JAKARTA - Industri pinjaman online di Indonesia terus mengalami dinamika yang cukup signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Berbagai kemudahan akses pendanaan yang ditawarkan fintech peer to peer lending (P2P lending) membuatnya menjadi alternatif menarik bagi masyarakat dan pelaku usaha kecil menengah. Namun, di balik peluang tersebut, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) semakin memperketat pengawasan guna memastikan kelangsungan dan keamanan industri ini.
Hingga Juni 2025, jumlah perusahaan fintech lending yang beroperasi secara legal dan memiliki izin resmi dari OJK tersisa 96 entitas saja. Angka ini menunjukkan seleksi ketat yang diberlakukan oleh OJK untuk menjaga kualitas dan kredibilitas penyelenggara fintech pinjaman online.
Baru-baru ini, PT Ringan Teknologi Indonesia menjadi salah satu perusahaan yang izin usahanya dicabut. Keputusan ini berlaku efektif sejak 24 April 2025 dan tertuang dalam Keputusan Anggota Dewan Komisioner OJK Nomor KEP-17/D.06/2025. Pencabutan izin ini juga menandakan bahwa perusahaan tersebut sudah tidak boleh lagi menjalankan aktivitas apapun di bidang layanan pendanaan bersama berbasis teknologi informasi.
Kepala Departemen Perizinan Pemeriksaan Khusus dan Pengendalian Kualitas Pengawasan Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan LJK Lainnya, Edi Setijawan, menyatakan secara resmi pada 9 Mei 2025, “Dengan telah dicabutnya izin usaha dimaksud, perusahaan dilarang melakukan kegiatan usaha di bidang Layanan Pendanaan Bersama Berbasis Teknologi Informasi.”
Daftar Fintech Legal dan Keunggulannya
Meski ada sejumlah perusahaan yang kehilangan izin, fintech pinjaman online legal tetap beroperasi dengan regulasi ketat dan aman bagi masyarakat. Jumlah 96 perusahaan ini menandakan keberadaan fintech lending yang terus tumbuh, dengan dukungan penuh dari regulator.
Beberapa perusahaan fintech lending yang sudah terdaftar dan berizin resmi dari OJK, antara lain:
Danamas (https://p2p.danamas.co.id)
Amartha (https://amartha.com)
Dompet Kilat (https://www.dompetkilat.co.id)
Boost (https://myboost.co.id)
Modalku (https://modalku.co.id)
Kredit Pintar (http://kreditpintar.co.id)
Akseleran (https://www.akseleran.co.id)
PinjamanGO (https://www.pinjamango.co.id)
Mekar (https://mekar.id)
AdaKami (www.adakami.id)
Crowdo (https://crowdo.co.id)
Indodana (indodana.id)
JULO (www.julo.co.id)
Setiap platform menyediakan fitur dan layanan yang memudahkan pengguna untuk mengajukan pinjaman secara online dengan proses cepat, bunga kompetitif, dan tenor yang fleksibel. Perusahaan-perusahaan ini juga memiliki sistem pengelolaan risiko yang terstandarisasi serta kepatuhan terhadap aturan OJK yang ketat.
Mengapa Memilih Fintech Legal Itu Penting?
Industri pinjaman online memang sangat membantu masyarakat dan pelaku usaha dalam mengatasi kebutuhan dana mendadak maupun pengembangan bisnis. Namun, keberadaan fintech ilegal yang marak juga kerap menimbulkan masalah serius seperti bunga yang tidak wajar, penyalahgunaan data pribadi, hingga penagihan agresif.
Karena itulah, OJK sangat konsisten dalam melakukan monitoring dan evaluasi terhadap perusahaan fintech. Pencabutan izin terhadap perusahaan yang tidak memenuhi standar menjadi bagian dari upaya menjaga ekosistem fintech pinjaman online tetap sehat, aman, dan terpercaya.
Masyarakat yang hendak memanfaatkan layanan pinjaman online dianjurkan untuk selalu memeriksa status legalitas perusahaan melalui situs resmi OJK. Pastikan perusahaan tersebut memiliki izin dan tercantum dalam daftar fintech peer to peer lending yang sudah mendapat pengawasan.
Masa Depan Fintech Pinjaman Online di Indonesia
Dengan makin ketatnya regulasi dan pengawasan, industri fintech lending diproyeksikan akan lebih tertata dan memberikan manfaat lebih besar bagi masyarakat luas. Fintech legal yang berizin resmi OJK terus berinovasi dalam menghadirkan produk dan layanan yang sesuai kebutuhan masyarakat, terutama dalam segmen usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Selain itu, transformasi digital juga mempercepat akses keuangan dan inklusi keuangan yang selama ini menjadi fokus pemerintah. Dengan standar kepatuhan dan transparansi yang jelas, sektor fintech lending diharapkan dapat berkontribusi positif pada perekonomian nasional.
Hingga Juni 2025, jumlah fintech pinjaman online legal yang beroperasi di Indonesia berjumlah 96 perusahaan. OJK terus menegakkan regulasi dengan mencabut izin perusahaan yang tidak sesuai ketentuan, seperti PT Ringan Teknologi Indonesia. Langkah ini penting demi menjaga kepercayaan dan keamanan layanan fintech bagi masyarakat.
Bagi pengguna, memilih fintech pinjaman online yang terdaftar di OJK adalah hal krusial untuk menghindari risiko dan memastikan pelayanan yang transparan dan adil. Industri fintech lending yang sehat dan berkelanjutan akan menjadi pendorong utama dalam memperluas akses pembiayaan di era digital.