Kredit Bank

Kredit Bank Permata Tumbuh Stabil Meski Likuiditas Mengetat

Kredit Bank Permata Tumbuh Stabil Meski Likuiditas Mengetat
Kredit Bank Permata Tumbuh Stabil Meski Likuiditas Mengetat

JAKARTA - PT Bank Permata Tbk berhasil mencatat pertumbuhan kredit sebesar 7,4% secara tahunan (year-on-year/YoY) hingga semester I-2025. Meski industri perbankan tengah menghadapi kondisi likuiditas yang lebih ketat, kinerja kredit Bank Permata tetap sejalan dengan rata-rata industri nasional yang tumbuh 7,7% YoY. Hingga akhir Juni 2025, total portofolio kredit bank ini telah mencapai Rp162,6 triliun.

Direktur Utama Permata Bank, Meliza M. Rusli, menyampaikan bahwa pertumbuhan kredit tersebut mencerminkan keberhasilan pelaksanaan strategi bisnis dan semakin besarnya kepercayaan nasabah terhadap bank.

“Pertumbuhan kredit mencerminkan kepercayaan nasabah serta disiplin pelaksanaan strategi bisnis kami,” ujar Meliza dalam pernyataan resmi, Selasa (22/7).

Pendorong Utama: Segmen Korporasi dan Komersial

Pertumbuhan kredit Bank Permata selama enam bulan pertama 2025 didorong oleh segmen korporasi dan komersial. Kredit korporasi mencatat kenaikan sebesar 9,3% YoY menjadi Rp97,1 triliun, sementara kredit komersial tumbuh lebih tinggi lagi, yakni 12,2% YoY menjadi Rp20,7 triliun.

Selain itu, kredit konsumer juga turut memberikan kontribusi positif meskipun pertumbuhannya lebih moderat, yaitu 1,7% YoY menjadi Rp44,1 triliun.

Meliza menjelaskan bahwa fokus pada segmen korporasi dan komersial sejalan dengan strategi perusahaan untuk memperkuat basis nasabah yang memiliki potensi pertumbuhan jangka panjang. Segmen ini dinilai mampu memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pendapatan bunga dan non-bunga.

Perbaikan Kualitas Kredit: NPL dan LAR Menurun

Di tengah ekspansi kredit tersebut, Bank Permata juga mencatatkan perbaikan signifikan dalam hal kualitas aset. Rasio kredit bermasalah atau Non-Performing Loan (NPL) Gross menurun menjadi 2,1% pada Juni 2025, dari sebelumnya 2,4% pada periode yang sama tahun lalu.

Loan at Risk (LAR), indikator lain yang menunjukkan kualitas portofolio kredit, juga membaik menjadi 7% dibandingkan 7,8% pada Juni 2024. Hal ini mengindikasikan semakin rendahnya eksposur bank terhadap risiko kredit yang berpotensi menjadi bermasalah di masa depan.

Permata Bank juga menjaga kehati-hatian dalam membentuk pencadangan kerugian kredit. Hal ini tercermin dari NPL Coverage Ratio sebesar 346% dan LAR Coverage Ratio yang mencapai 101%.

“Dalam menyelesaikan kredit bermasalah, kami terus melakukan restrukturisasi, litigasi, dan penjualan aset secara konsisten,” ujar Meliza.

Dana Murah Menguat, Namun LDR Mengindikasikan Ketatnya Likuiditas

Dari sisi pendanaan, Bank Permata mencatatkan pertumbuhan simpanan nasabah menjadi Rp189,3 triliun per Juni 2025. Salah satu pendorong utama pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) ini adalah kenaikan dana murah atau current account saving account (CASA), yang tumbuh 9,9% YoY.

Peningkatan CASA ini juga mendorong rasio CASA naik dari 56,3% menjadi 62,7% dalam kurun waktu setahun terakhir. Pertumbuhan CASA mencerminkan efisiensi biaya dana dan memberikan ruang lebih bagi bank untuk mempertahankan margin bunga bersih (net interest margin/NIM) yang sehat.

Namun, peningkatan kredit yang cukup agresif turut mendorong rasio Loan-to-Deposit Ratio (LDR) naik menjadi 85,6% dari sebelumnya 78,2%. Kenaikan LDR ini mengindikasikan likuiditas yang lebih ketat dibandingkan tahun lalu.

Meskipun demikian, Bank Permata dinilai masih berada dalam batas aman. Perseroan memiliki ruang manuver untuk menjaga likuiditas melalui pengelolaan aset dan kewajiban secara seimbang.

Prospek Semester II dan Strategi Berkelanjutan

Memasuki paruh kedua 2025, Bank Permata optimistis akan mempertahankan momentum pertumbuhan yang sehat dengan tetap fokus pada pengelolaan risiko yang terukur. Strategi bisnis akan terus diarahkan untuk memperkuat segmen-segmen potensial, menjaga kualitas aset, dan meningkatkan efisiensi operasional.

Meliza menegaskan bahwa pihaknya tetap berkomitmen memberikan pelayanan terbaik bagi nasabah serta memperkuat daya tahan bank di tengah dinamika perekonomian nasional dan global.

“Kami percaya dengan pengelolaan risiko yang disiplin serta penawaran produk dan layanan yang relevan, Bank Permata akan terus menciptakan nilai jangka panjang bagi seluruh pemangku kepentingan,” tutup Meliza.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index