JAKARTA - Bursa transfer musim panas 2025 kembali diwarnai manuver Manchester United yang berusaha memperkuat lini serang mereka. Setelah mendatangkan Matheus Cunha dari Wolves dan Bryan Mbeumo dari Brentford, kini fokus utama Setan Merah tertuju pada Ollie Watkins. Namun, langkah ini tidak sesederhana yang dibayangkan karena melibatkan dilema besar di internal klub.
Bidik Watkins, Tekanan Finansial Jadi Tantangan
Manchester United melihat Watkins sebagai opsi ideal untuk mempertajam lini depan. Penyerang Aston Villa itu dinilai memiliki insting gol dan pengalaman yang cukup untuk bersaing di level teratas. Namun, banderol Watkins yang mencapai £60 juta menjadi kendala besar.
Dengan aturan Profit and Sustainability Rules (PSR) Premier League yang ketat, United harus berhitung cermat. Membeli pemain dengan harga tinggi secara langsung bisa menimbulkan risiko pelanggaran finansial. Oleh karena itu, mereka mencari skema alternatif, salah satunya berupa pertukaran pemain.
Nama Alejandro Garnacho pun muncul sebagai kandidat. Pemain muda lulusan akademi ini memiliki nilai pasar tinggi dan bisa memberikan keuntungan bersih di laporan keuangan klub jika dilepas. Meski begitu, mengorbankan salah satu talenta muda paling bersinar bukan keputusan mudah bagi manajemen maupun suporter.
Opsi Pertukaran Masih Terganjal
Menurut laporan internal, Manchester United menimbang tawaran pertukaran Garnacho untuk Watkins. Namun, langkah tersebut belum berjalan mulus. Aston Villa dikabarkan enggan melepas Watkins, yang masih menjadi ujung tombak utama Unai Emery.
Di sisi lain, United juga membuka komunikasi dengan Chelsea terkait opsi pertukaran yang melibatkan Nicolas Jackson. Chelsea kini punya dua penyerang baru, Liam Delap dan Joao Pedro, yang membuat kemungkinan melepas Jackson terbuka. Sayangnya, valuasi kedua pemain tidak seimbang. Chelsea hanya menawar Garnacho di angka £30 juta, sementara harga Jackson dianggap lebih dari dua kali lipatnya. Akibatnya, proposal pertukaran menemui jalan buntu.
Sementara itu, Watkins yang akan menginjak usia 30 tahun pada akhir 2025, sebenarnya diincar karena dianggap solusi jangka pendek. United membutuhkan penyerang yang siap pakai ketimbang sekadar proyek masa depan. Namun, harga tinggi dan keengganan Aston Villa untuk melepas sang striker membuat situasi kian rumit.
Waktu Semakin Sempit, Garnacho Jadi Kunci
Manchester United kini berada dalam posisi serba sulit. Melepas Garnacho bisa menyelesaikan masalah finansial sekaligus membuka jalan untuk mendatangkan penyerang baru. Tapi risiko kehilangan aset muda potensial sangat besar, terutama karena Garnacho sudah menjadi bagian penting dalam proyek jangka panjang pelatih baru, Ruben Amorim.
Dengan tenggat bursa transfer yang akan berakhir pada 1 September 2025, manajemen United harus bergerak cepat. Apakah mereka akan menemukan skema pertukaran yang memuaskan semua pihak? Ataukah Garnacho justru akan bertahan, dan United mencari solusi lain untuk lini serang mereka?
Bagi para penggemar, saga transfer ini bukan sekadar soal mendatangkan penyerang baru, tapi juga tentang masa depan talenta muda yang bisa menjadi wajah klub di tahun-tahun mendatang.