JAKARTA - Kediri, sebuah kota yang dikenal dengan kekayaan budaya dan kulinernya, kini turut memanjakan para pecinta makanan tradisional dengan hadirnya Soto Lamongan. Makanan khas dari Lamongan, Jawa Timur, yang terkenal dengan kuah bening kekuningan dan taburan koya gurih ini, kini semakin mudah dijumpai di berbagai sudut Kota Kediri. Kehadiran Soto Lamongan bukan sekadar menyajikan hidangan lezat, tetapi juga merefleksikan betapa kuatnya nilai budaya kuliner Nusantara yang terus dijaga dan dilestarikan.
Pesona Soto Lamongan yang Mewarnai Kuliner Kediri
Soto Lamongan dikenal dengan ciri khas kuah beningnya yang segar dan gurih, berbeda dengan soto-soto lain yang kerap menggunakan santan atau bumbu yang lebih pekat. Kuah ini berpadu harmonis dengan koya, sebuah taburan bubuk gurih yang terbuat dari kerupuk udang dan bawang putih, memberikan sensasi rasa yang khas dan sulit dilupakan. Bagi warga Kediri, kehadiran Soto Lamongan seperti sebuah angin segar dalam dunia kuliner lokal yang selama ini sudah kaya dengan berbagai jenis soto.
Titus Hermawan, seorang warga Pare di Kediri, mengungkapkan bahwa ia sudah beberapa kali menikmati Soto Lamongan dalam seminggu terakhir. Baginya, kehadiran soto ini sangat menyenangkan karena tidak perlu lagi bepergian jauh ke Lamongan atau Surabaya untuk mencicipi soto asli tersebut. “Saya kangen sama koya sotonya yang khas,” ujarnya dengan antusias. Hal ini menunjukkan bahwa cita rasa otentik Soto Lamongan tetap bisa dinikmati di luar daerah asalnya tanpa kehilangan keaslian.
Perbedaan dan Persaingan Kuliner Soto di Kediri
Kediri memang dikenal dengan berbagai kuliner tradisional yang sudah melegenda, termasuk Soto Branggahan yang memiliki kuah kental bercampur santan. Namun, kehadiran Soto Lamongan dengan tampilan dan rasa yang berbeda semakin memperkaya ragam pilihan kuliner di kota ini. Titus menilai kedua jenis soto ini bisa hidup berdampingan dan memenuhi selera berbagai kalangan.
“Soto Branggahan kuahnya kental dan gurih karena santan, sedangkan Soto Lamongan segar dengan kuah bening dan gurih dari koya. Jadi, keduanya sama-sama enak dan punya penggemar masing-masing,” jelasnya. Kedua jenis soto ini saling melengkapi dan memperkaya khazanah kuliner tradisional yang membuat Kediri semakin dikenal sebagai kota kuliner.
Lokasi Soto Lamongan dan Harga Terjangkau
Kini, Soto Lamongan tidak hanya bisa ditemui di daerah asalnya, tetapi juga sudah banyak menjamur di Kota Kediri, khususnya di wilayah Kelurahan Manisrenggo dan Ngadisimo. Kehadirannya memberikan alternatif baru bagi masyarakat untuk menikmati soto ayam dan daging dengan cita rasa otentik yang menggoda.
Harga yang ditawarkan juga sangat ramah di kantong, sekitar Rp 12.000 per porsi, sudah termasuk kesempatan mengambil koya soto sendiri sesuai selera. Ini menjadi nilai plus bagi pecinta kuliner yang ingin menikmati soto lezat tanpa perlu merogoh kocek dalam-dalam.
Sebelumnya, Titus favorit dengan Soto Bok Ijo di Terminal Tamanan, namun kini ia lebih sering memilih Soto Lamongan. Peralihan ini menandakan bagaimana kuliner bisa berkembang dan berubah mengikuti selera masyarakat, serta adanya ruang bagi jenis makanan baru untuk diterima luas oleh konsumen.
Soto Sebagai Bagian dari Tradisi dan Sejarah Kuliner Indonesia
Soto bukan sekadar makanan biasa, tetapi juga bagian dari warisan kuliner yang sudah melekat dalam budaya Indonesia. Sejak masa pemerintahan Presiden Soekarno, soto telah masuk ke dalam menu hidangan resmi pada acara kenegaraan. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya soto sebagai simbol makanan nasional yang mengikat berbagai daerah dalam satu rasa kebersamaan.
Resep soto yang beragam juga tercatat dalam Buku Dapur Istana Mustikarasa, sebuah bukti bahwa soto sudah sejak lama menjadi bagian dari identitas kuliner bangsa. Variasi seperti Soto Lamongan, Soto Branggahan, Soto Bok Ijo, dan lainnya adalah gambaran dari kekayaan rasa yang tersebar di seluruh Nusantara.
Melestarikan Budaya Kuliner Lewat Soto Lamongan
Munculnya Soto Lamongan di Kediri bukan hanya soal menyajikan makanan lezat, tetapi juga menjadi upaya pelestarian budaya kuliner tradisional Indonesia. Dengan mempertahankan resep otentik, seperti kuah bening dan taburan koya, Soto Lamongan menjadi jembatan antara masa lalu dan masa kini, sekaligus memperkenalkan kekayaan rasa Lamongan ke masyarakat luas.
Para penjual dan pelaku usaha kuliner di Kediri yang menghadirkan Soto Lamongan ikut berperan dalam menjaga warisan kuliner Nusantara tetap hidup dan dikenal oleh generasi muda. Mereka tidak hanya menjual makanan, tapi juga berbagi cerita dan sejarah lewat setiap piring yang dihidangkan.