Perbankan

Perbankan Jadi Sorotan Utama Investor Jelang Keputusan Suku Bunga

Perbankan Jadi Sorotan Utama Investor Jelang Keputusan Suku Bunga
Perbankan Jadi Sorotan Utama Investor Jelang Keputusan Suku Bunga

JAKARTA - Dalam pekan-pekan mendatang, perhatian para pelaku pasar modal diprediksi akan bergeser dari ketegangan geopolitik menuju isu kebijakan suku bunga dan tarif yang dinilai lebih menentukan arah pergerakan pasar saham. Kondisi ini membuka ruang bagi sektor perbankan dan properti untuk kembali mencuri perhatian investor, menggantikan dominasi sektor komoditas yang sebelumnya menjadi primadona.

Menurut Retail Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT) Indri Liftiany Travelin Yunus, dinamika pasar modal baru-baru ini menunjukkan adanya pergeseran sentimen yang signifikan. Hal ini tercermin dari pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang selama sepekan terakhir cenderung bergerak stagnan hingga ditutup melemah tipis sebesar 0,14 persen di level 6.897, di tengah aksi jual asing yang mencapai Rp2,4 triliun di pasar reguler.

Dalam catatan Indri, selama pekan terakhir terdapat lima sektor yang berhasil mencatatkan penguatan, dengan sektor healthcare menjadi sektor yang paling menopang pergerakan IHSG dengan kenaikan sebesar 1,46 persen. Sementara itu, sektor energi justru mengalami tekanan signifikan dengan pelemahan terdalam sebesar 4,17 persen.

Sentimen global yang menjadi perhatian pasar antara lain adalah adanya gencatan senjata antara Iran dan Israel yang meredakan konflik di Timur Tengah. Hal ini berdampak langsung pada penurunan harga komoditas minyak dunia lebih dari 10 persen dalam sepekan. Indri menjelaskan, “Iran merupakan negara ketiga penghasil minyak terbesar di OPEC dan memiliki kontrol penuh atas Selat Hormuz, jalur penting perdagangan minyak dunia, termasuk pengiriman ke Eropa.”

Selain itu, komentar dari Vice Chair The Fed, Michelle Bowman, yang menyatakan bahwa “sudah waktunya mempertimbangkan penyesuaian suku bunga”, turut memengaruhi sentimen pasar. Ditambah lagi, Presiden Amerika Serikat Donald Trump mempertimbangkan penggantian Ketua The Fed Jerome Powell pada September atau Oktober 2025 karena dinilai gagal menurunkan suku bunga secara signifikan.

Melihat potensi pergerakan pasar dalam pekan ini (30 Juni-4 Juli 2025), Indri mengingatkan para pelaku pasar untuk mencermati sejumlah data penting dari global dan domestik. Dari sisi global, perhatian akan tertuju pada indeks NBS Manufacturing PMI China yang diprediksi turun sedikit ke level 49,5 serta indeks ISM Manufacturing PMI Amerika Serikat yang diperkirakan mengalami kenaikan terbatas. Selain itu, data Non Farm Payrolls AS diperkirakan melemah ke angka 129 ribu, dan Indeks S&P Global Composite PMI Final AS juga menjadi fokus pengamatan.

Di dalam negeri, sentimen dari indeks S&P Global Manufacturing PMI Indonesia diprediksi meningkat tipis ke level 48,5, neraca perdagangan Mei diperkirakan tumbuh, serta tingkat inflasi Juni yang diramal naik menjadi 2,4 persen.

Indri menegaskan, “Secara garis besar sentimen pekan lalu mulai dari gencatan senjata hingga prospek pemangkasan suku bunga yang lebih cepat dapat menjadi katalis positif bagi IHSG. Fokus pelaku pasar kini mulai bergeser dari ketegangan Timur Tengah menuju peluang pemangkasan suku bunga dan kebijakan tarif.”

Berikut adalah rekomendasi saham dan obligasi dari IPOT yang dapat menjadi pertimbangan investor:

-Buy CTRA (Harga Saat Ini: Rp955, Target Rp1.015)
CTRA menunjukkan konsolidasi yang kuat di level Rp955 dengan candlestick marubozu pada penutupan pekan lalu dan ditutup di atas garis EMA5. Sentimen pemangkasan suku bunga berpotensi positif bagi sektor properti, mendukung penguatan CTRA.

-Buy on Pullback ASSA (Harga Saat Ini: Rp735, Entry Rp705-Rp720, Target Rp780)
Kebijakan tarif yang akan berakhir mendorong kenaikan ekspor-impor, memberi dampak positif bagi ASSA. Potensi retrace ke Rp705 diikuti penguatan kembali ke Rp780 jika bertahan di atas Rp725.

-Buy AMMN (Harga Saat Ini: Rp8.525, Target Rp9.250)
AMMN terus menunjukkan penguatan konsisten dengan kenaikan volume transaksi. Stochastic oscillator mendukung potensi kenaikan lanjutan, didukung akumulasi asing sepanjang pekan lalu.

-Buy Obligasi FR0097 di IPOT Fund
Pelaku pasar cenderung mengalihkan aset ke instrumen obligasi, seiring kenaikan yield Indonesia Government Bonds 10Yr sebesar 0,83 persen pekan lalu. Kondisi ini berpeluang berlanjut mendukung obligasi sebagai aset alternatif.

Dengan perubahan sentimen yang tengah berlangsung, sektor perbankan dan properti dipandang sebagai sektor yang paling potensial menangkap momentum positif dalam waktu dekat, menandai fase baru di pasar saham Indonesia yang mulai menjauh dari volatilitas geopolitik dan lebih fokus pada kebijakan ekonomi makro.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index