JAKARTA - Selama pekan 7–11 Juli 2025, pasar saham Indonesia mengalami momen positif. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatat kenaikan 2,65%, ditutup di level 7.047,43. Lonjakan ini menunjukkan daya tahan pasar meski tekanan datang dari luar. Namun di balik penguatan tersebut, investor asing masih konsisten melakukan aksi jual bersih (net sell) sebesar Rp1,87 triliun selama sepekan, termasuk net sell Rp1,59 triliun di pasar reguler. Fakta ini menunjukkan bahwa meskipun kondisi pasar domestik membaik, selera asing masih condong ke pengambilan keuntungan.
Teknologi, keuangan, dan saham-saham blue chips menjadi perhatian utama investor lokal saat IHSG naik. Tren ini mendorong optimisme terhadap ekonomi yang mulai pulih, didorong oleh data makro yang kondusif dan dukungan koreksi harga global.
Asing Lepas Saham, Papan Atas Jadi Target
Investor asing memimpin tekanan jual di saham-saham besar, terutama di sektor perbankan. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mencatat aksi jual terbesar, dengan net sell mencapai Rp1,58 triliun. Alhasil, harga sahamnya turun 0,29% selama pekan tersebut dan ditutup di Rp8.625 per lembar.
Di urutan berikutnya, terdapat saham lainnya yang juga mengalami tekanan jual asing:
-PT Bank Mandiri Tbk (BMRI): net sell Rp251,17 miliar
-PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP): net sell Rp143,26 miliar
-PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS): net sell Rp93,86 miliar
-PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN): net sell Rp82,72 miliar
Penjualan besar-besaran ini menandakan bahwa asing masih membawa tekanan di sektor finansial dan komoditas, meskipun IHSG secara keseluruhan mengalami penguatan.
Saham Pilihan Asing: Astra dan Saham Infrastruktur
Di sisi lain, investor asing justru melakukan pembelian di beberapa saham yang dipandang bernilai strategis. Terpopuler adalah PT Astra International Tbk (ASII), yang mencatat net buy mencapai Rp202,34 miliar. Saham ini juga menguat 1,95% dan ditutup di Rp4.710—sebuah sinyal peralihan minat dari saham perbankan ke saham industri dan otomotif yang diproyeksikan tumbuh.
Selain ASII, saham berikut juga banyak dibeli asing:
-PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS): net buy Rp146,16 miliar
-PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM): net buy Rp141,4 miliar
-PT United Tractors Tbk (UNTR): net buy Rp117,14 miliar
-PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI): net buy Rp80,1 miliar
Aksi beli ini menandakan kepercayaan asing terhadap sektor infrastruktur, telekomunikasi, dan energi, yang dianggap memiliki prospek cerah di tengah dinamika pasar global.
Pasar Tumbuh, Asing Cermati Sektor Strategis
Ringkasnya, pekan ini menunjukkan gambaran pasar yang kompleks: IHSG mencetak kenaikan signifikan, namun investor asing lebih aktif melepas saham, terutama di sektor perbankan. Sementara itu, pembelian asing difokuskan pada saham-saham yang Kuat secara fundamental dan menunjukkan tren pertumbuhan jangka panjang.
Bagi investor lokal, ini berarti momentum tren naik IHSG masih terbuka lebar, meskipun perlu mewaspadai tekanan asing di sektor-sektor tertentu. Saham-saham seperti ASII, BRIS, TLKM, UNTR, dan PANI bisa menjadi pertimbangan menarik, terutama dalam portofolio yang ingin memanfaatkan tren beli asing.
Dengan kondisi ini, fokus pasar akan kembali tertuju pada data ekonomi domestik dan global, serta rilis laporan kuartalan emiten besar. Level resistance IHSG di atas 7.100 akan menjadi indikator penting untuk mengukur apakah tren naik masih kuat atau akan terkoreksi.