JAKARTA - PT Waskita Karya (Persero) Tbk mengumumkan bahwa progres pengerjaan Light Rail Transit (LRT) Jakarta Fase 1B rute Velodrome-Manggarai telah mencapai 57,75 persen. Pembangunan lintasan sepanjang 6,4 kilometer ini akan menambah lima stasiun baru: Pemuda Rawamangun, Pramuka BPKP, Pasar Pramuka, Matraman, dan Manggarai. Proyek ini menjadi kelanjutan dari fase 1A yang melayani rute Pegangsaan Dua-Velodrome.
Corporate Secretary Waskita Karya, Ermy Puspa Yunita, menjelaskan bahwa kehadiran LRT Jakarta Fase 1B sangat strategis dalam menyempurnakan integrasi transportasi, khususnya di Stasiun Manggarai. “Tidak hanya memudahkan mobilitas masyarakat, tapi juga mendukung integrasi moda angkutan umum di Jakarta,” ujarnya.
Inovasi dan Target Pengurangan Kemacetan
Proyek ini merupakan bagian dari upaya Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk mengatasi masalah klasik kemacetan yang selama ini membebani aktivitas warga. Kemacetan tidak hanya menghambat mobilitas, tapi juga menimbulkan kerugian ekonomi karena membengkaknya waktu dan biaya perjalanan.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta, pengguna transportasi umum terus meningkat dan menembus lebih dari 30 juta penumpang pada April 2025. Angka ini diprediksi akan naik lagi hingga 31 persen pada akhir tahun ini, seiring meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya penggunaan moda transportasi ramah lingkungan.
Ermy menambahkan, Waskita Karya berupaya keras menerapkan inovasi untuk mempercepat pembangunan sekaligus menekan biaya dan waktu pengerjaan. “Kami meraih dua penghargaan MURI untuk uji coba kereta layang dan konstruksi stasiun LRT tercepat pada November tahun lalu,” katanya.
Salah satu inovasi utama adalah metode long span, yang menggunakan teknik incremental lifting Steelbox Girder, lifting sliding PC-Girder, dan Traveler Launcher cast-in situ Balance Cantilever. Metode ini memudahkan pengerjaan di tengah kondisi lalu lintas padat, bahkan di lokasi yang bersinggungan dengan jalur tol dan rel kereta api aktif di Jakarta.
Selain itu, penerapan teknologi Building Information Modeling (BIM) sampai level 7D mendukung pengendalian proyek secara real-time dan mempermudah proses pemeliharaan ketika LRT sudah beroperasi.
Dukungan Anggaran dan Pengelolaan Proyek
Proyek pembangunan LRT Jakarta Fase 1B ini dikelola oleh Konsorsium KSO Waskita Nindya LRS, yang ditunjuk oleh PT Jakarta Propertindo sebagai kontraktor utama melalui proses tender. Total anggaran pembangunan sebesar Rp4,1 triliun bersumber dari Penyertaan Modal Daerah (PMD) melalui APBD DKI Jakarta.
Dengan kemajuan pembangunan yang signifikan ini, LRT Jakarta rute Velodrome-Manggarai diharapkan dapat segera beroperasi dan memberikan alternatif transportasi yang cepat, aman, dan ramah lingkungan, sekaligus mengurangi beban kemacetan di ibu kota.