Asuransi

Pasar Asuransi Proyek Hidrogen Diproyeksi Capai USD 3 Miliar pada 2030

Pasar Asuransi Proyek Hidrogen Diproyeksi Capai USD 3 Miliar pada 2030
Pasar Asuransi Proyek Hidrogen Diproyeksi Capai USD 3 Miliar pada 2030

JAKARTA - Pertumbuhan proyek hidrogen global mendorong lonjakan kebutuhan asuransi, dengan Allianz Commercial memprediksi premi pertanggungan proyek ini bisa melampaui US$3 miliar pada 2030. Lonjakan ini sejalan dengan meningkatnya investasi pada energi bersih dan transisi menuju emisi karbon rendah.

Hidrogen dinilai sebagai salah satu kunci dalam mendorong transisi hijau, dengan permintaan yang diperkirakan melonjak signifikan dalam beberapa dekade ke depan. Saat ini, sekitar 60 negara telah memiliki strategi hidrogen, sementara jumlah proyek yang direncanakan secara global sudah menembus 1.500, naik drastis dari hanya 200 proyek pada 2021 atau meningkat sekitar 600%.

Menurut Dewan Hidrogen dan McKinsey, investasi untuk mewujudkan proyek-proyek tersebut bisa mencapai US$680 miliar hingga 2030. Skala investasi ini akan memicu peningkatan permintaan perlindungan asuransi seiring dengan risiko yang muncul pada setiap tahapan proyek. Eropa menjadi kawasan terdepan dengan 617 proyek dan total investasi yang diumumkan sebesar US$199 miliar.

Peran Strategis Industri Asuransi

Anthony Vassallo, Kepala Sumber Daya Alam Global Allianz Commercial, menegaskan pentingnya peran asuransi dalam mendukung pertumbuhan ekosistem hidrogen.

“Kolaborasi dan berbagi pengetahuan dalam industri ini sangat penting untuk mengembangkan praktik terbaik dan membangun keahlian. Dengan mengatasi tantangan multi-aspek ini, sektor asuransi dapat mendukung pertumbuhan ekonomi hidrogen dan membantu memfasilitasi transisi menuju emisi nol bersih,” ujar Vassallo.

Seiring masuknya hidrogen ke lebih banyak sektor industri, kebutuhan pertanggungan asuransi akan meluas ke lini bisnis energi, sumber daya alam, hingga liabilitas, yang berpotensi menanggung dampak terbesar dari risiko hidrogen selama lima hingga sepuluh tahun ke depan.

Hidrogen sendiri bukanlah hal baru di sektor kimia dan kilang, namun integrasinya ke sektor transportasi dan pembangkit listrik memunculkan risiko tambahan seperti kebocoran, ledakan, dan sifat material yang rapuh.

Tantangan Risiko dan Mitigasi

Trent Cannings, Kepala Regional Sumber Daya Alam & Konstruksi dan Kepala Pusat Spesialisasi Allianz Commercial Asia Pasifik, menilai kawasan Asia Pasifik memiliki potensi besar untuk pengembangan hidrogen.

“Kami telah menyaksikan proyek-proyek pembangkit listrik yang dirancang untuk beroperasi dengan hidrogen sebagai sumber bahan bakar potensial. Kolaborasi lintas negara dalam infrastruktur penyimpanan dan transportasi akan membantu mempercepat penerapan hidrogen di kawasan ini,” jelas Cannings.

Manajemen risiko yang ketat menjadi kunci keberhasilan proyek hidrogen. Kebocoran yang tak terdeteksi dapat menimbulkan ledakan, sehingga desain fasilitas, pemeliharaan, hingga pelatihan karyawan harus diperkuat. Bangunan dan fasilitas juga harus mampu menahan kebakaran dan ledakan untuk mengurangi dampak kerusakan properti serta risiko gangguan bisnis.

Penggunaan material yang kompatibel dengan hidrogen, sistem deteksi kebocoran yang handal, dan protokol darurat yang diperbarui secara berkala menjadi strategi utama mitigasi risiko. Kesalahan manusia yang sering menjadi pemicu kerugian besar dapat diminimalisir melalui pelatihan dan prosedur keselamatan yang ketat.

Vassallo menegaskan bahwa dengan rantai nilai hidrogen yang luas, implikasi terhadap asuransi bisa menjangkau berbagai sektor selama dekade mendatang. Energi, sumber daya alam, dan liabilitas akan menjadi lini terdepan yang terdampak, diikuti oleh properti dan sektor kelautan.

Dengan kesiapan asuransi untuk mendukung pertumbuhan ini, proyek hidrogen global diharapkan dapat berjalan lebih aman sekaligus mendorong tercapainya transisi energi bersih.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index