JAKARTA - Ledakan tren makanan pedas tengah mengguncang dunia kuliner, khususnya di kalangan generasi Z. Salah satu yang paling mencolok adalah fenomena mie jebew, mie dengan kuah cabai pekat yang kini jadi favorit di berbagai kota besar. Popularitasnya yang melejit dalam waktu singkat, terbukti dari tagar #MieJebew yang sudah menembus lebih dari lima juta tayangan di TikTok dalam dua bulan terakhir. Mie jebew, yang berarti “mengagetkan” dalam bahasa Sunda, menyajikan sensasi pedas luar biasa yang membuat lidah hingga bibir bergetar sebuah daya tarik utama yang sulit ditolak para pencinta kuliner pedas.
Dari Warung Kecil ke Panggung Kuliner Nasional
Mie jebew bukanlah produk dari industri besar, melainkan lahir dari eksperimen sederhana di warung mie Garut. Resep uniknya menyebar melalui platform memasak online seperti Cookpad dan segera diadaptasi oleh pedagang kaki lima di berbagai daerah. Dengan harga sangat terjangkau, berkisar Rp5.000–7.000 per porsi, mie ini jadi primadona di kalangan pelajar dan mahasiswa yang mencari pengalaman kuliner pedas tanpa harus merogoh kocek dalam-dalam.
Kelezatan mie jebew berakar dari bahan-bahan sederhana yang mudah didapat serta proses memasak yang cepat dan praktis. Hal ini membuatnya tidak hanya populer sebagai hidangan sehari-hari, tetapi juga peluang bisnis menjanjikan bagi UMKM kuliner yang ingin meraih keuntungan optimal.
Berikut resep dasar mie jebew yang bisa dicoba sendiri maupun dijadikan referensi usaha:
Mie keriting kering atau mie instan tanpa bumbu
Chili oil rumahan, cabai bubuk Korea atau cabai rawit giling
Bawang putih cincang, kecap asin, saus tiram, gula pasir, lada bubuk
Topping seperti telur rebus, pangsit goreng, sawi, dan bawang goreng
Cara memasaknya mudah: mie direbus hingga kenyal, tumis bumbu dengan chili oil, campur mie dan aduk hingga bumbu meresap, sajikan dengan topping favorit.
Peluang dan Tantangan Bisnis Mie Jebew
Salah satu keunggulan utama mie jebew adalah proses pembuatannya yang cepat—sekitar 10 menit saja—dan modal bahan baku yang relatif murah, membuat margin keuntungan cukup besar untuk para pedagang kecil. Itulah mengapa mie jebew jadi salah satu peluang usaha kuliner kaki lima paling menjanjikan di tahun 2025.
Namun, tidak semua bisa menikmati sensasi pedas ekstrem ini. Bagi yang memiliki masalah lambung atau kurang tahan pedas, mie jebew bisa menjadi tantangan. Selain itu, kandungan natrium dari mie instan dan bumbu pedas perlu diwaspadai apabila dikonsumsi secara rutin.
Di sisi lain, fenomena viral mie jebew di media sosial membuka peluang pengembangan bisnis lebih luas, seperti penjualan dalam bentuk frozen food yang bisa dikirim ke luar kota hingga strategi bundling dengan minuman penetral pedas atau camilan pendamping untuk menambah nilai jual.
Meski begitu, tren kuliner di media sosial cenderung cepat berganti. Setelah masa viral, risiko kejenuhan tinggi dan penurunan minat konsumen pun tak terhindarkan. Persaingan dengan jajanan pedas lain seperti mie nyemek, seblak, atau bakso mercon juga menuntut inovasi varian rasa dan kemasan yang menarik agar mie jebew tetap eksis dan bertahan lama.
Menurut Rani, penjual mie jebew di kawasan kampus Bandung, “Modalnya kecil, masaknya gampang, dan cepat balik modal. Tantangannya cuma satu: bikin pembeli penasaran terus. Kalau nggak kreatif, nanti mereka bosan.” Ungkapan ini menegaskan bahwa kreativitas dan inovasi menjadi kunci kesuksesan usaha mie jebew.
Fenomena mie jebew juga menjadi bukti nyata bagaimana kekuatan platform seperti TikTok mampu mengangkat hidangan sederhana menjadi tren nasional hanya dalam hitungan minggu. Dengan adanya video challenge makan mie jebew, pasar produk ini tidak hanya terbatas di sekitar warung, melainkan juga meluas hingga ke pelanggan dari berbagai daerah.
Bagi pelaku UMKM yang ingin menjajal bisnis kuliner kekinian, mie jebew bisa menjadi pilihan menarik dengan potensi pasar yang masih sangat besar. Namun, menjaga kualitas rasa, kebersihan, serta transparansi tentang tingkat kepedasan kepada konsumen menjadi aspek penting agar mie jebew tak sekadar menjadi tren sesaat, melainkan ikon street food yang langgeng dan dicintai generasi muda.