Saham

Saham GOTO Naik, Asing Serbu Menjelang Laporan Keuangan

Saham GOTO Naik, Asing Serbu Menjelang Laporan Keuangan
Saham GOTO Naik, Asing Serbu Menjelang Laporan Keuangan

JAKARTA - Saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) mulai menarik perhatian pasar modal pada awal Agustus 2025. Meski sempat stagnan di level Rp 65 pada penutupan perdagangan Jumat (1/8/2025), saham emiten teknologi ini tercatat melonjak 12,07% dalam sepekan terakhir.

Kenaikan ini tidak terlepas dari aksi beli investor asing yang cukup agresif. Broker CGS International Sekuritas mencatatkan net buy saham GOTO senilai Rp 46,4 miliar pada perdagangan Jumat tersebut, dengan kontribusi asing mencapai Rp 34,3 miliar. Secara mingguan, investor asing bahkan membukukan pembelian bersih Rp 334 miliar, dan dalam tiga bulan terakhir akumulasinya menembus Rp 1,24 triliun.

Menjelang Rilis Laporan Keuangan Kuartal II

GOTO dijadwalkan merilis kinerja kuartal kedua tahun 2025 pada 13 Agustus mendatang. Perseroan menyatakan akan mempublikasikan laporan keuangan konsolidasian yang telah direviu untuk periode enam bulan yang berakhir 30 Juni 2025.

Manajemen juga akan mengadakan conference call untuk membahas kinerja keuangan pada hari yang sama pukul 19.00 WIB atau 08.00 waktu Amerika Serikat bagian Timur. Sesi paparan ini sepenuhnya menggunakan bahasa Inggris dan diharapkan menjadi momen penting untuk memberikan panduan ke depan kepada para investor.

Perhatian investor kini tertuju pada keberlanjutan tren perbaikan fundamental GOTO. Sebelumnya, SGMC Capital menilai disiplin finansial dan program pembelian kembali saham (buyback) menjadi pemicu positif yang dapat mendorong revaluasi di masa depan.

Performa dan Prospek GOTO

Sejak IPO pada 2022, saham GOTO sempat melonjak ke Rp 442 namun kemudian terjun hingga 90% ke level terendah Rp 50 pada 30 Agustus 2024. Saat ini, saham mulai menunjukkan tanda pemulihan didukung kinerja yang berangsur membaik.

Dalam tiga kuartal terakhir, GOTO berhasil mencatatkan laba EBITDA yang disesuaikan secara berturut-turut. Pada kuartal terbaru, EBITDA tersebut mencapai Rp 393 miliar, berbalik dari rugi Rp 101 miliar pada periode sama tahun lalu. Pendapatan bersih pun melonjak 37% secara tahunan.

Unit fintech menjadi motor pertumbuhan utama dengan lonjakan pendapatan 90% dan jumlah pengguna aktif bulanan yang menembus 20 juta. Menurut Mohit Mirpuri, Partner Senior di SGMC Capital, “GOTO mulai menunjukkan skala dan momentum yang bisa menyaingi pemain regional seperti Grab dan SEA Ltd. GOTO bisa menjadi kuda hitam dalam persaingan fintech Asia Tenggara.”

Sentimen Merger dan Pandangan Analis

Spekulasi merger dengan Grab kembali menjadi katalis pasar. Grab dikabarkan mempertimbangkan akuisisi GOTO dengan valuasi lebih dari US$ 7 miliar, meski tantangan regulasi masih menjadi hambatan. Kabar ini menguat setelah Grab menerbitkan obligasi konversi yang memicu spekulasi pengumpulan dana untuk aksi korporasi.

Namun, analis tetap membagi pandangan. Henry Wibowo dari JPMorgan menilai harga saham GOTO saat ini belum mencerminkan perbaikan fundamental, sehingga koreksi sebelumnya justru menjadi peluang beli. Sebaliknya, Kai Wang dari Morningstar menilai prospek pertumbuhan jangka panjang lebih terbatas setelah GOTO melepas unit e-commerce Tokopedia ke ByteDance pada 2023.

Ke depan, laporan keuangan kuartal II akan menjadi penentu arah pergerakan saham GOTO. Investor akan menyoroti efisiensi migrasi layanan cloud ke Alibaba, perkembangan unit fintech, dan kabar terbaru mengenai potensi merger.

“Masih ada ruang untuk pemulihan, bahkan tanpa merger, selama perusahaan konsisten menjaga profitabilitas dan disiplin eksekusi,” tutup Mirpuri.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index