Sepak Bola

Tiga Aturan Baru Piala Dunia 2026 yang Bisa Mengubah Sepak Bola

Tiga Aturan Baru Piala Dunia 2026 yang Bisa Mengubah Sepak Bola
Tiga Aturan Baru Piala Dunia 2026 yang Bisa Mengubah Sepak Bola

JAKARTA - Piala Dunia 2026 yang akan digelar di Meksiko, Amerika Serikat, dan Kanada bukan hanya akan menjadi ajang persaingan tim nasional terbaik dunia, tetapi juga menjadi momentum besar bagi perubahan dalam sepak bola. FIFA tengah mempersiapkan sejumlah regulasi baru yang akan diuji coba pada turnamen akbar ini. Dari berbagai usulan yang dibahas, ada tiga aturan yang paling menyita perhatian karena dinilai berpotensi mengubah cara bermain, menonton, dan memahami pertandingan sepak bola.

Langkah FIFA ini menunjukkan keseriusan mereka dalam menjadikan Piala Dunia 2026 sebagai titik awal evolusi sepak bola modern, meskipun tidak sedikit pihak yang meragukan dampaknya terhadap dinamika permainan.

1. Penghapusan Rebound Penalti

Salah satu usulan paling kontroversial yang sedang dikaji FIFA adalah penghapusan rebound dalam eksekusi tendangan penalti di pertandingan reguler. Nantinya, apabila tendangan penalti gagal baik ditepis kiper maupun mengenai mistar atau tiang gawang—pertandingan akan langsung dihentikan. Bola tidak bisa lagi dimainkan ulang oleh penyerang. Setelah itu, permainan dilanjutkan dengan tendangan gawang untuk tim lawan.

Usulan ini terinspirasi dari format adu penalti yang selama ini digunakan di akhir pertandingan atau babak penentuan. Dengan cara ini, penalti diharapkan menjadi momen yang lebih tegas dan dramatis, karena keberhasilan atau kegagalan sepenuhnya ditentukan oleh satu tendangan saja.

Langkah ini menimbulkan pro dan kontra. Di satu sisi, aturan tersebut dianggap bisa menambah ketegangan sekaligus mengurangi keberuntungan acak dari bola rebound. Namun di sisi lain, ada yang menilai penghapusan rebound akan mengurangi kesempatan tim untuk memanfaatkan situasi bola mati secara maksimal.

2. VAR dengan Cakupan Lebih Luas

Perubahan lain yang tengah dikaji FIFA adalah memperluas kewenangan Video Assistant Referee (VAR). Saat ini, penggunaan VAR hanya difokuskan pada empat situasi utama: gol, penalti, kartu merah langsung, dan kesalahan identitas pemain. Dalam usulan terbaru, VAR nantinya dapat digunakan untuk meninjau berbagai momen tambahan seperti lemparan ke dalam, tendangan sudut, tendangan gawang, hingga kemungkinan kartu kuning kedua bagi pemain yang melanggar.

Tujuan utama dari perluasan wewenang ini adalah meningkatkan akurasi keputusan wasit dan meminimalkan kesalahan yang bisa berakibat besar pada jalannya pertandingan. Namun, sejumlah pihak mengkhawatirkan bahwa penggunaan VAR yang terlalu luas akan memperlambat ritme pertandingan, mengganggu alur permainan, dan mengurangi spontanitas yang menjadi daya tarik utama sepak bola.

FIFA memahami kekhawatiran ini, namun menekankan bahwa pengembangan teknologi tetap dibutuhkan demi menjadikan pertandingan lebih adil dan mengurangi kontroversi di lapangan.

3. Penambahan Waktu Istirahat Minum

Selain menyentuh aspek teknis permainan, FIFA juga mengkaji aturan terkait kebugaran pemain. Rencananya, Piala Dunia 2026 akan menerapkan empat kali waktu istirahat minum dalam satu pertandingan, menggantikan aturan lama yang hanya menyediakan dua kali istirahat. Empat momen istirahat ini direncanakan berlangsung pada menit ke-15, ke-30, ke-60, dan ke-75.

Pertimbangan utama dari usulan ini adalah faktor kesehatan pemain, terutama jika pertandingan berlangsung di cuaca panas atau ekstrem. Dengan tambahan istirahat, pemain diharapkan bisa mempertahankan performa optimal sepanjang pertandingan.

Namun, rencana ini juga menuai kritik karena dianggap membuka peluang lebih besar untuk kepentingan komersial. Banyak yang menilai jeda istirahat tersebut akan dimanfaatkan untuk menayangkan iklan, sehingga mencampurkan aspek bisnis terlalu jauh dalam jalannya pertandingan olahraga. Meskipun begitu, FIFA menegaskan bahwa prioritas utama mereka adalah menjaga keselamatan dan performa atlet.

Menuju Era Baru Sepak Bola

Tiga usulan aturan tersebut menegaskan arah baru yang sedang ditempuh FIFA dalam membentuk masa depan sepak bola. Jika diterapkan, penghapusan rebound penalti akan mengubah cara tim mempersiapkan eksekutor, perluasan VAR akan meningkatkan ketelitian pengawasan pertandingan, dan tambahan waktu istirahat minum akan menyesuaikan sepak bola dengan tuntutan fisik era modern.

Meski masih menimbulkan pro dan kontra, langkah-langkah ini menandai keseriusan FIFA dalam mengeksplorasi inovasi. Piala Dunia 2026 akan menjadi panggung uji coba yang menentukan apakah perubahan ini benar-benar mampu membawa sepak bola ke arah yang lebih adil, dramatis, dan relevan dengan tantangan masa kini.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index