UFC

Charles Oliveira Siap Rebut Sabuk UFC, Pecahkan Rekor Bonus

Charles Oliveira Siap Rebut Sabuk UFC, Pecahkan Rekor Bonus
Charles Oliveira Siap Rebut Sabuk UFC, Pecahkan Rekor Bonus

JAKARTA - Mantan juara kelas ringan UFC, Charles "Do Bronx" Oliveira, siap kembali menghentak dunia MMA saat menghadapi Ilia Topuria di laga utama UFC 317, yang akan digelar akhir pekan ini di T-Mobile Arena, Las Vegas. Tak hanya sekadar comeback, Oliveira hadir dengan tekad membara untuk merebut kembali gelar juara yang pernah digenggamnya, sekaligus memperpanjang rekornya sebagai pemilik bonus performa terbanyak sepanjang sejarah UFC.

Petarung asal Brasil berusia 35 tahun ini kini telah berubah dari seorang “kontender inkonsisten” menjadi legenda hidup UFC. Karier panjang yang penuh jatuh bangun membentuk dirinya menjadi sosok tangguh yang dikenal sebagai spesialis submission paling mematikan di Oktagon.

Perjalanan Awal: Dari Diragukan hingga Menjadi Juara
Charles Oliveira memulai debutnya di UFC pada tahun 2010. Meski menjanjikan di awal, ia sempat kesulitan mencatatkan hasil konsisten. Dari tujuh pertarungan pertamanya, Oliveira hanya meraih dua kemenangan, empat kekalahan, dan satu no contest. Ia juga kerap berpindah antara kelas bulu dan ringan, tanpa posisi yang benar-benar pasti.

Kekalahan dari petarung-petarung top seperti Jim Miller, Donald Cerrone, dan Cub Swanson membuat publik meragukan ketangguhannya. Bahkan, sempat muncul label bahwa Oliveira tak punya mental bertarung untuk laga-laga besar.

Namun, segalanya berubah pada tahun 2018. Saat itu, Oliveira mengalahkan Clay Guida lewat teknik submission di ronde pertama, sebuah kemenangan yang menjadi titik balik dalam kariernya. Sejak saat itu, Oliveira meraih 11 kemenangan beruntun, termasuk kemenangan spektakuler atas Michael Chandler pada tahun 2021 yang mengantarkannya menjadi juara dunia kelas ringan.

Rekor Bonus UFC: 20 Penghargaan Performa
Bukan hanya catatan kemenangan yang luar biasa, Charles Oliveira juga tercatat sebagai pemilik rekor bonus terbanyak dalam sejarah UFC. Total, ia telah mengoleksi 20 bonus performa, termasuk:

3 kali Knockout of the Night

4 kali Fight of the Night

13 kali Performance of the Night

Bonus ke-19 ia peroleh saat mengalahkan Beneil Dariush di UFC 289, melampaui rekor sebelumnya milik Donald Cerrone (18 bonus). Bonus ke-20 datang dari kemenangan atas Chandler di UFC 309 pada November lalu.

Tak tanggung-tanggung, dari bonus saja, Oliveira telah meraup lebih dari USD 1 juta atau sekitar Rp16 miliar, menjadikannya salah satu petarung paling menguntungkan dalam sejarah UFC dari sisi performa di dalam oktagon.

Kehilangan Sabuk dan Tekad untuk Kembali
Setelah menjadi juara dunia, nasib Oliveira sempat berbalik. Ia kehilangan sabuk juara bukan karena kalah, melainkan karena kelebihan berat badan 0,5 pound menjelang pertarungan di UFC 274 melawan Justin Gaethje. Meski demikian, ia tetap memenangkan pertarungan lewat rear naked choke di ronde pertama.

Kemenangan itu membawanya kembali ke laga perebutan sabuk melawan murid langsung dari Khabib Nurmagomedov, yaitu Islam Makhachev. Namun, di laga penuh tekanan itu, Oliveira kalah di ronde kedua lewat arm triangle choke, dan sabuk pun benar-benar berpindah tangan.

Usai kekalahan dari Makhachev, Oliveira kembali ke jalur kemenangan dengan mengalahkan Dariush, sebelum kalah tipis lewat split decision dari Arman Tsarukyan di UFC 300. Tapi ia bangkit kembali di UFC 309 dan kini berdiri lagi di ambang pertarungan perebutan gelar.

Duel Lawan Ilia Topuria: Fokus pada Diri Sendiri
Di UFC 317, Oliveira akan menghadapi Ilia Topuria, mantan juara kelas bulu yang naik ke kelas ringan. Pertarungan ini bukan hanya tentang gelar, tetapi juga soal mempertahankan warisan dan membuktikan bahwa Oliveira belum habis.

Mengomentari gaya bertarung Topuria, Oliveira menegaskan bahwa fokusnya bukan pada lawan, melainkan pada kekuatan dan kemampuan yang ia miliki sendiri.

“Pada kenyataannya, saya tidak terlalu fokus pada apa yang telah [Topuria] lakukan, tetapi lebih pada apa yang bisa kami dapatkan dan ambil,” kata Oliveira.

“Tim saya akan memetakan Topuria sehingga kami dapat melihat permainan mana yang dapat kami mainkan, tetapi seluruh perhatian, pada kenyataannya, adalah apa yang dapat saya bawa ke dalam [pertarungan],” lanjutnya.

“Kami lebih dari siap untuk pertarungan ini. [Topuria] adalah lawan yang tangguh, tetapi saya tahu kekuatan yang saya miliki. Saya akan mengerahkan segenap kemampuan, saya punya janji yang harus dipenuhi dan saya akan mendapatkan sabuk ini.”

Misi Mengukuhkan Warisan di UFC
Oliveira tidak lagi sekadar bertarung demi gelar atau bonus. Ia berada dalam misi mengukuhkan warisan sebagai salah satu petarung terbaik dalam sejarah UFC, terutama di divisi kelas ringan yang dikenal sangat kompetitif.

Dengan rekor MMA profesional 35 kemenangan, 10 kekalahan, dan 1 no contest, serta rekor submission terbanyak dalam sejarah UFC, Oliveira telah mencetak sejarah. Namun, ia belum puas.

“Saya tidak pernah takut pada siapa pun. Saya telah bertarung melawan yang terbaik dan saya masih di sini,” tegas Oliveira dalam wawancara prapertarungan.

Pertarungan melawan Topuria menjadi kesempatan emas bagi Oliveira untuk menambah satu bab lagi dalam kisah kepahlawanannya di UFC, terutama jika ia berhasil merebut kembali sabuk juara yang pernah hilang dari tangannya.
Charles Oliveira bukan hanya petarung biasa—ia adalah lambang ketangguhan, dedikasi, dan semangat pantang menyerah. Dari awal karier yang penuh keraguan, hingga memecahkan rekor demi rekor dan kini kembali mengejar sabuk juara, kisahnya adalah inspirasi bagi dunia MMA.

Laga kontra Ilia Topuria di UFC 317 menjadi titik krusial dalam kariernya. Apakah Do Bronx akan kembali berjaya di puncak? Dunia akan menyaksikannya akhir pekan ini di Las Vegas.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index