BSI

BSI Tumbuhkan Pendapatan Komisi hingga Rp 2,74 Triliun di Mei 2025

BSI Tumbuhkan Pendapatan Komisi hingga Rp 2,74 Triliun di Mei 2025
BSI Tumbuhkan Pendapatan Komisi hingga Rp 2,74 Triliun di Mei 2025

JAKARTA - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) mencatat pencapaian gemilang dalam pendapatan berbasis komisi (fee-based income/FBI) dengan kenaikan sebesar 35,97% secara tahunan (year-on-year/YoY) yang mencapai Rp 2,74 triliun per Mei 2025. Sekretaris Perusahaan BSI, Wisnu Sunandar, mengungkapkan, lonjakan pendapatan ini adalah buah dari strategi bisnis baru yang diimplementasikan bank syariah terbesar ini.

Salah satu pendorong utama adalah peluncuran layanan bank emas (bullion bank) yang langsung menjadi penyumbang terbesar fee based income. Layanan ini memberikan alternatif baru bagi masyarakat untuk berinvestasi dan menabung emas secara mudah melalui platform BSI. Selain itu, BSI memperkuat ekosistem Islami melalui produk layanan haji dan umrah yang semakin diminati masyarakat.

Wisnu menjelaskan bahwa inovasi dan pengembangan produk yang berfokus pada kebutuhan syariah semakin memperkuat posisi BSI sebagai institusi keuangan yang relevan dengan pasar dan berkomitmen terhadap prinsip-prinsip syariah. “BSI optimistis juga meningkatkan pendapatan berbasis fee untuk menopang bisnis perusahaan secara keseluruhan,” ujarnya.

Tidak kalah penting, transformasi digital yang gencar dilakukan oleh BSI juga berkontribusi besar dalam pertumbuhan fee based income. Melalui aplikasi BSI Agen, Byond by BSI, dan platform Bewize, BSI berhasil memperluas jangkauan layanan dan mempermudah akses masyarakat ke produk dan layanan keuangan syariah. Transformasi digital ini juga menjadi bagian dari strategi perusahaan untuk meningkatkan efisiensi sekaligus menghadirkan inovasi produk yang menarik.

Berbagai kanal digital ini menjadi tulang punggung dalam mempercepat proses transaksi dan pengajuan produk keuangan, yang berdampak langsung pada peningkatan pendapatan berbasis komisi BSI.

Optimalisasi Ekosistem Halal dan Inovasi Produk Sebagai Kunci Pertumbuhan

Melanjutkan strategi bisnisnya, BSI fokus mengoptimalkan ekosistem halal yang terintegrasi dari hulu ke hilir, atau yang disebut dengan close loop ecosystem. Dengan pendekatan ini, BSI ingin memastikan bahwa seluruh pendanaan, pembiayaan, dan transaksi dilakukan secara internal dalam ekosistem BSI, sehingga ketergantungan terhadap pihak eksternal diminimalisir.

Pendekatan ini sekaligus memperkuat daya saing BSI sebagai pionir bank syariah yang tidak hanya berorientasi pada produk tapi juga membangun ekosistem keuangan yang komprehensif dan terintegrasi. Dalam praktiknya, hal ini mencakup berbagai lini bisnis mulai dari pembiayaan usaha mikro, menengah, hingga korporasi dengan prinsip syariah.

Wisnu juga mengungkapkan bahwa sepanjang semester I 2025, BSI telah menyelenggarakan berbagai acara dan inovasi yang mendukung pengembangan fee based income. Salah satu momen penting adalah event BSI International Expo 2025, yang menjadi panggung peluncuran sejumlah inovasi produk terbaru.

Misalnya, produk pembiayaan otomotif BSI Oto kini memungkinkan nasabah mengajukan pembiayaan kendaraan lewat aplikasi Byond by BSI secara mudah dan cepat tanpa perlu datang ke kantor cabang. Langkah ini adalah bagian dari upaya memperkuat kanal digital BSI sekaligus memberikan kemudahan layanan kepada masyarakat.

“Pada tahun ini kami terus optimalisasi transformasi dan inovasi produk yang terintegrasi dalam e-channel BSI agar masyarakat bisa mengakses layanan lebih dekat dan dari sisi perseroan juga menjadi cara efektif untuk efisiensi dan mendorong fee based income,” jelas Wisnu.

Selain itu, BSI juga tetap fokus pada pengembangan ekosistem keuangan halal yang melibatkan berbagai sektor, seperti perbankan, pembiayaan haji dan umrah, investasi emas, serta berbagai layanan syariah lainnya. Sinergi ini diharapkan bisa mendorong pertumbuhan bisnis yang sehat dan berkelanjutan.

Tantangan dan Prospek Fee Based Income BSI

Meski menghadapi tantangan ekonomi global dan domestik, BSI optimis bahwa pertumbuhan pendapatan berbasis komisi bisa terus berjalan positif. Kenaikan pendapatan ini dianggap sebagai salah satu kunci untuk memperkuat fundamental perusahaan dan menjaga kesinambungan bisnis di tengah kondisi yang dinamis.

Wisnu menegaskan bahwa fokus BSI tidak hanya pada pertumbuhan angka semata, tetapi juga pada keberlanjutan dan kualitas layanan yang dihadirkan. “Kami terus menggali potensi bisnis yang sehat dan mampu memberikan keuntungan secara berkelanjutan,” tambahnya.

Transformasi digital juga dinilai sangat penting untuk menopang kinerja BSI ke depan. Dengan memanfaatkan teknologi, BSI mampu memperluas layanan dengan biaya lebih efisien serta meningkatkan pengalaman nasabah. Hal ini tentu akan memberikan efek positif terhadap fee based income.

Secara keseluruhan, BSI telah menunjukkan langkah nyata dalam mengembangkan bisnis berbasis komisi yang merupakan salah satu sumber pendapatan penting selain dari margin pembiayaan. Pendapatan berbasis komisi ini mencakup pendapatan dari jasa layanan, biaya administrasi, komisi penjualan produk, hingga fee transaksi digital.

Keberhasilan BSI menggenjot fee based income di tengah tantangan ekonomi adalah gambaran bagaimana inovasi, digitalisasi, dan fokus pada ekosistem halal yang terintegrasi menjadi pilar utama bank syariah terbesar di Indonesia ini untuk terus tumbuh dan berkembang.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index