Investasi

Investasi Sektor ESDM Capai Rp225 Triliun di Semester I 2025

Investasi Sektor ESDM Capai Rp225 Triliun di Semester I 2025
Investasi Sektor ESDM Capai Rp225 Triliun di Semester I 2025

JAKARTA - Realisasi investasi di sektor Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada paruh pertama tahun 2025 menunjukkan lonjakan signifikan, menorehkan capaian tertinggi dalam lima tahun terakhir. Data resmi dari Kementerian ESDM mencatat, total investasi yang masuk mencapai US$ 13,9 miliar atau sekitar Rp 225,1 triliun (kurs Rp16.200 per dolar AS), naik 24,1% dibanding periode sama tahun sebelumnya yang hanya sebesar US$ 11,2 miliar.

Peningkatan ini menjadi sinyal kuat bahwa sektor ESDM tetap menjadi andalan dalam menarik investasi sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi nasional, khususnya di tengah dinamika ekonomi global yang penuh tantangan.

Sektor Migas dan Minerba Jadi Motor Investasi

Mayoritas investasi datang dari dua sektor utama, yakni minyak dan gas bumi (migas) serta mineral dan batu bara (minerba). Sektor migas menyumbang dana investasi terbesar sebesar US$ 8,1 miliar, diikuti oleh sektor minerba dengan kontribusi US$ 3,1 miliar.

Selain itu, sektor Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) serta ketenagalistrikan juga menunjukkan peningkatan, masing-masing dengan nilai investasi US$ 0,8 miliar dan US$ 1,9 miliar.

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menegaskan bahwa nilai investasi di sektor ESDM pada semester I-2025 mencapai hampir Rp 200 triliun. Angka ini menjadi indikator bahwa kepercayaan investor terhadap prospek sektor energi nasional semakin menguat.

Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari ESDM Melonjak

Tidak hanya investasi yang tumbuh, realisasi Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari sektor ESDM juga mencatatkan peningkatan yang signifikan. Hingga semester I-2025, penerimaan PNBP dari sektor ini mencapai Rp 138,8 triliun, atau sekitar 54,5% dari target tahunan sebesar Rp 254,5 triliun.

Kontribusi terbesar PNBP berasal dari sektor minerba yang mencapai Rp 74,2 triliun, disusul sektor migas dengan penerimaan sebesar Rp 57,3 triliun. Sementara itu, sektor energi baru terbarukan memberikan sumbangan Rp 1,09 triliun, dan sektor lainnya sebesar Rp 6,2 triliun.

Menteri Bahlil menegaskan peran vital sektor ESDM sebagai sumber pendapatan negara yang berkontribusi 10-12% terhadap APBN. “PNBP dari sektor ESDM menjadi tulang punggung penerimaan negara, belum termasuk pajak penghasilan badan yang nilainya bahkan lebih besar,” jelasnya.

Kunci Pendapatan Negara dan Kedaulatan Energi

Menurut Bahlil Lahadalia, keberhasilan sektor ESDM dalam menarik investasi dan meningkatkan penerimaan negara merupakan cerminan dari pengelolaan sumber daya alam yang sesuai amanat Pasal 33 UUD 1945, yang mengatur pengelolaan kekayaan alam untuk kemakmuran rakyat.

Peningkatan investasi dan pendapatan ini tidak hanya memperkuat basis fiskal pemerintah, tetapi juga mendukung pengembangan energi berkelanjutan dan ketahanan energi nasional. Upaya penguatan sektor ESDM diyakini mampu mendorong pembangunan infrastruktur energi yang lebih modern dan ramah lingkungan.

Prospek dan Tantangan ke Depan

Meski capaian investasi dan pendapatan sudah menggembirakan, Kementerian ESDM tetap mewaspadai berbagai tantangan, seperti fluktuasi harga komoditas global, dinamika geopolitik, dan kebutuhan untuk mempercepat transformasi energi menuju sumber terbarukan.

Namun, momentum positif ini diharapkan menjadi pijakan kuat untuk mendorong investasi lebih lanjut, memperluas lapangan kerja, serta meningkatkan nilai tambah sumber daya alam bagi ekonomi nasional.

Dengan dukungan regulasi yang kondusif dan kolaborasi erat dengan pelaku industri, sektor ESDM optimistis dapat terus menarik investor dan berkontribusi signifikan bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam jangka panjang.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index