Bank Indonesia

Bank Indonesia dan Kontribusinya bagi Ekonomi Nasional

Bank Indonesia dan Kontribusinya bagi Ekonomi Nasional
Bank Indonesia dan Kontribusinya bagi Ekonomi Nasional

JAKARTA - Setiap tahun, tanggal 5 Juli menjadi pengingat penting dalam perjalanan ekonomi Indonesia yakni momentum berdirinya Bank Negara Indonesia (BNI) pada tahun 1946. Meski kini dikenal sebagai bank komersial, BNI pada masa awal kemerdekaan pernah memegang peran sebagai bank sentral pertama Republik Indonesia sebelum akhirnya tanggung jawab tersebut diambil alih oleh De Javasche Bank yang dinasionalisasi menjadi Bank Indonesia pada 1 Juli 1953.

Peringatan ini bukan semata-mata mengenang sejarah, tetapi juga menjadi kesempatan untuk menyoroti peran penting Bank Indonesia (BI) sebagai penjaga stabilitas ekonomi. Melalui berbagai kebijakan dan inovasi, BI terus berperan aktif mendorong pembangunan ekonomi nasional, menjaga stabilitas moneter, hingga memperluas akses layanan keuangan ke seluruh lapisan masyarakat.

Transformasi Digital dan Sistem Pembayaran Modern

Salah satu pencapaian besar Bank Indonesia dalam beberapa tahun terakhir adalah akselerasi digitalisasi sistem pembayaran. Dimulai pada 2021, BI meluncurkan BI-FAST, sistem infrastruktur pembayaran real-time yang mampu memfasilitasi transaksi selama 24 jam penuh setiap hari.

Hingga 2024, layanan ini mencatat pertumbuhan tahunan mencapai 67,79%, dengan lebih dari 785 juta transaksi, mencakup 87% pangsa pasar nasional. Ini membuktikan bagaimana BI telah menciptakan fondasi sistem pembayaran yang inklusif, cepat, dan efisien—berkontribusi langsung terhadap percepatan ekonomi digital Indonesia.

BI-FAST kini terintegrasi dengan lebih dari 100 bank serta dompet digital dan aplikasi mobile banking nasional. Target ambisius BI pada 2026 meliputi 1,6 miliar transaksi dan penetrasi keuangan digital 95%.

Selain itu, sistem pembayaran QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) juga telah diperluas ke kancah internasional. Setelah sukses diuji coba di Thailand (2021) dan diintegrasikan dengan DuitNow Malaysia (2023), BI kini mengupayakan ekspansi ke China, Korea Selatan, dan India.

Dukungan Nyata untuk UMKM dan Ekonomi Inklusif

Tak hanya fokus pada aspek digital, BI juga berkomitmen pada penguatan ekonomi inklusif, terutama melalui dukungan bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Kolaborasi BI dengan pemerintah dalam memperluas digitalisasi UMKM melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) menjadi bukti nyata peran BI dalam mendukung ketahanan ekonomi masyarakat bawah.

Langkah ini tidak hanya bertujuan menekan inflasi tetapi juga memperluas akses pasar bagi pelaku usaha kecil. Dengan pendekatan yang bersinergi antara kebijakan moneter dan fiskal, BI menegaskan posisinya sebagai penggerak ekosistem ekonomi yang sehat dan berdaya saing.

Keterlibatan Bank Indonesia di Forum Global

Sebagai salah satu pemegang saham terbesar ketiga di Islamic Development Bank (IsDB), Indonesia melalui BI menunjukkan komitmen besar dalam reformasi keuangan global. Pada Mei 2025, BI yang diwakili oleh Gubernur Perry Warjiyo menghadiri forum tahunan IsDB di Aljazair sebagai bagian dari Board of Governors.

Dalam forum tersebut, Indonesia mengusulkan lima strategi besar untuk memperkuat peran IsDB, yaitu:

Modernisasi sistem pembayaran untuk meningkatkan efisiensi ekonomi.

Konsolidasi BUMN ke dalam holding nasional berbasis strategis seperti Danantara.

Peningkatan program sosial, termasuk pendidikan dan kesehatan berbasis komunitas.

Industri berbasis sumber daya alam, agar nilai tambah nasional meningkat.

Penguatan kerjasama regional dan global dalam rantai pasok dan keuangan.

Inisiatif ini mencerminkan bagaimana BI tidak hanya berperan dalam negeri, tetapi juga aktif dalam membentuk arsitektur keuangan global yang lebih adil dan berkelanjutan.

Mengapa Hari Bank Indonesia Penting untuk Dirayakan?

Meski tak banyak diketahui secara luas, Hari Bank Indonesia memiliki makna strategis dalam konteks pembangunan ekonomi nasional. Ia bukan hanya momen seremonial, melainkan ajakan reflektif terhadap evolusi lembaga keuangan nasional dan bagaimana peran bank sentral telah berkembang dari sekadar institusi pengelola uang menjadi pilar utama kebijakan ekonomi negara.

Sebagai motor penggerak stabilitas moneter, sistem pembayaran, inklusi keuangan, hingga partisipasi internasional, Bank Indonesia telah membuktikan kontribusinya secara menyeluruh. Mulai dari penguatan nilai tukar, pengendalian inflasi, inovasi teknologi, hingga pembangunan ekonomi hijau dan inklusif—semuanya tidak terlepas dari kebijakan dan peran BI.

Dalam menghadapi tantangan ekonomi yang dinamis, keberadaan bank sentral yang adaptif dan strategis sangat diperlukan. Bank Indonesia dengan seluruh transformasi dan inisiatifnya menunjukkan bahwa peran lembaga ini lebih dari sekadar pengatur moneter—ia adalah pilar penting dalam menggerakkan roda ekonomi Indonesia menuju masa depan yang berkelanjutan dan berdaya saing global.

Hari Bank Indonesia bukan hanya sekadar perayaan sejarah, melainkan simbol komitmen terhadap pertumbuhan ekonomi nasional yang stabil, inklusif, dan modern.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index