JAKARTA - Optimisme menyelimuti pasar saham Indonesia seiring proyeksi kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ke kisaran 7.520 dalam perdagangan Kamis, 24 Juli 2025. Pandangan ini disampaikan oleh Head of Retail Research BNI Sekuritas, Fanny Suherman, yang melihat adanya peluang lanjutan penguatan indeks utama Bursa Efek Indonesia tersebut.
Dalam riset hariannya, Fanny memaparkan bahwa IHSG berpotensi bergerak dari batas bawah di kisaran 7.400–7.440 hingga menembus batas atas di 7.500–7.520. Proyeksi ini memperkuat ekspektasi bahwa pasar tengah memasuki fase penguatan seiring meningkatnya sentimen positif baik dari dalam maupun luar negeri.
Salah satu pendorong utama optimisme pasar adalah performa bursa global yang kembali mencatatkan penguatan. Wall Street ditutup menguat pada perdagangan 23 Juli 2025. Indeks S&P 500 naik 0,78 persen, Nasdaq Composite menguat 0,61 persen, dan Dow Jones Industrial Average mencatat kenaikan sebesar 1,14 persen. Kenaikan ini dipicu oleh kabar positif mengenai kesepakatan dagang antara Amerika Serikat dan mitra-mitranya.
Saham Pilihan di Tengah Momentum Positif
Tidak hanya dari bursa Amerika Serikat, pasar saham Asia juga ikut terdongkrak berkat angin segar dari perkembangan hubungan dagang internasional, khususnya antara AS dan Jepang. Indeks Nikkei 225 Jepang melonjak 3,51 persen, disusul Topix sebesar 3,18 persen. Bursa Korea Selatan juga mengalami penguatan, dengan Kospi naik 0,44 persen dan Kosdaq bertambah tipis 0,07 persen.
Kondisi serupa juga tercermin di pasar Hong Kong dan Australia. Hang Seng mencatat kenaikan 1,62 persen, sedangkan ASX 200 Australia naik 0,69 persen. Kombinasi sentimen positif dari kawasan global ini memberi harapan bahwa IHSG memiliki landasan kuat untuk melanjutkan penguatan.
Merespons kondisi tersebut, BNI Sekuritas merekomendasikan beberapa saham pilihan yang dinilai memiliki potensi cuan jangka pendek. Berikut daftar saham rekomendasi beserta ulasannya:
CUAN direkomendasikan Spec Buy dengan area beli pada rentang harga 1.530–1.550. Cut loss disarankan di bawah 1.500, dengan target harga jangka pendek di 1.570–1.600.
PTRO juga masuk dalam daftar Spec Buy, dengan area akumulasi di kisaran 3.700–3.780. Cut loss ditetapkan di bawah 3.600, dan target jangka pendek di 3.840–3.940.
SSIA mendapatkan sinyal Spec Buy dengan titik beli di 2.560. Cut loss di bawah 2.500, sedangkan target harga berada di kisaran 2.620–2.700.
BBRI, salah satu saham unggulan sektor perbankan, direkomendasikan Spec Buy di area 3.780. Cut loss ditetapkan di bawah 3.750, dan target harga jangka pendeknya di kisaran 3.870–3.950.
BKSL juga menarik untuk dicermati, dengan area beli yang disarankan di 121–123. Cut loss sebaiknya dilakukan jika harga turun di bawah 118. Target jangka pendek berada di kisaran 128–132.
CBDK direkomendasikan dengan strategi Buy if Break pada harga 6.100. Jika menembus level ini, target terdekat berada di 6.175–6.300. Namun, jika belum menembus, posisi beli bisa ditempatkan di harga 6.025 dengan cut loss di bawah 5.925.
Strategi Jitu di Tengah Tren Kuat
Dengan situasi pasar yang menunjukkan arah positif, strategi pemilihan saham menjadi semakin penting. Rekomendasi BNI Sekuritas berfokus pada saham-saham yang memiliki potensi teknikal jangka pendek, seiring dengan momentum penguatan IHSG secara keseluruhan.
Momentum ini juga menjadi peluang bagi investor untuk menavigasi portofolio mereka, terutama dengan tetap memperhatikan batas risiko atau cut loss yang jelas. Selain itu, penguatan global dan stabilitas faktor eksternal menjadi sinyal penting yang bisa memperkuat kepercayaan pelaku pasar terhadap prospek jangka pendek.
Peluang ini bisa dimanfaatkan secara selektif, dengan tetap mengedepankan prinsip manajemen risiko dan disiplin dalam eksekusi strategi beli. Dengan mengombinasikan faktor teknikal dan sentimen positif dari luar negeri, investor dapat meraih potensi imbal hasil yang lebih optimal dalam jangka pendek hingga menengah.