JAKARTA - Memasuki pekan terakhir bulan Juli 2025, harga bahan bakar minyak (BBM) di berbagai Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) seperti Pertamina, Shell, BP, dan Vivo masih belum menunjukkan perubahan signifikan. Kondisi ini menjadi penanda bahwa selama Juli ini, tidak ada penyesuaian harga oleh para penyedia BBM nonsubsidi, baik milik negara maupun swasta.
Pantauan terhadap laman resmi milik masing-masing penyedia BBM menunjukkan bahwa harga berbagai jenis BBM tetap berada pada level yang sama sejak awal bulan. Mulai dari jenis BBM untuk kendaraan dengan performa tinggi hingga diesel, seluruhnya tetap bertahan tanpa penyesuaian harga hingga Senin pekan ini.
Rincian Harga BBM Pertamina Masih Sama Seperti Awal Juli
Di wilayah DKI Jakarta, SPBU Pertamina masih mempertahankan harga jual BBM nonsubsidi yang telah diberlakukan sejak 1 Juli lalu. Jenis pertamax masih dijual dengan harga Rp12.500 per liter, tanpa ada penyesuaian naik maupun turun. Pertamax turbo juga masih bertahan di harga Rp13.500 per liter, sedangkan pertamax green berada di angka Rp13.250 per liter.
Untuk jenis BBM diesel, dexlite tetap dijual dengan harga Rp13.320 per liter. Sementara itu, pertamina dex sebagai varian dengan kualitas lebih tinggi, berada di harga Rp13.650 per liter.
Adapun rincian harga BBM dari SPBU Pertamina di Jakarta per pekan terakhir Juli adalah sebagai berikut:
Pertalite: Rp10.000 per liter
Solar subsidi: Rp6.800 per liter
Pertamax: Rp12.500 per liter
Pertamax Turbo: Rp13.500 per liter
Pertamax Green: Rp13.250 per liter
Dexlite: Rp13.320 per liter
Pertamina Dex: Rp13.650 per liter
Harga BBM Shell, BP, dan Vivo Juga Stabil
Tak hanya Pertamina, penyedia BBM lainnya seperti Shell juga mencatatkan harga yang sama sejak awal bulan. SPBU Shell tidak melakukan penyesuaian harga sejak 2 Juli 2025. Harga untuk Shell Super masih berada di angka Rp12.810 per liter. Sementara itu, Shell V-Power dipatok Rp13.300 per liter.
Shell V-Power Diesel sempat naik menjadi Rp13.830 per liter pada 1 Juli dari harga sebelumnya di bulan Juni, yakni Rp13.250 per liter. Namun, sehari kemudian, harga tersebut mengalami penyesuaian turun menjadi Rp13.800 per liter dan bertahan hingga kini.
Adapun harga BBM Shell per pekan terakhir Juli adalah:
Shell Super: Rp12.810 per liter
Shell V-Power: Rp13.300 per liter
Shell V-Power Diesel: Rp13.800 per liter
Shell V-Power Nitro+: Rp13.540 per liter
SPBU BP pun tetap mempertahankan harga BBM-nya tanpa ada perubahan sejak awal Juli. Harga BP Ultimate masih di angka Rp13.300 per liter, BP 92 di angka Rp12.600 per liter, dan BP Ultimate Diesel tetap di Rp13.800 per liter.
Harga BBM di SPBU BP saat ini tercatat sebagai berikut:
BP 92: Rp12.600 per liter
BP Ultimate: Rp13.300 per liter
BP Ultimate Diesel: Rp13.800 per liter
Demikian pula di SPBU Vivo. Harga BBM milik perusahaan ini tidak berubah sepanjang Juli 2025. Harga Revvo 90 masih di Rp12.730 per liter, Revvo 92 di Rp12.810 per liter, dan Revvo 95 di Rp13.300 per liter. Sementara itu, Diesel Primus Plus masih dijual dengan harga Rp13.800 per liter.
Rincian harga BBM di SPBU Vivo adalah sebagai berikut:
Revvo 90: Rp12.730 per liter
Revvo 92: Rp12.810 per liter
Revvo 95: Rp13.300 per liter
Diesel Primus Plus: Rp13.800 per liter
Tak Ada Perubahan Harga, Konsumen Bisa Bernapas Lega
Stabilnya harga BBM dari berbagai penyedia ini menjadi kabar baik bagi konsumen, terutama dalam kondisi ekonomi yang belum sepenuhnya pulih. Meski tidak mengalami penurunan, tidak adanya kenaikan harga sudah cukup memberikan rasa aman dalam perencanaan pengeluaran masyarakat, baik untuk keperluan transportasi harian maupun operasional bisnis.
Dengan belum adanya kebijakan penyesuaian harga dari pemerintah maupun penyedia BBM, masyarakat dapat memperkirakan pengeluaran mereka lebih pasti dalam beberapa waktu ke depan. Di sisi lain, para pelaku usaha logistik dan transportasi juga mendapat kepastian dalam merencanakan biaya operasional mereka.
Meski demikian, masyarakat tetap diimbau untuk terus memantau informasi resmi dari masing-masing penyedia BBM, mengingat harga BBM dapat berubah sewaktu-waktu sesuai dengan perkembangan harga minyak dunia dan kebijakan fiskal yang berlaku.