JAKARTA - Pelabuhan Ajibata di Danau Toba, Sumatera Utara, kini menjadi lokasi percontohan hadirnya vending machine berisi produk usaha mikro dan kecil (UMK). Inisiatif ini merupakan hasil kolaborasi PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo bersama PT ASDP Indonesia Ferry (Persero), sebagai bagian dari program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) BUMN yang memadukan teknologi digital dengan pemberdayaan ekonomi lokal.
Direktur SDM dan Umum Pelindo, Dwi Fatan Lilyana, menegaskan bahwa kehadiran vending machine ini merupakan salah satu langkah strategis memperkuat UMKM berbasis digital sekaligus meningkatkan pelayanan publik di kawasan pelabuhan. "Ini menjadi bagian dari program TJSL BUMN untuk memperkuat pemberdayaan ekonomi masyarakat lokal berbasis digital," ungkap Dwi.
Dwi menjelaskan, dalam Program Kolaborasi TJSL BUMN ini terdapat dua vending machine yang telah dipasang sebagai percontohan, yakni di Pelabuhan Ajibata, Danau Toba, dan Marina Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur. Kedua lokasi ini sengaja dipilih karena merupakan kawasan strategis pariwisata nasional yang ramai dikunjungi wisatawan, sehingga diharapkan menjadi akses pasar baru bagi produk UMKM binaan.
“Melalui vending machine, kami memadukan pelayanan publik modern di pelabuhan dengan dukungan konkret bagi pelaku usaha lokal,” tambahnya.
Transaksi Digital dan Data sebagai Kunci Pengembangan UMKM
Salah satu keunggulan dari vending machine yang disediakan BUMN ini adalah penggunaan sistem pembayaran digital QRIS. Dengan sistem ini, wisatawan dapat melakukan pembelian dengan mudah dan cepat tanpa kontak fisik, sesuai dengan tren transaksi modern yang praktis dan aman.
“Seluruh transaksi melalui mesin tersebut dilakukan dengan sistem pembayaran digital QRIS. Hal ini memudahkan wisatawan melakukan pembelian tanpa kontak fisik,” jelas Dwi.
Lebih dari sekadar penyediaan akses pasar, program ini juga menjadi medium pendampingan bagi UMKM dalam meningkatkan kualitas produk dan memperluas jangkauan pasar mereka. Dengan vending machine, produk-produk UMKM tidak hanya terpajang secara konvensional, tetapi bisa dipasarkan secara modern 24 jam nonstop.
Asisten Deputi Bidang TJSL Kementerian BUMN, Edi Eko Cahyono, menambahkan bahwa program ini bukan sekadar kegiatan simbolis. Melalui vending machine, data penjualan dan perilaku konsumen bisa terekam secara akurat. Informasi tersebut sangat berharga untuk menyusun strategi pembinaan UMKM ke depan agar lebih tepat sasaran dan berdampak nyata.
“Data ini akan kami jadikan dasar sebagai strategi pembinaan ke depan. Program ini harus punya dampak nyata,” kata Edi.
Sinergi Teknologi dan Pemberdayaan UMKM
Inovasi vending machine produk UMKM yang dihadirkan BUMN di kawasan wisata strategis seperti Danau Toba dan Labuan Bajo menjadi contoh bagaimana teknologi dapat dimanfaatkan untuk mendorong pengembangan ekonomi masyarakat lokal. Sinergi antara pelayanan publik modern dan pemberdayaan UMKM secara digital membuka peluang baru bagi para pelaku usaha kecil agar lebih mudah menjangkau pasar, khususnya segmen wisatawan.
Program ini juga menunjukkan komitmen BUMN dalam menjalankan tanggung jawab sosial secara konkret dan berkelanjutan, sekaligus memanfaatkan data sebagai alat evaluasi dan pengembangan bisnis UMKM. Dengan langkah ini, diharapkan UMKM di Indonesia bisa terus naik kelas dan berkontribusi lebih besar terhadap perekonomian nasional.