JAKARTA - Langkah konkret untuk memperkuat sektor pertanian nasional kini semakin nyata. PT Waskita Karya (Persero) Tbk tengah menuntaskan proyek strategis modernisasi Daerah Irigasi (DI) Rentang di Indramayu, Jawa Barat, yang bernilai Rp571,1 miliar. Proyek yang digarap melalui Paket LMS-03 ini menjadi bagian penting dari upaya memperkuat infrastruktur dasar demi mencapai swasembada pangan nasional.
Dengan progres fisik proyek yang telah mendekati 100 persen, jaringan irigasi modern ini segera difungsikan untuk melayani lahan pertanian di tiga kabupaten sekaligus. Sistem distribusi air yang lebih efisien ini ditargetkan mampu meningkatkan hasil panen sekaligus menjaga keberlanjutan pasokan air bagi masyarakat.
Layanan Irigasi untuk Puluhan Ribu Hektare Sawah
Modernisasi DI Rentang didesain untuk menyuplai kebutuhan air ke areal sawah seluas 87.840 hektare yang tersebar di Kabupaten Indramayu, Cirebon, dan Majalengka. Suplai air utama proyek ini bersumber dari Sungai Cimanuk, salah satu sungai terbesar di wilayah Jawa Barat.
Proyek ini memiliki cakupan luas, mencakup perbaikan jaringan irigasi primer, sekunder, dan tersier, serta peningkatan operasional dan pemeliharaan saluran air. Selain itu, teknologi Irigasi Padi Hemat Air (IPHA) turut diterapkan untuk mendukung efisiensi distribusi air yang lebih baik.
“Modernisasi ini meliputi perbaikan dan optimalisasi jaringan irigasi, peningkatan operasional dan pemeliharaan, serta penerapan teknologi Irigasi Padi Hemat Air (IPHA),” jelas Corporate Secretary Waskita Karya, Ermy Puspa Yunita.
Modernisasi irigasi ini selaras dengan kebijakan pemerintah untuk mencapai swasembada pangan nasional. Menteri Pekerjaan Umum Dody Hanggodo sebelumnya menekankan pentingnya pembangunan sistem irigasi yang solid dalam mendukung program ketahanan pangan nasional, sebagai bagian dari agenda Asta Cita Presiden Prabowo.
Efisiensi dan Produktivitas Jadi Fokus
Dampak proyek ini dirasakan langsung oleh para petani di wilayah terdampak. Modernisasi jaringan DI Rentang diyakini dapat mendongkrak produktivitas padi dari sebelumnya 5,6 ton per hektare menjadi 6,5 ton per hektare. Selain itu, luas tanam diharapkan meningkat signifikan, dari semula 43.229 hektare menjadi 86.423 hektare.
Tak hanya itu, Indeks Pertanaman (IP) yang menggambarkan jumlah musim tanam dalam setahun diproyeksikan naik dari 120 persen menjadi 230 persen. Ini berarti petani bisa menanam dan memanen lebih sering dalam satu tahun, sehingga ketahanan pangan pun semakin kuat.
“Selain mendukung ketahanan pangan, Irigasi Rentang juga berfungsi menyediakan air untuk kebutuhan masyarakat sekitar Jawa Barat. Penyediaan air bersih adalah salah satu kebutuhan vital warga,” ujar Ermy.
Salah satu poin penting dalam proyek ini adalah efisiensi air. Sebelumnya, sistem irigasi Rentang mengalami kehilangan air hingga 15 persen. Lewat modernisasi ini, angka tersebut ditargetkan turun drastis menjadi hanya empat persen. Pengurangan kehilangan air ini sangat penting, terutama di tengah tantangan krisis air dan dampak perubahan iklim.
“Sebagai BUMN konstruksi yang telah berpengalaman lebih dari 64 tahun membangun infrastruktur, kami berkomitmen mengerjakan proyek yang memiliki multiplier effects. Prioritas kami adalah memastikan manfaat proyek ini dapat dinikmati masyarakat luas,” lanjutnya.
Modernisasi DI Rentang juga menunjukkan komitmen jangka panjang Waskita Karya dalam sektor irigasi. Sebelumnya, perusahaan ini telah menyelesaikan berbagai proyek serupa, termasuk Irigasi Belitang Lempuing di Sumatera Selatan, Irigasi Mrican Paket 2 di Jawa Timur, serta DI Salamdarma dan Kamojing di Jawa Barat.
Dengan selesainya proyek ini dalam waktu dekat, diharapkan para petani dapat segera memanfaatkan fasilitas baru untuk mendukung peningkatan hasil produksi secara nyata. Pembangunan DI Rentang menjadi bukti bahwa penguatan infrastruktur dasar, terutama untuk sektor pangan, merupakan langkah krusial dalam menciptakan masa depan pertanian yang berkelanjutan di Indonesia.