Bisnis

Strategi PT Timah Perkuat Bisnis di Tengah Tantangan 2025

Strategi PT Timah Perkuat Bisnis di Tengah Tantangan 2025
Strategi PT Timah Perkuat Bisnis di Tengah Tantangan 2025

JAKARTA - Memasuki paruh kedua 2025, PT Timah Tbk (TINS) menegaskan fokusnya untuk memperkuat fondasi bisnis agar tetap tumbuh berkelanjutan di tengah fluktuasi pasar komoditas global. Perusahaan tidak hanya mengandalkan produksi logam timah, tetapi juga mendorong efisiensi keuangan, penguatan arus kas, dan transformasi bisnis jangka panjang.

Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT Timah Tbk, Fina Eliani, mengungkapkan bahwa strategi utama tahun ini mencakup efisiensi biaya, penurunan utang berbunga, dan optimalisasi pengelolaan kas. “Tahun ini, TINS menargetkan produksi bijih timah sebesar 21.500 ton Sn, produksi logam timah 21.545 metrik ton, dan penjualan logam timah sebesar 19.065 metrik ton,” ujarnya, Kamis (31/7).

Pada semester I-2025, perusahaan telah memproduksi 6.997 ton Sn bijih timah dan 6.870 metrik ton logam timah. Target ambisius di paruh kedua diharapkan tercapai melalui peningkatan cadangan dan sumber daya, serta penambahan armada dan jumlah tambang.

Lima Strategi Utama Perkuat Kinerja

Untuk mencapai pertumbuhan berkelanjutan, TINS menyiapkan lima strategi kunci.

Pertama, meningkatkan pengelolaan cadangan dan sumber daya agar produksi lebih terukur. Kedua, memperkuat kepemimpinan pasar melalui agresivitas produksi dan peningkatan kinerja operasi. Ketiga, mendorong hilirisasi dan industrialisasi dengan pengembangan sektor electric vehicle dan energi. Keempat, melakukan transformasi proses bisnis agar lebih efisien dan adaptif. Kelima, membangun Center of Excellence sekaligus mengoptimalkan portofolio perusahaan.

Dari sisi operasional, perusahaan menargetkan optimalisasi penambangan laut melalui penambahan kerja sama Kapal Isap Produksi (KIP), pengolahan sisa hasil tambang, dan penggunaan bor pandu di tiap area produksi. Langkah ini diharapkan meningkatkan efektivitas penggalian sekaligus meningkatkan confident level terhadap cadangan.

Kinerja Semester I dan Fokus ESG

Sepanjang semester I-2025, TINS masih menghadapi tekanan dari sisi pendapatan yang hanya mencapai Rp4,22 triliun, turun dibanding periode sama 2024 sebesar Rp5,21 triliun. Rinciannya: pendapatan timah Rp3,21 triliun, tin chemical Rp473,5 miliar, tin solder Rp170,7 miliar, batubara Rp122,9 miliar, nikel Rp101,9 miliar, real estate Rp78,3 miliar, jasa galangan kapal Rp39,1 miliar, dan jasa pengangkutan Rp17,8 miliar.

Penjualan logam timah masih didominasi ekspor hingga 92%, dengan enam negara tujuan utama: Jepang 20%, Korea Selatan 19%, Singapura 16%, Belanda 10%, Italia 5%, dan India 4%. Dari sisi laba bersih, TINS mengantongi Rp300 miliar atau 93% dari target Rp322,64 miliar untuk semester pertama.

Struktur keuangan perusahaan tetap terjaga, dengan Quick Ratio 63,6%, Current Ratio 204,1%, Debt to Asset Ratio 40,8%, dan Debt to Equity Ratio 69,0%.

Di luar aspek finansial, TINS terus mengedepankan penerapan ESG sebagai pilar transformasi. Pada aspek lingkungan, perusahaan konsisten melaksanakan reklamasi lahan bekas tambang dan konservasi pesisir. Sementara di aspek sosial, program pengembangan masyarakat, pemberdayaan UMKM, pendidikan, dan kesehatan menjadi prioritas. Transparansi bisnis dan kepatuhan regulasi juga diperkuat melalui audit internal berkelanjutan.

Dengan strategi yang terukur dan fokus pada efisiensi serta hilirisasi, PT Timah optimistis dapat menjaga kinerja tetap positif hingga akhir 2025, sekaligus memastikan keberlanjutan bisnis di tengah tantangan industri global.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index