikan harga emas lebih lanjut.
Sejarah menunjukkan, emas cenderung menguat ketika suku bunga rendah dan ketidakpastian ekonomi meningkat. Dengan demikian, setiap indikasi bahwa The Fed akan lebih longgar dalam kebijakannya akan segera tercermin pada harga emas global.
Inflasi Produsen AS Jadi Tantangan
Di sisi lain, data terbaru mengenai Indeks Harga Produsen (IHP) Amerika Serikat menambah kompleksitas situasi. Pada Juli 2025, IHP tercatat naik 0,9%, yang merupakan lonjakan bulanan tertinggi dalam lebih dari tiga tahun. Secara tahunan, harga inti yang tidak memasukkan komponen pangan dan energi melonjak ke 3,7% dari sebelumnya 2,6% pada Juni, jauh di atas konsensus pasar 3%.
Pengamat mata uang dan komoditas, Ibrahim Assuaibi, menilai bahwa kenaikan ini memperumit langkah The Fed dalam memutuskan pemangkasan suku bunga. Pasalnya, peningkatan biaya produsen dikhawatirkan akan berujung pada naiknya harga konsumen sehingga memperkuat tekanan inflasi.
“Tren bullish emas saat ini didorong oleh kombinasi faktor fundamental dan teknikal. Namun, rilis data IHP yang lebih tinggi dari perkiraan jelas membuat The Fed berada dalam posisi sulit,” kata Ibrahim.
Proyeksi Pergerakan Harga Emas
Untuk jangka pendek, analis memperkirakan emas bergerak dalam kisaran support di US$3.319 per troy ounce dan resistance di US$3.368 per troy ounce. Adapun untuk sepekan ke depan, kisaran harga diproyeksikan berada pada support US$3.302 dan resistance US$3.416 per troy ounce.
Dengan situasi geopolitik yang dinamis serta ketidakpastian kebijakan moneter AS, harga emas diperkirakan akan tetap bergerak fluktuatif. Investor global cenderung berhati-hati sambil menunggu sinyal yang lebih jelas dari The Fed.