JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang kembali melemah pada perdagangan Kamis, 19 Juni 2025. Sentimen negatif yang masih menghantui pasar membuat para pelaku pasar disarankan untuk cermat dalam memilih saham agar terhindar dari risiko kerugian lebih dalam.
Menurut analis pasar modal, tekanan jual yang terjadi sejak awal pekan ini dipicu oleh berbagai faktor eksternal dan internal yang mempengaruhi optimisme investor. "Kondisi pasar saat ini masih rentan dengan berbagai sentimen negatif, baik dari dalam negeri maupun global," kata Rizky Pratama, analis dari PT Mandiri Sekuritas.
Faktor Penyebab Tekanan IHSG
Beberapa faktor yang menekan IHSG antara lain ketidakpastian kondisi ekonomi global akibat kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed), serta volatilitas harga komoditas yang berpengaruh pada saham-saham sektor pertambangan dan energi. Selain itu, perlambatan ekonomi di beberapa negara mitra dagang Indonesia turut memberikan sentimen negatif.
"Dinamika pasar keuangan global yang fluktuatif membuat investor lebih berhati-hati dalam mengambil posisi di pasar saham," jelas Rizky.
Di dalam negeri, isu-isu politik dan kebijakan pemerintah juga menjadi faktor yang perlu diperhatikan oleh pelaku pasar. Sentimen negatif tersebut menyebabkan aliran dana asing yang masuk ke pasar saham menurun, sehingga tekanan jual terus berlanjut.
Rekomendasi Saham untuk Kamis, 19 Juni 2025
Dalam menghadapi potensi pelemahan IHSG, para analis menyarankan investor untuk memperhatikan saham-saham dengan fundamental kuat dan prospek bisnis positif. Berikut beberapa saham rekomendasi yang layak dicermati:
Sektor konsumer: Mengingat permintaan barang konsumsi yang stabil, saham sektor ini dinilai lebih tahan banting di tengah gejolak pasar.
Sektor perbankan dengan likuiditas tinggi: Bank-bank besar dengan manajemen risiko yang baik dan posisi likuiditas kuat tetap menjadi pilihan aman.
Sektor infrastruktur dan konstruksi: Proyek-proyek pemerintah yang masih berjalan memberikan dukungan terhadap kinerja sektor ini.
Rizky menambahkan, “Investor disarankan untuk melakukan seleksi saham dengan memperhatikan laporan keuangan terbaru dan tren harga saham dalam beberapa minggu terakhir. Diversifikasi portofolio juga penting untuk mengurangi risiko.”
Tips Menghadapi Pasar Volatil
Analis senior dari Mirae Asset Sekuritas, Dian Kartika, menyampaikan bahwa volatilitas pasar yang tinggi menuntut investor lebih berhati-hati. “Jangan mudah tergoda melakukan transaksi besar tanpa analisis matang. Gunakan momentum koreksi pasar untuk melakukan pembelian bertahap di saham unggulan,” ujarnya.
Dian juga mengingatkan pentingnya penggunaan stop loss untuk membatasi potensi kerugian. “Manajemen risiko adalah kunci utama dalam menghadapi pasar yang tidak pasti seperti saat ini,” tambah Dian.
Proyeksi IHSG Jangka Menengah
Meski IHSG berpotensi melemah dalam jangka pendek, beberapa analis optimis indeks bisa kembali menguat jika kondisi ekonomi global membaik dan kebijakan stimulus pemerintah berjalan efektif.
"Kami melihat ada peluang rebound IHSG setelah melewati fase koreksi ini, terutama jika sentimen global mulai positif kembali," ujar Rizky Pratama.