JAKARTA - Bagi konsumen yang mempertimbangkan untuk beralih ke mobil listrik, faktor biaya operasional dan kepemilikan kerap menjadi bahan pertimbangan utama. Menjawab hal ini, BYD Motor Indonesia menegaskan bahwa mobil listrik terbarunya, BYD ATTO 1, hadir bukan hanya dengan teknologi modern, tetapi juga biaya kepemilikan yang jauh lebih hemat dibandingkan mobil berbahan bakar minyak (BBM).
Menurut Bobby Bharata, Head of Product PT BYD Motor Indonesia, hasil perhitungan yang dilakukan pihaknya menunjukkan bahwa total biaya kepemilikan mobil listrik ini bisa hingga 300 persen lebih hemat dibandingkan mobil berbasis Internal Combustion Engine (ICE). Perhitungan ini meliputi biaya bahan bakar, pajak tahunan, serta perawatan rutin.
“Kami lakukan simulasi komprehensif berdasarkan kondisi standar penggunaan harian. Hasilnya sangat mencolok,” ujar Bobby.
Dalam simulasi tersebut, perbandingan dilakukan dengan mobil bensin yang menggunakan BBM jenis Pertalite, dihitung dengan harga Rp10.000 per liter dan konsumsi rata-rata 20 km per liter untuk jarak tempuh harian 40 km. Dengan demikian, biaya bahan bakar per hari mencapai Rp20.000, atau Rp600.000 per bulan dan Rp7.200.000 per tahun.
Sebaliknya, untuk BYD ATTO 1, perhitungan dilakukan berdasarkan konsumsi energi 8,5 km per kWh, harga listrik SPKLU sebesar Rp2.630 per kWh, dan jarak tempuh harian yang sama. Hasilnya, biaya harian hanya sekitar Rp12.376, bulanan Rp371.294, dan tahunan Rp4.455.529.
Pengisian Daya di Rumah Jauh Lebih Hemat
Lebih hemat lagi, pengguna BYD ATTO 1 yang melakukan pengisian daya di rumah dengan tarif listrik Rp1.447 per kWh akan menikmati penghematan signifikan. Dengan pengisian daya di rumah dan jarak tempuh 40 km per hari, biaya harian hanya sekitar Rp6.809. Dalam sebulan, angka ini hanya menyentuh Rp204.282 dan dalam setahun sekitar Rp2.451.388.
Selain biaya operasional, komponen biaya tahunan lain seperti pajak dan servis berkala juga menunjukkan selisih besar. Pajak tahunan mobil ICE dengan dimensi setara ATTO 1 umumnya berada di angka Rp3.000.000. Sementara itu, pajak tahunan ATTO 1 hanya Rp150.000.
Untuk perawatan, mobil bensin rata-rata membutuhkan biaya sekitar Rp2.000.000 hingga jarak tempuh 20.000 km. Sedangkan ATTO 1 hanya membutuhkan biaya setengahnya, yakni sekitar Rp1.000.000.
Jika dikalkulasikan secara keseluruhan, maka total biaya tahunan mobil ICE mencapai Rp12.000.000, sementara untuk BYD ATTO 1 hanya sekitar Rp5.605.529 bila menggunakan SPKLU, dan lebih hemat lagi Rp3.601.388 jika menggunakan pengisian daya dari rumah.
Fitur Tambahan yang Menambah Nilai Guna
Tak hanya murah dalam hal operasional, BYD ATTO 1 juga hadir dengan fitur tambahan yang bermanfaat, salah satunya adalah fitur V2L (Vehicle to Load). Teknologi ini memungkinkan pemilik mobil untuk menggunakan kendaraan sebagai sumber daya listrik bagi perangkat elektronik lain.
“Fitur V2L pada ATTO 1 mampu menghasilkan daya hingga 2.200 watt. Ini sangat cukup untuk berbagai kebutuhan harian rumah tangga,” jelas Bobby.
Fitur ini menjadikan mobil bukan sekadar alat transportasi, melainkan juga sumber daya cadangan yang fleksibel, terlebih dalam kondisi darurat atau kegiatan luar ruang.
Dengan semua keunggulan tersebut, BYD ATTO 1 membuktikan bahwa mobil listrik tidak hanya ramah lingkungan, tapi juga ramah di kantong. Konsumen yang memperhatikan efisiensi jangka panjang tentu akan menjadikan faktor ini sebagai nilai tambah besar dalam proses pengambilan keputusan.