JAKARTA - Mengalami diare ketika hamil sering membuat calon ibu cemas, karena kondisi ini bisa berdampak bukan hanya pada tubuh ibu, tetapi juga pada kesehatan janin. Meski gejalanya mirip dengan diare pada umumnya, risiko yang muncul selama kehamilan membutuhkan perhatian lebih.
Penyebab Diare pada Ibu Hamil
Dokter Aprikonus Loris, Spesialis Penyakit Dalam, menjelaskan bahwa diare saat hamil umumnya dipicu oleh berbagai faktor, baik infeksi maupun non-infeksi.
“Penyebab diare pada kehamilan bisa disebabkan karena infeksi baik bakteri, virus, jamur, maupun non infeksi,” jelasnya.
Faktor non-infeksi biasanya berkaitan dengan gangguan sistem pencernaan atau reaksi tubuh terhadap makanan tertentu.
“Misalnya intoleransi laktosa, malabsorpsi atau gangguan penyerapan lemak, ketidakcocokan terhadap suatu makanan, dan lain sebagainya,” tambah dokter Apri.
Perubahan hormon selama kehamilan juga kerap membuat saluran pencernaan menjadi lebih sensitif, sehingga tubuh lebih mudah bereaksi terhadap makanan yang sebelumnya tidak menimbulkan masalah.
Risiko Diare bagi Ibu dan Janin
Diare yang tidak ditangani dengan tepat dapat memicu masalah serius pada ibu hamil. Dehidrasi menjadi ancaman utama karena tubuh kehilangan cairan dalam jumlah besar.
“Akibat diare pada kehamilan bisa berdampak pada janin yang dikandung dan ibu yang dehidrasi berujung shock hipovolemik yang bisa menjadi gangguan pada ginjal akut,” jelasnya.
Selain itu, dokter Apri mengingatkan bahwa jika penyebab diare adalah infeksi berat, risiko komplikasi semakin meningkat.
“Gangguan ginjal akut jika penyebabnya infeksi bisa menyebabkan infeksi yang berat. Bisa terjadi kekurangan garam-garam atau elektrolit di dalam tubuh,” terangnya.
Bagi janin, risiko yang mungkin terjadi antara lain:
Kelahiran prematur akibat kondisi ibu yang tidak stabil.
Kematian janin mendadak di dalam kandungan jika diare berat tidak segera ditangani.
Cacat lahir pada bayi, terutama bila infeksi yang menyertai diare bersifat parah dan memengaruhi perkembangan janin.
Kewaspadaan dan Penanganan Dini
Walaupun artikel ini menekankan risiko, bukan berarti setiap diare saat hamil akan berakibat fatal. Yang terpenting adalah mengenali gejala, mencegah dehidrasi, dan segera memeriksakan diri ke tenaga medis bila diare berlangsung lebih dari satu hingga dua hari.
Calon ibu juga disarankan menjaga pola makan, menghindari makanan yang berisiko menimbulkan iritasi, dan memperhatikan kebersihan makanan serta minuman. Langkah sederhana ini dapat membantu meminimalkan kemungkinan infeksi penyebab diare.