JAKARTA - Memasuki perdagangan awal pekan ini, bursa saham Asia-Pasifik menunjukkan pergerakan variatif pada Senin, 4 Agustus 2025. Investor tengah berhati-hati menghadapi sentimen global, mulai dari tarif baru yang diberlakukan Amerika Serikat (AS) hingga keputusan penting dari OPEC+ terkait produksi minyak.
Kecemasan mengenai potensi perlambatan ekonomi dan inflasi yang bisa melonjak akibat tambahan tarif impor AS membuat pelaku pasar berspekulasi bahwa The Federal Reserve (The Fed) kemungkinan akan menurunkan suku bunga acuannya pada pertemuan bulan depan.
Selain itu, perhatian investor juga tertuju pada pergerakan harga minyak global, menyusul kesepakatan OPEC+ untuk meningkatkan produksi mulai September 2025.
Pergerakan Indeks di Asia Senin Pagi
Hingga pukul 08.11 waktu Singapura, pasar saham Asia bergerak tidak seragam. Data CNBC mencatat:
Jepang: Indeks Nikkei 225 melemah 2,05% dan Topix terkoreksi 1,86%
Korea Selatan: Kospi naik tipis 0,13%, Kosdaq menguat 0,53%
Australia: Indeks S&P/ASX 200 turun 0,21%
Sementara itu, Wall Street akhir pekan lalu ditutup melemah akibat tekanan dari laporan ketenagakerjaan terbaru yang menimbulkan kekhawatiran perlambatan ekonomi AS.
Investor Cermati Tarif Baru dan Harga Minyak
Kebijakan tarif impor terbaru dari AS menjadi perhatian utama pasar. Langkah ini memunculkan risiko inflasi lebih tinggi sekaligus menambah kekhawatiran perlambatan ekonomi di paruh kedua 2025.
Di sisi lain, OPEC+ pada Minggu, 3 Agustus 2025 memutuskan untuk menaikkan produksi minyak sebesar 547.000 barel per hari mulai September. Peningkatan ini merupakan bagian dari strategi mempercepat pasokan, sekaligus menjaga stabilitas pasar di tengah risiko gangguan suplai akibat ketegangan geopolitik, termasuk konflik Rusia.
“Dengan harga minyak yang cukup kuat di kisaran US$70 per barel, OPEC+ merasa percaya diri terhadap fundamental pasar,” ujar Amrita Sen, Co-Founder Energy Aspects. Ia menambahkan, struktur pasar saat ini masih menunjukkan kondisi pasokan yang ketat, sehingga produsen merasa optimistis.
Dengan kombinasi sentimen tarif baru AS, ekspektasi kebijakan The Fed, dan keputusan OPEC+, pelaku pasar Asia memilih berhati-hati pada awal pekan ini. Pergerakan variatif indeks di kawasan mencerminkan pasar yang sedang mencari arah di tengah ketidakpastian global.