Wisata

Wisata Alas Purwo Ditutup Sementara Selama Tour de Banyuwangi Ijen

Wisata Alas Purwo Ditutup Sementara Selama Tour de Banyuwangi Ijen
Wisata Alas Purwo Ditutup Sementara Selama Tour de Banyuwangi Ijen

JAKARTA - Kawasan Taman Nasional Alas Purwo (TNAP) di Banyuwangi akan mengalami penutupan sementara selama tiga hari pada 28 hingga 30 Juli 2025. Penutupan ini dilakukan untuk mendukung kelancaran pelaksanaan ajang balap sepeda internasional Tour de Banyuwangi Ijen (TdBI) serta Festival Mangrove yang menjadi agenda pemerintah daerah dan pusat.

Keputusan ini diumumkan oleh pihak Balai TNAP, mengingat kawasan tersebut akan difungsikan sebagai lokasi strategis pelaksanaan dua event besar tersebut. Wisatawan dan masyarakat diimbau untuk tidak memasuki area selama masa penutupan.

Penutupan Bertahap dan Dukungan Pemerintah

Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah I Balai TNAP, Noviari Utami, menjelaskan bahwa penutupan kawasan dilakukan secara bertahap. Pada Senin, 28 Juli, kawasan akan mulai ditutup mulai pukul 16.00 WIB. Kemudian pada Selasa, 29 Juli, penutupan berlangsung sejak pagi hari hingga sekitar pukul 12.00 WIB.

“Ditutup sementara karena akan dijadikan start Tour de Banyuwangi Ijen,” ujar Noviari.

Khusus untuk Rabu, 30 Juli, penutupan dilakukan penuh karena kawasan akan dipakai sepenuhnya untuk pelaksanaan Festival Mangrove yang berlokasi di sekitar Situs Jati Papak.

“Tiga hari itu digunakan untuk persiapan dan pelaksanaan event internasional dan nasional, agar tidak mengganggu kelancaran kegiatan,” jelasnya.

Novi juga mengajak seluruh masyarakat dan wisatawan untuk turut mendukung jalannya acara tersebut. Menurutnya, keberhasilan dua event besar ini sangat tergantung pada kerja sama semua pihak, termasuk menjaga ketertiban selama kawasan wisata ditutup sementara.

“Tujuannya mendukung kegiatan pemerintah daerah maupun pusat,” tambahnya.

Dalam kegiatan ini, Pantai Pancur akan menjadi titik awal (start) pelaksanaan Tour de Banyuwangi Ijen, yang merupakan ajang balap sepeda tahunan berskala internasional dan banyak menyedot perhatian peserta luar negeri. Sementara Festival Mangrove akan berfokus pada pelestarian lingkungan sekaligus promosi wisata berbasis ekologi di kawasan Jati Papak.

Guna menyukseskan pelaksanaan, panitia juga menggandeng instansi seperti TNI dan Polri. Kolaborasi dilakukan dalam berbagai bentuk, termasuk persiapan teknis, pengamanan, dan kebersihan kawasan sebelum event dimulai. Sejumlah kegiatan bersih-bersih kawasan juga dilakukan secara intensif menjelang hari pelaksanaan.

Di tengah persiapan tersebut, jumlah pengunjung yang datang ke kawasan Alas Purwo masih tergolong normal. Salah satu petugas lapangan, Margo (43), menyampaikan bahwa hingga saat-saat menjelang penutupan, pengunjung tetap berdatangan, termasuk mereka yang memiliki kepentingan spiritual di kawasan tersebut.

“Pengunjung sekitar 400 orang, termasuk yang khusus untuk ritual,” ungkap Margo.

Hal ini menunjukkan bahwa kawasan TNAP masih menjadi destinasi yang diminati, baik oleh wisatawan umum maupun mereka yang memiliki kegiatan khusus seperti ritual keagamaan.

Penutupan sementara ini dipandang sebagai langkah strategis untuk memastikan pelaksanaan event berjalan lancar, aman, dan berdampak positif bagi pariwisata serta citra Banyuwangi sebagai tuan rumah ajang internasional. Diharapkan, setelah pembukaan kembali, kawasan ini bisa kembali dinikmati masyarakat dalam kondisi yang lebih tertata dan terpromosikan secara global berkat penyelenggaraan event besar tersebut.

Pemerintah daerah sendiri menaruh perhatian besar terhadap keberhasilan kegiatan Tour de Banyuwangi Ijen dan Festival Mangrove. Keduanya bukan sekadar agenda hiburan, namun juga bagian dari upaya memperkenalkan potensi wisata dan kekayaan alam Banyuwangi di mata dunia.

Dengan adanya kegiatan berskala besar seperti ini, Banyuwangi tidak hanya dikenal sebagai tujuan wisata pantai dan pegunungan, tetapi juga sebagai wilayah yang aktif menggelar event berskala nasional dan internasional dengan dukungan infrastruktur yang semakin membaik.

Para pelaku usaha di sekitar kawasan wisata pun diharapkan bisa mendapatkan efek positif dari meningkatnya jumlah kunjungan ke daerah tersebut pasca-event. Apalagi, sejumlah pelaku pariwisata setempat turut dilibatkan dalam persiapan acara.

Setelah penutupan tiga hari berakhir, TNAP direncanakan akan kembali dibuka dan menerima kunjungan seperti biasa. Masyarakat yang ingin menikmati keindahan hutan purba, pantai Pancur, hingga keheningan spiritual di Situs Kawitan bisa kembali merencanakan kunjungan pada awal Agustus.

Pihak pengelola berharap, wisatawan tetap mematuhi aturan yang berlaku selama kawasan TNAP dibuka kembali, demi menjaga kelestarian alam dan budaya yang ada di dalamnya.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index