JAKARTA - Perubahan identitas dari Bank DKI menjadi Bank Jakarta tidak hanya menjadi simbol semangat baru, tetapi juga mencerminkan langkah nyata perusahaan dalam meningkatkan performa bisnis. Salah satu indikator utamanya adalah pencapaian laba bersih yang naik signifikan hingga akhir triwulan II 2025.
Bank Jakarta berhasil mencatat laba bersih sebesar Rp421,18 miliar per Juni 2025, tumbuh 24,42% secara tahunan (year on year/yoy) dari Rp338,53 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Kenaikan ini didorong oleh pendapatan bunga bersih yang juga naik 10,38%, dari Rp1,34 triliun menjadi Rp1,47 triliun. Selain itu, efisiensi operasional pun turut mendongkrak kinerja, terlihat dari rasio BOPO yang membaik menjadi 83,86% dari sebelumnya 87,02%.
Dorong Kredit UKM dan Konsumer
Transformasi kinerja Bank Jakarta tak lepas dari peningkatan penyaluran kredit, terutama kepada sektor UKM dan konsumer. Penyaluran Kredit Usaha Kecil dan Menengah (UKM) tercatat tumbuh pesat sebesar 43,70% (yoy) menjadi Rp2,31 triliun. Kredit konsumer pun meningkat 2,92% menjadi Rp23,50 triliun.
Direktur Utama Bank Jakarta, Agus H. Widodo, menegaskan bahwa pihaknya terus memperkuat fungsi intermediasi dan memperluas akses pembiayaan kepada pelaku UMKM. Bank Jakarta juga aktif melakukan penetrasi kredit melalui kolaborasi dengan Dinas Koperasi UMKM, fintech, koperasi, serta edukasi finansial di sentra-sentra pelaku usaha kecil.
"Kami terus memperkuat fungsi intermediasi dengan memperluas akses pembiayaan produktif, khususnya kepada pelaku UMKM yang diharapkan menjadi motor penggerak ekonomi daerah," ujar Agus.
Selain itu, Bank Jakarta menjalin kerja sama channeling untuk Kredit Multiguna serta menjalankan strategi pemasaran lewat kanal digital dan telemarketing.
Aset dan Dana Pihak Ketiga Terus Tumbuh
Sampai dengan akhir Juni 2025, total aset Bank Jakarta mencapai Rp84,72 triliun, tumbuh 2,96% dibandingkan posisi triwulan II tahun lalu yang sebesar Rp82,29 triliun. Peningkatan aset ini sejalan dengan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang naik 3,84% secara yoy menjadi Rp67,69 triliun.
Di tengah ketatnya persaingan DPK, porsi dana murah atau CASA (Current Account Saving Account) juga mencatat kenaikan sebesar 8,03% yoy menjadi Rp25,37 triliun. Ini menjadi fondasi penting bagi pertumbuhan berkelanjutan Bank Jakarta di masa mendatang.
Identitas Baru, Visi Semakin Jelas
Transformasi identitas menjadi Bank Jakarta dilakukan secara resmi bertepatan dengan peringatan HUT ke-498 Kota Jakarta. Nama baru ini dipilih untuk merepresentasikan keterikatan dengan kota, menjangkau resonansi global, sekaligus menyuarakan aspirasi warganya.
Logo baru Bank Jakarta juga diperkenalkan menampilkan tiga garis diagonal menyerupai nyala api Monas yang menjadi simbol semangat pertumbuhan dan aspirasi tanpa batas.
Bank Jakarta kini mengusung semangat untuk menjadi mitra strategis pembangunan ekonomi daerah yang adaptif, inovatif, dan kompetitif.