Garuda Indonesia

Garuda Cari Dana Beli 50 Pesawat Boeing

Garuda Cari Dana Beli 50 Pesawat Boeing
Garuda Cari Dana Beli 50 Pesawat Boeing

JAKARTA - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk masih terus mengupayakan pendanaan untuk merealisasikan rencana pembelian 50 unit pesawat Boeing dari Amerika Serikat. Proses komunikasi antara Garuda dan Boeing disebut makin intensif, terutama usai diskon tarif impor pesawat dari AS turun dari 32 persen menjadi 19 persen.

Sekretaris Perusahaan Garuda Indonesia, Cahyadi Indrananto, menjelaskan bahwa pihaknya saat ini aktif menjalin komunikasi dengan sejumlah calon pemberi dana potensial guna mendukung rencana pembelian armada tersebut.

“Untuk pendanaan (uang membeli 50 pesawat Boeing), saat ini Garuda juga secara paralel berkomunikasi dengan sejumlah pemberi dana potensial,” ujar Cahyadi.

Menurutnya, beberapa pihak telah menunjukkan minat untuk berpartisipasi dalam pembiayaan pengadaan pesawat tersebut. Namun, Cahyadi belum menyebut secara spesifik siapa saja pihak-pihak yang dimaksud.

Pembelian Tak Gunakan Dana Dari Danantara

Dalam kesempatan yang sama, Cahyadi juga menepis kabar bahwa pendanaan pesawat ini berasal dari suntikan modal yang diberikan PT Danantara Asset Management (Persero). Ia menegaskan bahwa dana sebesar Rp6,65 triliun yang dikucurkan Danantara pada Juni 2025 lalu tidak ditujukan untuk pembelian pesawat.

“Shareholder loan dari Danantara Juni lalu adalah hal yang berbeda (dengan pembelian 50 pesawat Boeing). Kolaborasi Garuda dengan Danantara saat itu adalah untuk mendanai kebutuhan maintenance, repair, and overhaul (MRO), baik Garuda maupun Citilink,” jelasnya.

Cahyadi menambahkan, diskusi dengan Boeing terus berlanjut dalam rangka menyesuaikan detail kebutuhan armada Garuda yang relevan dengan pangsa pasar. Pembahasan tersebut mencakup banyak aspek, mulai dari jenis pesawat, jumlah unit, hingga skema pembelian dan jadwal pengiriman.

“Pasca-kesepakatan antara Presiden Prabowo (Subianto) dan Presiden Trump, Garuda dan Boeing meneruskan komunikasi secara intensif untuk membahas detail kebutuhan armada yang sesuai dengan pangsa pasar Garuda Indonesia. Ini termasuk tentang jumlah dan jenis pesawat, timeline untuk delivery, skema pembelian, teknis pengadaan, dan hal-hal lainnya,” imbuh Cahyadi.

Belum Ada Kesepakatan Resmi

Sementara itu, Sekretaris Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Susiwijono Moegiarso, menyatakan bahwa belum ada nota kesepahaman (MoU) resmi yang diteken antara Garuda Indonesia dengan Boeing terkait pembelian 50 pesawat tersebut.

Ia menuturkan bahwa dalam lawatan Presiden Prabowo ke Amerika Serikat, pemerintah Indonesia baru menandatangani MoU terkait pembelian produk energi dari AS senilai US$15 miliar (sekitar Rp244,41 triliun), serta produk pertanian senilai US$4,5 miliar (sekitar Rp73,32 triliun).

“Kemarin pun juga belum yang untuk Garuda kan, belum tanda tangan (MoU pembelian 50 pesawat Boeing),” ungkap Susiwijono saat ditemui di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta Pusat.

Menurutnya, memang telah ada pembahasan awal antara Garuda dan pihak Boeing, namun belum sampai pada tahap kesepakatan formal. Ia menekankan bahwa segala bentuk rencana pembelian harus melewati sejumlah pertimbangan bisnis dan regulasi.

“Kita sudah menjajaki akan ada kesepakatan ke sana (MoU Garuda Indonesia dengan Boeing). Tapi tetap, subjek itu pertimbangan bisnis, regulasinya seperti apa, dan sebagainya. Teman-teman di Garuda yang lebih tahu. Cuma kemarin ada subjek beberapa pembahasan berikutnya. Jadi, masih akan dibahas lebih intens lagi,” tandasnya.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index